Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Setelah mendengar hinaan dari arabella kemarahan yang selama ini dipendam Elara akhirnya mencapai puncaknya.
Semua rasa sakit, pengkhianatan, dan penghinaan yang dia terima dari keluarga Estelle terutama dari Arabella terasa seperti beban yang ingin ia lepaskan.
Tanpa ragu elara melayangkan pukulan keras ke wajah Arabella membuat wanita itu terperangah tak percaya.
Arabella terjatuh namun Elara tidak berhenti dengan tangan yang mulai panas dia memukul wajah kakaknya berulang kali mengeluarkan semua rasa sakit yang selama ini dia simpan rapat-rapat.
Daniel dan beberapa anak buahnya yang menyaksikan adegan itu dari jauh hanya bisa terdiam namun di dalam hati mereka mereka mendukung tindakan Nyonya mereka.
Selama ini mereka tahu Elara sebagai sosok yang tenang dan terkendali tapi hari ini mereka melihat sisi lain darinya sisi yang berani dan penuh determinasi yang memperlihatkan kekuatan yang pantas sebagai istri dari alistair magnusson.
Setelah merasa cukup melampiaskan kemarahannya dengan tangan elara mengganti serangan dengan kakinya dia menendang dan menekan beberapa titik vital di tubuh Arabella membuatnya merintih kesakitan di atas salju.
Jeritan Arabella menggema di udara dingin namun tak ada orang lain yang bisa mendengar karena Elara sengaja memilih tempat yang terpencil.
Setiap pukulan dan tendangan yang dia layangkan adalah balasan atas luka fisik dan mental yang pernah Arabella berikan di masa lalu.
"Tenang saja... " ucap Elara dengan suara dingin saat ia berjongkok di samping Arabella yang mulai ketakutan "kau tidak akan mati… setidaknya belum Bagaimanapun hutang-hutangmu pada hidupku belum terbayar ini bahkan belum setengah nya dari yang kau dan keluargamu lakukan padaku"
Arabella yang biasanya penuh percaya diri dan angkuh kini tampak begitu ketakutan.
Untuk pertama kalinya, ia melihat sosok Elara yang tak ia kenali sosok Elara yang dingin, kejam, dan tak segan memberi balasan.
Kepribadian yang muncul di hadapannya sekarang lebih menakutkan daripada tokoh antagonis dalam drama yang sering ia tonton.
Elara menyeringai tipis "dan terima kasih atas informasinya tadi arabell.. Mulai sekarang, aku tidak akan merasa segan lagi untuk membalas dendam kau memberiku izin untuk melakukannya."
Arabella hanya bisa terdiam wajahnya semakin pucat. Kini ia mulai menyesali kata-kata yang baru saja ia ucapkan tanpa berpikir panjang tapi sudah terlambat penyiksaan yang selama ini ia lakukan terhadap Elara kini kembali menghantam dirinya dengan lebih brutal.
Elara menatap Arabella yang tergeletak tak berdaya di atas salju, lalu berdiri dan membalikkan badan, seolah Arabella hanya sekadar debu yang tak berarti "ayo pergi..." perintahnya pada Daniel dan anak buahnya "biarkan alam yang menentukan pantas atau tidaknya dia bertahan hidup"
Dengan langkah tegas elara meninggalkan kakak tirinya yang tergeletak lemah di atas salju dingin daniel dan anak buahnya mengikuti semakin mengagumi kepribadian dingin dan penuh kekuatan dari Nyonya mereka.
Dalam hati, mereka semakin yakin bahwa Elara memang pantas menjadi istri dari Alistair Magnusson, pria kejam yang mereka layani selama ini elara menunjukkan bahwa dirinya bisa tegas dan penuh tekad dalam mengambil tindakan bahkan saat itu berarti melawan keluarganya sendiri.
Setelah kembali ke rumah, suasana hati Elara masih gelap tanpa menanggapi ucapan para pelayan yang menyambutnya ia langsung menuju kamarnya dengan wajah murung.
Para pelayan yang melihat hanya bisa menunduk dengan hormat, memahami bahwa Nyonya mereka sedang dalam suasana hati yang buruk.
Mereka pun tidak berani memperburuk suasana dengan bertanya lebih lanjut.
Di dalam kamar elara duduk diam, membiarkan dirinya merenung meskipun dia merasa lega telah melampiaskan kemarahannya ada perasaan kosong yang tertinggal kenyataan bahwa dia bukan bagian dari keluarga Estelle bahwa selama ini ia diperlakukan hanya sebagai pelayan untuk keuntungan keluarga itu menyesakkan hatinya.
Namun, elara tahu bahwa dirinya sudah berubah dia kini memiliki kekuatan untuk membalas semua ketidakadilan yang pernah dia terima.
*
*
Alistair pulang ke rumah pada sore hari setelah menginap di kantor merasa lelah namun siap untuk bertemu istrinya elara.
Namun, saat tiba di rumah ia mendapati suasana tidak biasa seorang pelayan mendekatinya dan melaporkan bahwa sejak malam sebelumnya, Elara tidak keluar dari kamarnya.
Setiap kali mereka mengetuk pintu tidak ada jawaban hanya terdengar suara-suara aneh dari dalam kamar.
Alistair merasakan firasat buruk semenjak perjalanan ke gunung bersama beberapa orang kepercayaannya, Elara memang terlihat murung.
Ditambah lagi alistair harus menginap di kantor karena pekerjaan menumpuk dan baru pulang sekitar pukul 4 sore keesokan harinya.
Tanpa menunda dia memanggil kepala pelayan untuk menanyakan apa yang terjadi selama ia tidak ada.
"Kami tidak tahu tuan hanya saja nyonya tampak sangat pendiam setelah kami kembali dari gunung" jelas kepala pelayan.
Alistair mengangguk lalu memerintahkan "minta daniel datang ke ruang kerjaku sekarang"
"Baik tuan" jawab kepala pelayan segera bergegas mencari daniel salah satu orang kepercayaan Alistair.
Alistair memutuskan untuk membujuk Elara lebih dulu sebelum berbicara dengan daniel dia menuju kamar istrinya dan mengetuk pintu beberapa kali namun tetap tidak ada jawaban.
Merasa khawatir, Alistair mengambil kunci cadangan dari kamar dan membuka pintu.
Saat pintu terbuka dia terpana melihat kondisi kamar yang berantakan.
Barang-barang berserakan seperti habis terjadi keributan besar pecahan kaca menghiasi lantai dan di sudut kamar elara duduk dengan tatapan kosong, wajahnya pucat, tubuhnya terlihat lemah, dan ada luka-luka kecil di kulitnya.
Melihat istrinya dalam kondisi seperti ini Alistair segera memanggil Marcus asisten pribadinya untuk memanggil dokter keluarga.
Dengan hati-hati,dia mendekati elara dan membantu tubuh lemah istrinya untuk berbaring di ranjang alistair merapikan luka-luka kecil yang terlihat di tubuh Elara merasa sakit hati dan bingung melihat bekas luka yang tampak seolah sengaja ia lakukan pada dirinya sendiri.
Tidak lama kemudian dokter keluarga yang berusia sekitar 50 tahun tiba dan segera memeriksa Elara.
Setelah pemeriksaan singkat dokter tersebut menyimpulkan bahwa secara fisik luka Elara tidak terlalu parah namun, pernyataan dokter mengenai kondisi mental Elara membuat wajah Alistair berubah dingin.
"Secara fisik... lukanya tidak terlalu serius tuan tapi saya khawatir kondisinya terguncang secara mental gejalanya mirip dengan gangguan psikologis yang disebut self injury ini biasa terjadi pada orang yang merasa tertekan atau menanggung beban emosional yang berat Sebaiknya dia diperiksa oleh seorang psikolog" jelas dokter itu.
"Baik ..aku mengerti terima kasih," jawab alistair sambil menghela napas panjang.
Dokter itu menatap alistair dengan serius dan berkata "dia sedang sangat membutuhkan dukungan tuan jangan tinggalkan atau biarkan dia sendirian saya tidak tahu apa yang terjadi di masa lalunya tapi tuan harus mempersiapkan mental untuk menghadapi semua ini"
Alistair hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih sebelum dokter keluarga itu pergi kini hanya dia dan Elara yang tersisa di kamar.
Alistair duduk di samping istrinya yang masih terlihat kehilangan fokus.
"Kau pasti lelah… bagaimana jika mandi dulu dan beristirahat?" Alistair berbicara lembut "atau kau ingin makan? Bibi mengatakan kau belum makan sejak kemarin"
Namun elara tetap tidak merespons hanya duduk diam dengan tatapan kosong seolah pikirannya melayang jauh dari tubuhnya alistair merasa sangat bersalah dia tahu bahwa dia tidak ada di sisi istrinya di saat elara paling membutuhkan dukungan.
Dengan hati-hati dia memeluk Elara dan berbaring di sampingnya, mencoba memberikan kehangatan yang mungkin bisa mengembalikan kesadarannya.
"Sayang...kau ingin bermain ice skating lagi? Aku bisa membeli gunung agar kau bisa bermain sepuasnya" bisik Alistair lembut "atau bagaimana kalau kita pergi ke hutan? Kita bisa bermain bola salju, menangkap ayam liar, bahkan memetik buah-buahan yang berselimut salju kita bisa lakukan semuanya…"
Perlahan alistair memberikan kecupan-kecupan kecil di kening, pipi, hidung, dan bibir istrinya, mencoba membangunkan jiwa Elara yang seolah tersesat.
Setelah beberapa saat mata elara yang awalnya kosong perlahan menatap Alistair dan untuk pertama kalinya sejak kejadian itu dia membalas pelukan suaminya dengan sedikit kehangatan.
"Beli gunung… berburu di hutan… memetik buah liar… menangkap ikan dan ayam…" gumam Elara pelan "ayo kita lakukan semua itu setelah musim salju berakhir"
Meski suaranya tidak menunjukkan banyak emosi Alistair merasa lega dia mengangguk tersenyum kecil dan menjawab dengan lembut "apapun yang kau inginkan aku akan memberikannya"
Elara hanya mengangguk dan akhirnya tertidur di pelukan Alistair setelah memastikan elara tertidur pulas alistair keluar dari kamar dan segera menemui Daniel.
Ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di gunung sehingga membuat istrinya terluka dan mengalami gangguan mental seperti ini.
"Kenapa istriku bisa seperti itu?" alistair bertanya dengan nada tajam.
Daniel menunduk hormat sebelum menjawab "nyonya bertemu putri Keluarga Estelle, tuan dan wanita itu memberitahu Nyonya bahwa beliau bukan bagian dari keluarga Estelle"
Wajah Alistair semakin dingin "beraninya dia…" gumamnya kini memahami bahwa keluarga Estelle adalah akar masalah dari penderitaan istrinya.
Daniel melanjutkan "sepertinya pertemuan itu memang sudah direncanakan tuan saat nyonya bermain di atas es, tiba-tiba ada batu besar yang tertutup salju meluncur dari atas dan hampir mengenainya beruntung Nyonya berhasil menghindar tapi setelah itu beliau meminta kami membawa putri Estelle ke hutan untuk diberi pelajaran"
"Pelajaran?"tanya Alistair dengan nada penuh minat.
"Ya, tuan ....nyonya tampak sangat marah beliau memukul dan menendang wanita itu hingga wajahnya bengkak dan tubuhnya lemah nyonya bahkan memerintahkan kami untuk meninggalkannya di atas salju tanpa bantuan" jelas Daniel.
Alistair tersenyum tipis ada kebanggaan di matanya "elara memang pantas menjadi istriku keberanian dan kekuatannya luar biasa"
Namun ekspresi itu segera berubah tajam "kenapa kalian tidak melindungi Nyonya dari batu besar itu?"
Daniel menunduk lebih dalam "maaf tuan kami gagal melindungi Nyonya saya siap menerima hukuman atas kelalaian ini"
Alistair mengangguk dingin "minta Marcus untuk memberikanmu cambukan daniel kalian semua harus tahu bahwa melindungi elara adalah prioritas utama bahkan jika tusukan jarum menghampiri dirinya..kalian harus mencegahnya"
"Baik, tuan.... saya siap menerima hukuman" jawab daniel dengan tegas merasa bahwa dia memang pantas dihukum karena kelalaiannya.
Setelah perbincangan itu selesai alistair meninggalkan Daniel dengan sebuah rencana di benaknya keluarga Estelle harus menerima hadiah istimewa atas tindakan mereka tidak akan ada lagi belas kasihan semua luka dan penderitaan yang mereka sebabkan pada Elara akan mereka terima kembali berlipat ganda.