Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.34 Pertunangan Deva dan Ditya
Sejak pertemuan tersebut, Zayn pun tak pernah membahas apapun. Dirinya harus bisa menghargai Melody sebagai istrinya dan menganggap Ditya adalah calon kakak iparnya.
Meski fakta itu cukup menyakitinya di masa lalu, tapi kini Zayn sudah menyadarinya dan bangkit dari keterpurukan. Terlebih ada Melody yg mengisi hari-harinya di rumah.
Sementara Melody, setelah mengetahui seperti apa keluarga suaminya tentu takkan tampil biasa saja. Begitu juga saran dari Zayn karena ibu tirinya begitu suka mengkritik orang yg tak mereka sukai.
Melody pun pergi ke toko pakaian yg disarankan oleh Zayn agar ibu tirinya tak mempermalukan mereka. Tentunya Melody datang dengan sopir yg disediakan oleh suaminya. Melody pun memilih pakaian yg nyaman dipakai dan tak terlalu mencolok. Asalkan pakaiannya cocok dengan yg akan dikenakan oleh Zayn.
Melody memilih warna netral yg akan cocok dengan warna apa saja. Lalu Melody mencari tas yg cocok untuknya menghadiri pesta pertunangan tersebut. Dirinya tak ingin suaminya dipermalukan apalagi dihina miskin oleh keluarganya. Untuk itulah Melody memakai apapun yg cocok untuk acara resmi. Setelah memadu padankan pakaian, tas dan sepatu, Melody pun membayar semuanya.
Lalu disampingnya, tepatnya di kasir kedua toko tersebut, terlihat ada Melisa yg juga datang ke toko tersebut. Rasanya Melody selalu gerah karena kemana pun selalu bertemu Melisa.
"Oh kakakku sekarang sudah jadi nyonya besar ya.." ucap Melisa.
"Ya adikku, kenapa? Bukankah kau juga sudah jadi nyonya?" balas Melody.
"Kau hebat juga merayunya.." ucap Melisa.
"Itu yg dinamakan rezeki tak pernah tertukar, meski kalian mengambil semua hartaku aku tetap tidak jatuh miskin." balas Melody telak.
"Cih kau sombong sekali.. Kak kau itu kelewatan sekali sudah memenjarakan aku dan ibu, bahkan kau juga tak mengundang kami saat kau menikah.." ucap Melisa mulai berdrama mengundang simpati sekitar.
"Itu memang pantas untuk orang yg suka memfitnah sembarangan tanpa bukti, lagipula kalian sudah mengusirku kan dari rumah setelah menguasai semua hartaku??" balas Melody.
Orang-orang pun kian ramai memerhatikan keduanya. Mereka bingung siapa yg benar dari keduanya. Dan nampak Melisa memang yg mencari gara-gara sejak awal.
"Ada apa ini?" tanya satpam.
"Ini pak, dia memfitnahku." ucap Melisa.
"Bukan pak, nona ini duluan yg menyerang nyonya Melody.." ucap kasir disana yg menjadi saksi.
"Anda dengar sendiri kan pak, saya hanya membela diri." ucap Melody.
"Nona, tolong selesaikan pembayaran dan pergi dari sini.. Jangan membuat keributan." ucap satpam tersebut.
"Baik.. Huh dasar kalian ini." ucap Melisa malu.
Melisa pun pergi meninggalkan tempat tersebut setelah dipermalukan. Ditambah lagi kesaksian dari kasir tersebut yg menurutnya sangat menyebalkan.
"Terimakasih mbak, maaf ya suasananya jadi kurang kondusif." ucap Melody.
"Iya tentu nyonya, anda adalah customer VVIP kami yg harus kami hormati." ucap kasir tersebut.
"Customer VVIP, sejak kapan?" tanya Melody bingung.
"Tuan Zayn sudah melakukan reservasi dan meminta kami melayani anda."
"Oh begitu, suamiku memang sangat manis. Terimakasih ya pelayanan kalian sangat baik." ucap Melody.
Melody pun pulang ke rumah setelah mendapatkan apa yg dia mau. Lalu Melody juga sudah mengatur perias untuk datang ke rumah merias dirinya sebelum pergi ke acara pertunangan tersebut. Maklum Melody memang tak pandai berdandan karena lebih suka tampil natural.
Apalagi saat ini Melody lebih banyak bekerja dari rumah. Dulu saat Melody masih bekerja untuk ayahnya, dirinya selalu berdandan apa adanya yg simple. Sedangkan saat ini reputasi suaminya dipertaruhkan hingga tak mungkin Melody tampil apa adanya.
"Semuanya sudah beres.. Aku lelah sekali.." gumamnya.
Melody pun malah tertidur karena lelah berbelanja dan menghadapi Melisa.
...
Sementara Melisa dirinya kesal setengah mati karena tindakan kasir tadi yg mempermalukannya. Melisa bahkan berniat membuat kasir tersebut dipecat dari pekerjaannya.
"Ada apa sayang, kenapa wajahmu ditekuk..?" tanya Andrew.
"Tadi aku bertemu Melody, dia sudah berlagak bak nyonya besar." ucap Melisa.
"Bukankah kita juga sudah cukup kaya dan kau terlihat seperti nyonya.?" tanya Andrew.
"Ya.. Tapi bukan itu yg membuatku kesal."
"Lalu apa sayang?"
"Tadi kami sedikit berdebat dan aku berakhir diusir oleh satpam dengan seorang kasir yg membantu Melody." ucap Melisa.
"Jadi benar ya Melody sudah menikah lagi??" balas Andrew.
"Sayang.. Bukan itu masalahnya.. Kita harus membuat kasir itu dipecat..!" ucap Melisa.
"Masalahnya toko tersebut bukan milik kita. Sudahlah lupakan saja, lebih baik kita memulai rencana kita." ucap Andrew.
"Baiklah.. Besok malam acara pertunangan putra tuan James, kita harus hadir." ucap Melisa.
"Ya.. kita urus Melody nanti.. Kita hadiri dulu acara petinggi perusahaan besar. Kau tahu kan kita harus memperoleh simpati agar terus bisa bekerjasama?" ucap Andrew.
"Iya aku mengerti." ucap Melisa.
"Bagus, lalu ada kabar dari Rara katanya kesehatannya kurang baik, kita harus menjenguknya." ucap Andrew.
"Iya, hidupnya pasti berat dan ini gara-gara Melody.." ucap Melisa.
"Ya.. Kita harus membalas dendam padanya." ucap Andrew.
.........
Acara pertunangan pun akan diadakan malam ini. Dan dari sore hari Melody sudah bersama makeup artis yg meriasnya dan menata rambutnya. Melody pun cukup lama dirias hingga Zayn pulang kantor pun Melody belum juga selesai.
Zayn pun menunggunya dengan sabar karena memang begitulah wanita. Dan dahulu bahkan Ditya lebih parah dari ini.
Setelah selesai dirias dan ditata rambutnya, Melody pun siap untuk pergi ke acara pertunangan tersebut. Dirinya menghampiri Zayn dan tersenyum sembari berharap takkan mempermalukannya.
"Bagaimana? Apa aku aneh? Seperti badut?" tanya Melody.
Zayn pun terdiam karena Melody terlihat sangat cantik dan cocok dengan gaun yg ia kenakan.
"Zayn..!" panggil Melody.
"Eh.. Iya.. Tidak kok bagus." ucap Zayn.
"Aku tidak percaya dengan reaksimu." ucap Melody lalu mengambil cermin di tasnya.
Melody pun bercermin lagi dan merasa baik-baik saja dengan wajahnya tapi kenapa suaminya reaksinya begitu??
"Kau cantik.. Sekarang kita berangkat." ucap Zayn.
"Cantik?" ucapnya.
"Iya.. Sudah ayo berangkat." ucap Zayn menarik tangannya.
"Aku tidak kampungan dan norak kan? Maksudku aku tidak akan mempermalukanmu kan?" tanya Melody.
"Tidak, sudah ayo berangkat." ucap Zayn.
Zayn pun menyadari kalau Melody melakukan ini demi dirinya. Melody sedang menjaga harga diri Zayn di hadapan keluarganya. Jika Melody tampil biasa saja pastilah Zayn akan disebut suami pelit dan miskin. Tapi jika berlebihan pasti Melody yg akan disebut norak.
Dan faktanya Melody tampil sempurna malam ini. Dengan pakaian yg tertutup dan nyaman di pakai olehnya. Melody juga tak memakai heels tinggi tapi tetap terlihat elegant karena pegawai toko yg memberinya banyak rekomendasi.
Melody pun terlihat gugup di dalam mobil dan Zayn berusaha menenangkannya dengan memegang tangannya.
"Sudah, kau sudah berusaha.." ucap Zayn.
"Maaf aku tak terbiasa dengan pesta dan semacamnya, aku juga tak suka tampil feminim. Jadi aku gugup saat ini." ucap Melody.
"Kau akan baik-baik saja, aku ada disini dan akan selalu bersamamu di pesta nanti." ucap Zayn.
"Terimakasih Zayn.." ucap Melody.
Zayn pun tersenyum, terlebih melihat usaha Melody menjaga harga dirinya. Usaha yg sangat maksimal tapi tidak tampak berlebihan.
Hingga tibalah mereka disana dan pasangan suami istri tersebut memasuki ruangan acara. Acara yg diadakan di hotel berbintang itupun sangat meriah dan mewah. Semua orang juga terlihat dari kalangan atas dan sosialita.
Melody pun menjadi tak percaya diri melihat para wanita sosialita berdandan maksimal. Dan Zayn terus memegang tangannya lalu membawanya bertemu keluarganya.
"Kau cantik, jangan pikirkan ucapan orang lain." ucap Zayn.
Dan ini adalah pertama kalinya setelah menikah Melody berdandan dan melepas kacamata yg selama ini melekat di wajahnya. Wajahnya terlihat lebih baik tanpa kacamatanya. Dan Melody harus terbiasa memakai lensa jika menghadiri acara seperti ini.
Bahkan keluarga Zayn pun terkejut melihat perubahan Melody. Kedua ibu tiri Zayn pun kini tak bisa mengomentari dan mengkritik Melody lagi.
Deva pun merasa tak mengenali Melody yg tanpa kacamata tersebut. Sementara Ditya dirinya kesal karena wanita yg ia kira culun itu ternyata bisa disulap menjadi cantik oleh Zayn.
"Selamat kak.." ucap Zayn.
"Terimakasih adikku.. Apa itu istrimu?" tanya Deva.
"Iya benar, bukankah sudah jelas.?" balas Zayn.
"Ternyata adik iparku tampak begitu berbeda tanpa kacamatanya." ucap Deva.
"Terimakasih kakak ipar, aku sedang belajar menggunakan lensa saat menghadiri acara resmi begini." ucap Melody.
"Itu bagus.. Artinya Zayn memperhatikanmu." ucap Deva.
Sementara Ditya meremas pakaiannya melihat perhatian Zayn pada Melody dengan mendandaninya hingga tampil cantik. Belum lagi Zayn selalu menggenggam tangannya.
"Selamat kakak ipar, aku sudah menerimamu sebagai keluarga." ucap Zayn pada Ditya.
"I-iya tentu." ucap Ditya.
"Kakak ipar selamat ya." ucap Melody.
"Iya kuharap kau bisa hadir pada pesta pernikahan kami." ucap Ditya.
"Tentu kakak ipar." ucap Melody.
"Kau yakin?? Dengan perutmu yg sudah membesar?" tanya Ditya.
Seketika tangan Deva pun menyenggol Ditya sebagai tanda untuk meredam emosinya di tengah acara pernikahan mereka. Semua agar imej mereka tak dipandang buruk.
"Ma-maksudku, semoga kau selalu sehat dan bisa hadir nanti adik ipar." ucap Ditya.
"Tentu." balas Melody tersenyum.