Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Setelah pembicaraan mereka di lorong sofia akhirnya pamit pada alistair dengan senyuman penuh makna dia menyelipkan kata-kata terakhir "hanya orang bodoh yang melewatkan kesempatan menjalin hubungan baik dengan keluarga Magnusson dan aku tidak akan jadi salah satunya" sofia menyadari keuntungan besar yang bisa dia dapatkan dari hubungan baik dengan alistair demi sahabatnya elara alistair tersenyum tipis mengangguk dengan tenang "aku akan mengingat kebaikanmu nona sofia".
Sofia tersenyum penuh rasa bangga "tidak perlu terima kasih padaku cukup cintai dan perlakukan elara dengan baik dan aku sudah sangat berterima kasih".
Alistair mengangguk mantap "pasti aku tidak akan menyakiti wanitaku".
Setelah itu alistair mengantar sofia pergi, lalu kembali masuk ke ruang rawat istrinya di dalam elara sedang duduk bersandar di tempat tidur yang mewah sangat mirip dengan tempat tidur di rumah alistair memang sengaja memastikan bahwa elara mendapat kenyamanan maksimal selama perawatannya.
"Bagaimana tanganmu?" tanya Alistair sambil mendekat matanya penuh perhatian.
"Sudah tidak sakit apa aku boleh pulang?" jawab elara yang merasa luka di tangannya sudah tak begitu parah.
Alistair menatapnya lembut. "Tetaplah di rumah sakit untuk malam ini aku tidak ingin ada hal buruk terjadi".
Elara menghela napas merasa Alistair mungkin sedikit berlebihan sebagai seorang dokter dia tahu kondisinya cukup baik untuk pulang namun alistair bersikukuh dan perhatian kecilnya ini mulai membuat elara merasakan sesuatu yang berbeda.
"Kenapa kau tidak nyaman di sini?" tanya Alistair sedikit khawatir "jika kau merasa tidak nyaman aku bisa mencari rumah sakit lain".
Elara terdiam sejenak "aku... aku hanya merasa tidak enak hati saat kau harus membayar begitu mahal untuk ruangan ini" ucapnya jujur "apalagi ini ruangan VVIP pasti mahal sekali".
Kata-kata Elara membuat Alistair tersenyum lembut dia merasa lega dan semakin yakin bahwa elara adalah sosok yang tulus, jauh dari serakah "aku bisa mencari uang lagi elara uang hanyalah benda tapi kesehatan dan keselamatanmu jauh lebih berharga".
Perkataan alistair yang begitu mudah menyamakan uang dengan hal sepele membuat elara sedikit tertegun terlintas kembali dalam benaknya kata-kata sofia tentang perasaan alistair padanya kini elara mulai menyadari bahwa setiap kali alistair memperlakukannya dengan perhatian jantungnya berdetak lebih cepat.
Alistair lalu duduk di sampingnya menarik selimut hingga pinggang elara, memastikan dia merasa hangat melihat perhatian kecil dari alistair elara merasa tidak nyaman tapi bukan karena risih lebih karena dia mulai tersentuh.
"Apa kau lapar?" tanya alistair tiba-tiba.
Elara hendak menjawab, tapi perutnya yang lebih dulu berbunyi membuat wajahnya memerah malu alistair hanya tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Elara.
"Aku sudah memesan makan siang kau bisa menunggu, atau aku bisa minta perawat membawa makanan ringan". ucapnya lembut.
"Tidak perlu.." jawab elara cepat pipinya makin merah "aku bisa menunggu"
Pipi Elara yang merah itu membuat alistair merasa gemas dia tidak tahan untuk mencubit kedua pipi lembut istrinya jemarinya yang panjang dan dingin menyentuh wajah elara dengan lembut saat itu elara merasa seolah waktu berhenti sejenak perasaan ini jauh berbeda dari masa lalunya dengan adrian tanpa sadar dia melontarkan pertanyaan "kenapa kau memperlakukanku seperti ini?"
Alistair menatapnya dalam, bibirnya tersenyum lembut "karena kau istriku apa kau keberatan?".
Elara menggelengkan kepala tapi matanya masih bingung "Hanya saja... kita memiliki surat perjanjian rasanya aneh jika kau bersikap begitu baik seolah-olah... kau benar-benar mencintaiku".
Alistair hanya tersenyum, mengabaikan keraguannya "apa kau keberatan?".
"Tidak.." jawab Elara pelan menundukkan wajahnya "hanya saja... aku merasa aku tidak pantas mendapatkannya".
Mendengar ucapan elara alistair mengangkat jari telunjuknya meletakkannya di bibir elara menghentikannya berbicara "jika kau tidak keberatan maka aku tidak akan menghentikan ini kau pantas mendapatkan perhatian dan kasih sayang elara kau adalah wanita paling layak di dunia bagiku".
Elara menatapnya dengan mata lebar masih bingung tapi sedikit senang "kau... kau sungguh-sungguh?".
Alistair tersenyum, lalu berkata lembut "mari kita hapus surat perjanjian itu aku ingin kau menjadi istriku... dalam konteks yang sebenarnya".
Elara terkejut panik seketika dalam hatinya dia merasa ketakutan akan perubahan besar ini jika surat perjanjian dihapus dia khawatir tuntutan dari Alistair akan semakin besar termasuk tuntutan untuk memiliki seorang penerus.
"Kenapa harus menghapusnya?" tanya elara dengan polos.
Alistair tertawa kecil merasa gemas dengan kepolosannya "kita akan hapus ketika kau benar-benar siap elara saat kau siap menjadi nyonya alistair bukan sekadar Nyonya Magnusson".
Elara menggembungkan pipinya merasa bingung tapi malu alistair gemas dengan ekspresinya mendekat lalu memberikan kecupan ringan di pipinya elara terkejut bibirnya terkatup rapat sementara pipinya semakin merah.
"Kau...!" elara hampir tidak bisa berkata-kata.
Alistair menatapnya penuh kasih sayang "aku jatuh cinta padamu elara surat itu tidak penting lagi bagiku maaf karena dulu aku memberikan perjanjian yang mengerikan itu padamu sekarang, biarkan aku menunjukkan bahwa aku berbeda dari mereka yang menyakitimu aku berjanji hanya kau yang akan menjadi istriku".
Elara terdiam hatinya mulai bergejolak setelah mendengar pernyataan cinta dari Alistair dalam benaknya dia masih belum yakin sepenuhnya tapi ada sedikit kelegaan yang mulai tumbuh mungkinkah kali ini dia bisa benar-benar merasa aman dan dicintai?
"Ini terlalu cepat" gumam elara pelan.
Alistair mengangguk, tak tergesa-gesa "aku tidak keberatan menunggumu, elara kau tidak perlu memaksakan diri percayalah padaku biarkan aku yang membuktikan bahwa aku bisa menjadi suami terbaik untukmu".
Elara terdiam perasaan asing ini kian kuat di hatinya "entah kenapa... setelah mendengar pernyataanmu jantungku tidak nyaman".
Alistair tersenyum "itu tandanya kau bersedia menerimaku".
"Benarkah?" tanya elara polos.
Alistair mengangguk "iya.. itu tandanya kau ingin mencoba elara tidak akan sakit percayalah cintaku berbeda dari cinta keluargamu".
Elara hanya bisa mengangguk perlahan merasa tenang mendengar janjinya yang sederhana tapi terasa tulus alistair tak menjanjikan kehidupan sempurna atau selalu penuh senyuman tapi janjinya terdengar begitu nyata elara akhirnya tersenyum kecil.
"Baiklah.. "jawabnya pelan "aku akan mengingat setiap janji yang kau ucapkan".
Alistair menatapnya dengan penuh cinta "aku pasti akan menepatinya sayang".
Di balik rasa malu dan kebingungan elara mulai merasa bahwa kali ini mungkin cintanya tidak bertepuk sebelah tangan mungkin saja alistair memang seseorang yang ditakdirkan untuknya.