Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Di jemput Sam
Lukas mendatangi rumah megah milik pengusaha muda yang sangat tampan, Tadi Riski sendiri yang sudah menghubungi nya untuk segera datang kerumah nya. Walau agak merasa malu karena datang kerumah orang kaya, Namun Lukas tetap datang akhir nya karena dia memang sangat butuh pertolongan nya Riski, Kini mereka sudah berhadapan satu sama lain. Tentu saja Lukas insecure melihat betapa tampan nya pria ini ketika sedang memakai stelan baju mahal, Sebenar nya saat jadi bodyguard pun sudah terlihat bahwa dia tampan, Namun sekarang lebih terpancar keluar aroma tampan nya karena di barengi aroma uang yang sangat harum.
Riski sama sekali tidak menunjukan wajah sombong, Dari tadi terus tersenyum karena sudah di beritahu oleh Purnama tentang pria yang akan datang kerumah nya ini, Dia mempersilahkan duduk dan mengajak Lukas bercerita dari awal tentang keadaan kost nya, Mereka terlihat akrab satu saaa lain nya karena Riski memang bukan tipe orang yang sombong. Dengan seksama ia mendengarkan bagai mana Lukas menggambarkan keadaan genting setiap saat.
"Purnama sudah cerita semua nya kepada ku, Kau tenang saja karena aku akan membantu mu." Janji Riski Putra Aksara.
"Terima kasih bila anda bisa membantu saya, Memang saya sangat butuh mata batin ini." Sahut Lukas.
"Kau hanya perlu menyiapkan diri bila nanti bertemu dengan yang buruk rupa, Karena mereka bentuk nya sangat menyeramkan." Riski mengingatkan.
"Saya sudah pernah melihat, Hanya saja kadang penglihatan itu hilang." Ucap Lukas.
"Bagus lah, Inti nya kau pernah melihat dan tak akan kaget lagi." Angguk Riski lega.
Memang pada dasar nya jiwa usil Riski tak pernah sembuh walau sudah jadi manusia, Maka dia pun ingin mengerjai Lukas yang tampak selalu tegang karena mungkin saja pikiran nya penuh dengan kejadian demi kejadian di rumah kost nya. Ide jahil keluar dari otak nya Riski, Hanya ketika Lukas mengedipkan mata, Wujud nya berubah menjadi pocong dengan wajah hancur lebur dan mata nya nyaris keluar.
"Ya allah!" Pekik Lukas sampai jatuh dari sofa karena kaget.
Setelah itu Riski kembali lagi menjadi pria yang sangat tampan, Istri nya yang sedang duduk di kursi kerja hanya tertawa melihat nya karena Sera sang istri pun tak kalah usil nya. Lukas yang masih jatuh dari sofa itu pun berusaha bangun, Sebuah tangan menolong nya dan tangan itu terlihat berdarah darah dengan kuku berwarna hitam. Reflek Lukas pun menatap wajah orang yang akan menolong nya ini, Detik kemudian dia pun menjerit lagi karena melihat wajah Sera yang sudah berubah menjadi kuntilanak.
"Pasangan ini sama sama gila nya!" Ular sendok merutuk.
"Eh ada kau ya!" Sera mengedip kan mata dan sudah cantik lagi.
"Nah nanti nya kau tidak boleh menunjukan reaksi seperti itu, Karena mereka akan sangat mengejek mu." Jelas Riski.
"Tapi aku kaget juga pasti nya kalau nongol secara tiba tiba begitu." Ralat Lukas.
"Kau pikir mereka muncul bakal ada pemberitahuan! Mereka itu hantu, Bukan nya teman mua yang mau ngajak dugem." Sentak Sera.
Lukas kaget lagi karena ternyata ini juga sama galak nya dengan Purnama, Namun tetap saja Purnama adalah orang paling galak yang pernah ia temui. Riski bangkit dari duduk nya, Membaca mantra yang sama sekali tidak bisa di dengar oleh orang lain. Mata nya berubah bersinar berwarna biru terang, Lukas kagum melihat nya karena ketampanan Riski semakin bertembah dengan mata seterang itu.
Tangan Riski mengusap mata Lukas untuk membuka mata batin pemuda ini, Mata Lukas juga berubah menjadi biru walau tidak seterang milik nya Riski. Dia sekarang akan bisa melihat apa pun yang bersifat ghaib, Tak akan ada lagi yang menutupi nya. Namum di perusahaan ini sama sekali tidak ada iblis nya, Karena mereka takut mau bersemayam di sini, Kan bisa habis di bantai suami istri yang kompak satu sama lain ini.
...****************...
Lita tidak lembur dan sekarang tetap pulang malam karena memang sif nya masuk sore, Menahan nafas ketika sudah dekat dengan lorong yang akan masuk kedalam kost. Membayangkan kejadian tadi pagi yang baru di alami nya saja sudah membuat gadis ini merinding, Lita membayangkan bila salah satu dari para sesepuh itu menghadang nya di dalam gelap nya lorong ini. Karena memang sama sekali tidak ada lampu yang menerangi, Hanya sorot lampu motor nya Lita saja yang untuk menerangi jalan. Namun hati nya berubah menjadi senang ketika melihat ada pria yang ia kenal sedang berditi bersandar pada tembok, Sam berdiri di sana.
"Sam! Sedang apa di sini?" Tegur Lita gembira.
"Menunggu mu." Jawab Sam singkat namun penuh arti.
"Sungguh? Kenapa menunggu ku, Apa kamu juga baru pulang kerja." Lita bertanya sambil senyum tak luntur.
"Iya, Aku ingat kamu pulang malam sehingga ku tunggu saja di sini." Angguk Sam.
"Ya sudah ayo pulang, Kamu pasti capek nungguin aku." Ajak Lita.
Sebenarnya dia ingin Sam yang membawa motor nya, Namun Sam sudah naik di boncengan belakang. Sehingga Lita lah yang membawa motor nya, Hilang sudah rasa takut Lita karena ada teman yang menemani nya melewati pohon mangga yang sangat menyeramkan ini, Lewat kuburan depan rumah nya pun sama sekali tidak takut.
"Ayo masuk, Ngapain kamu bengong." Tegur Lita ketika Sam menatap kuburan.
"Kamu duluan ya, Aku mau cari angin di sini." Jawab Sam.
"Ya sudah, Aku masuk dulu." Lita pun masuk kedalam rumah
Sekarang sudah pukul sebelas malam dan Lita tadi sudah sholat isya juga di tempat kerja nya, Jadi sekarang dia bisa langsung istirahat tadi juga sudah cuci kaki di depan. Tapi tidak enak pula bila langsung masuk kamar, Lita pun memutuskan untuk duduk dulu di sofa agar nanti bisa sedikit ngobrol dengan Sam. Sampai mata nya mengantuk pun Sam tak kunjung masuk kedalam rumah, Ketika Lita sudah sayup sayup akan terpejam, Ia melihat Sam datang dengan senyum manis di wajah nya.
Sam duduk di sebelah Lita dan membawa kepala gadis ini kedalam dekapan pundak nya, Lita masih bisa merasakan elusan lembut di kepala nya dari tangan Sam. Aroma pria ini berbau manis seperti sawo yang sangat matang, Entah lagu apa yang Sam nyanyikan. Rasa nya Lita nyaman sekali tidur dalam dekapan pria yang batu di kenal nya ini, Lagi pula Sam tidak berlaku kurang ajar yang sampai menyentuh anggota tubuh lain nya. Lita masih bisa mendengar ketika Sam menyuruh nya untuk tidur, Rasa nya ketakutan dalam hati Lita hilang.