Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.
Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.
Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".
Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?
Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'
Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
Ep. 25 - Dampak dari fitnah
🌺SINGLE MOM🌺
Hari itu Naya terlihat ceria seperti biasa. Ia mengenakan seragam TK nya yang rapi, rambutnya diikat dua oleh Kirana, dan ia melangkah dengan riang menuju kelas.
Kirana pun mengantarnya sampai gerbang seperti biasanya.
"Jangan lupa makan bekalnya, ya, sayang," ujar Kirana sambil mengecup pipi Naya.
"Iya, Ibu. Naya sayang Ibu!," jawab Naya dengan tersenyum lebar, lalu ia berlari masuk ke halaman sekolah.
Namun, keceriaan itu mulai memudar ketika Naya mendekati teman-temannya yang sedang bermain di taman sekolah.
"Eh, jangan dekat-dekat dia," bisik salah satu anak sambil menarik temannya menjauh dari Naya.
Naya yang baru saja mengambil bola untuk diajak bermain, menatap temannya itu dengan bingung. "Kok kalian pergi? Aku mau main bareng," katanya polos.
Seorang anak lain menatap Naya dengan ragu, lalu berkata, "Mama bilang nggak boleh main sama kamu."
"Kenapa? Apa aku salah?," tanya Naya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Anak-anak pun hanya saling pandang dan perlahan meninggalkan Naya seorang diri. Naya berdiri di sana sambil memeluk bolanya erat-erat. Ia merasa sangat sedih dan bingung.
Siang hari saat Kirana menjemput Naya, ia langsung menyadari wajah putrinya yang murung.
"Sayang, kenapa? Kok wajahnya nggak ceria seperti tadi pagi?," tanya Kirana sambil menggandeng tangan Naya.
Namun Naya tidak langsung menjawab. Ia hanya menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.
Melihat Naya yang hanya diam, Kirana juga tidak memaksa Naya untuk bicara. Ia memberi Naya waktu untuk mengatakan perasaannya.
Begitu sampai di rumah, Naya tiba-tiba menangis sambil memeluk Kirana erat.
"Hu hu hu hu hu hu... 😭😭😭 Ibu, aku nggak punya teman lagi di sekolah hiks hiks hiks," katanya terisak.
Kirana mengelus rambut Naya dan mencoba menenangkannya. "Kenapa kamu bilang begitu, sayang? Bukannya tadi pagi kamu semangat sekali?," tanya Kirana.
"Mereka nggak mau main sama Naya, Ibu. Mereka bilang Mama mereka melarang. Naya nggak tahu salah Naya apa... hiks hiks hiks...," isak Naya dengan patah hati.
Hati Kirana hancur mendengar cerita putrinya. Ia tahu bahwa semua ini adalah dampak dari rumor yang beredar di kalangan para orang tua.
Namun, ia tidak menyangka dampaknya akan sebesar ini, hingga menyakiti perasaan anaknya.
"Sayang, dengar ya... Kamu tidak salah apa-apa. Ibu janji akan cari tahu kenapa mereka bilang begitu," ujar Kirana sambil memeluk Naya erat.
**
Beberapa hari kemudian...
Karena tidak berakhirnya hal buruk yang di alami Naya, akhirnya Kirana memutuskan untuk berbicara dengan Bu Siska, guru kelas Naya, untuk mengetahui situasi sebenarnya.
"Bu Siska, saya merasa ada yang aneh dengan situasi Naya di sekolah. Beberapa hari ini dia bilang teman-temannya tidak mau bermain dengannya," ungkap Kirana yang berusaha tetap tenang.
Bu Siska mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan rasa bersalah.
"Bu Kirana, saya sebenarnya ingin membicarakan ini, tapi saya tidak ingin ikut campur terlalu jauh. Ada beberapa orang tua murid yang... berbicara tentang Anda. Saya yakin Ibu tahu apa yang saya maksud," katanya hati-hati.
Kirana pun menunduk seraya menahan emosi yang mulai memuncak.
"Bu Siska, saya hanya ingin anak saya mendapatkan lingkungan yang baik dan teman-teman yang mendukungnya. Saya tidak pernah melakukan hal yang mereka tuduhkan," ujar Kirana, tegas.
"Saya mengerti, Bu. Saya akan coba membantu menjelaskan kepada orang tua murid lainnya. Tapi saya juga menyarankan, mungkin Ibu perlu berbicara langsung dengan mereka," balas Bu Siska sambil menatap Kirana dengan penuh simpati.
**
Ketika malam tiba, setelah Naya tertidur, Kirana duduk sendirian di ruang tamu. Ia memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk melindungi putrinya.
"Haruskah aku menemui mereka satu per satu? Tapi... apa mereka akan percaya?," gumamnya.
Kirana merasa dilema, tapi ia harus melakukan sesuatu. Untuk Naya, ia tidak akan diam saja.
Bersambung...
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
ceritanya menarik 😍