NovelToon NovelToon
Ibu Untuk Anakku

Ibu Untuk Anakku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Duda
Popularitas:104.3M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasukannya Hasna

Author POV

Pagi itu setelah selesai mengirimkan email kepada pihak rekanan yang menjadi timnya di Tangerang,  Arya segera mengambil berkas TOT yang sudah dibuat Hasna. Arya kagum dengan kelengkapan bahan yang dibuat Hasna sangat mendetail dan konsisten dalam merancang projectnya. Mungkin agak sedikit mendetail sehingga orang yang tidak terbiasa untuk melakukan kegiatan pelatihan akan mengalami sedikit kebingungan akan fokus yang harus dicapai dalam kegiatan pelatihannya.

Arya akhirnya membagi kegiatan pelatihan pada beberapa langkah kerja sehingga SDM di Pabrik Tangerang akan tahu darimana mereka harus memulai. Tidak banyak perubahan yang dibuat, malahan Arya belajar banyak dari bahan yang dibuat Hasna. Sebelum ke lantai 9 Arya bertemu dengan Rika terlebih dahulu. Dilihatnya Rika masih bersiap-siap untuk mulai bekerja, jam baru menunjukkan jam 9 pagi.

"Selamat pagi bu!" Arya mengetuk pintu

"Pagi... Owh.. ada apa Arya..ada yang mau didiskusikan? Saya ada rapat jam 9.30"

"Terkait pelatihan TOT yang dirancang Hasna Bu. Saya mau minta ijin untuk backup Hasna di project ini Bu. Selain kegiatannya akan dilakukan di Tangerang pabrik yang jadi tanggungjawab saya juga dia perlu didampingi untuk project pertamanya. Kemarin dia sudah dapat peringatan dari GM padahal tidak signifikan kalau menurut saya kesalahannya"

"Apa peringatan apa? kenapa saya tidak tahu? duduk 'Ya... tutup pintunya"

Arya menceritakan permasalahan yang dihadapi Hasna kemarin, dia menyerahkan bahan yang sudah dibuat Hasna. Rika termenung, dia merasa heran mengapa Aswin tidak melakukan konfirmasi kepadanya sebagai penanggungjawab Divisi Pelatihan dan Pengembangan.

"Ok.. serahkan bahannya ke Pa Aswin nanti saya bicara langsung pada dia" ucap Rika. "Saya mau rapat dulu, nanti kita diskusi lagi"

Arya segera naik ke lantai 9, dilihatnya pintu GM sudah terbuka artinya Pa Aswin sudah datang. Arya tidak bermaksud untuk bertemu dengan GM, ia hanya bertugas menyampaikan bahan Hasna. Untuk permasalahan Hasna dia merasa tidak memiliki kapasitas untuk melakukan kordinasi  karena itu menjadi tanggungjawab langsung Rika atasannya.

"Selamat pagi Pak" Arya mengetuk pintu

"Selamat pagi... mau ketemu siapa?" tanya Aswin dia merasa tidak ada agenda pertemuan pagi-pagi dengan staf, ada acara rapat yang harus dihadirinya bersama para manager di perusahaan.

"Mau menyerahkan Project TOT dari Divisi Pelatihan dan Pengembangan Pak" diserahkannya bahan yang sudah dibinder kepada Aswin.

"Owh ini yang menjadi tanggungjawab Hasna yah, kemana dia kenapa bukan oleh dia langsung?" tanya Aswin

"Tadi diputuskan saya membantu membackup Hasna Pak, karena pabrik di Tangerang juga menjadi tanggungjawab saya untuk pengembangan SDM nya... kedepan kalau ada yang ditanyakan Bapak  terkait project ini. Bapak bisa menghubungi kami berdua". Arya menekankan kata kami berdua.

Aswin tersenyum, dia ingat kalau Arya yang kemarin terlihat terus memandang dirinya dan Reza saat Hasna mengikuti acara syuting gagal di lantai 9. Rupanya Hasna sudah menjadi anak kesayangan di divisinya.

"Ok.. nanti saya sampaikan ke Pa Reza terima kasih. Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi, saya permisi dulu ada acara rapat dengan para manager jam 9.30." Aswin mengakhiri percakapan dengan Reza yang sudah terasa canggung.

Acara rapat berjalan cepat dan efisien, jam 11 sudah diakhir dan semua peserta rapat membubarkan diri. Rika mengakhirkan dirinya untuk keluar, ia perlu mengkonfirmasi sesuatu dengan Aswin.

"Pa Aswin bisa saya bicara sebentar?" tanya Rika

Aswin yang akan mendampingi Reza keluar berhenti dan meminta ijin kepada Reza untuk berbicara dengan Rika terlebih dahulu.

"Saya mendapatkan laporan kalau Hasna memperoleh peringatan dari GM, kenapa saya atasannya langsung tidak mengetahui permasalahan yang dialami Hasna. Kalau menurut mekanisme aturan pemberiaan peringatan kerja. Saya seharusnya yang mengetahui dan melakukan tindakan perbaikan kepada yang bersangkutan."

Aswin tersenyum, dia mencoba untuk tenang, tidak disangka keisengannya bersama Reza akan memicu permasalahan di Divisi Pelatihan dan Pengembangan.

"Siapa yang melaporkan masalah ini bu? apakah Hasna langsung? " tanya Aswin

"Tidak jadi masalah siapa yang melaporkan hal ini kepada saya, tapi saya ingin mengetahui duduk permasalahannya supaya jelas". Rika langsung memotong pertanyaan Aswin.

"Sebetulnya itu bukan peringatan secara resmi Bu, hanya obrolan yang kemudian menjadi memanas. Pak Reza membaca bahan laporan dari Hasna dan merasa perlu untuk memperbaiki bahan TOT sehingga mengurangi waktunya untuk keluarga. Karena anak Pa Reza dekat dengan Hasna jadi Pak Reza meminta bantuan kepada Hasna untuk membuatkan cerita untuk anaknya" Aswin terpaksa menjelaskan duduk perkara sebenarnya kepada Rika. Daripada membuat kebohongan yang lain lebih baik di jelaskan sehingga tidak ada lagi permasalahan lanjutan.

"Saya kira ini sudah masuk pada ranah pribadi ya Pak, mohon untuk tidak mencampuradukan dengan urusan pekerjaan. Hasna anak yang sangat potensil di Divisi kami, dan kami berharap kedepan tidak ada lagi kejadian seperti ini. Permasalahan ini akan saya tutup dengan Pak Aswin saja. Mohon kalau ada kejadian seperti ini lagi saya diinformasi supaya jangan muncul ketidaknyamanan dalam bekerja pada Divisi yang menjadi tanggungjawab saya".

Rika mengakhiri percakapannya dengan Aswin, dia berpamitan dan turun lebih dulu kembali ke ruangannya. Aswin menarik nafas, dia tidak ingin berurusan lagi dengan permasalahan seperti kemarin. Bukan takut pada gunjingan dari karyawan tapi bayangan Hasna yang menangis dan terpukul cukup membuatnya merasa bersalah.

Di ruangan Reza seperti sudah menunggu kedatangan Aswin.

"Ada apa Win?" tanya Reza

"Hehehehe ternyata permasalahan yang kemarin masih berlanjut Pak, dimulai tadi pagi staf seniornya menemui saya dan menyerahkan pekerjaan Hasna katanya untuk kedepan project Hasna akan di backup oleh dia. Kemudian tadi managernya Bu Rika mempertanyakan mengapa mekanisme peringatan tidak melalui dia dulu, dia merasa dilangkahi dan tidak nyaman anak buahnya langsung diperingatkan oleh kita"

"Anak itu rupanya menjadi kesayangan di divisi itu Pak" Aswin tersenyum

"Sudah clear koq aku sama dia, anaknya juga keliatan tidak mendendam. Kemarin saya sudah meminta maaf waktu makan malam" jawab Reza tenang.

"Makan malam? Kapan? Bapak pergi dengannya?.... Koq saya tidak tahu" Aswin terperanjat,  ia kaget karena Reza tidak pernah membuat acara secara spontan segalanya pasti dipersiapkan dengan baik oleh Aswin.

"Kemarin malam, saya tidak sengaja bertemu dengannya di toko buku. Ternyata dia juga mencari buku cerita untuk Maura. Saya ajak dia makan malam saja sekalian, kemudian membelikan pinsil marker yang diberikannya kepada Maura" jelas Reza kepada Aswin, dia tidak menceritakan soal parfume kepada Aswin, khawatir Aswin akan bertanya yang tidak-tidak padanya.

"Owh hahahhaha, tumben Bapak bisa spontan, biasanya semuanya direncanakan terlebih dahulu.. syukurlah kalau sudah clear"

"Ya tinggal nanti kalau ceritanya Hasna lebih disukai oleh Maura artinya saya kalah taruhan dan harus memberikan divisi dia gift perusahaan dan cupcake.. Kamu siapkan saja!" perintah Reza

"Haaah maksudnya gimana pak?" Aswin bingung

"Yaa sudah jangan banyak tanya.... pokoknya siapkan gift sejumlah staf dan manager di Divisi itu dan cupcake untuk besok pagi. Kita akan  dengar nanti malam kalau ceritanya dia itu lucu atau tidak"

Aswin tertawa, ia merasa senang semua permasalahan sudah diatasi dengan baik. Ia tidak menyangka kalau Reza bisa menjadi out of the box dalam mengatasi masalah Hasna. Tak sabar rasanya menunggu kabar cerita yang akan dibuat Hasna.

Sama saya juga gak sabar pengen denger cerita Hasna. Kalian gak sabar juga yaa?

******************************

Terima kasih sudah menunggu. Jangan lupa supaya Hasna bersemangat untuk membuat cerita ditunggu komen, like dan vote nya yaa... Happy wiken

*******************************

1
dyul
syukurin....., always dumel padahal dah baca berkali-kali 🤣🤣
dyul
baca ini masih😭😭😭😭
Ros Ibu
Luar biasa
Ati Sumiati
kangen sama hasna udh lama keluar aplikasi ini ,sekarang baru masuk lagi demi baca buna hasna dan maura 🤗
Pornomo
😂😂😂😂😂
dyul
jangan lupa bahagia😭😭😭😭
Hearty 💕
Asli ya Ibu untuk anakku sejauh ini kasihan Hasna..
Hearty 💕
Thank you untuk catatannya
Pornomo
ayah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hearty 💕
😆😆😆 latihan Pak sabar
dyul
ah..... keren kamu hasna🤣🤣🤣
dyul
bener banget🤣🤣
dyul
bener banget jgn plg malem2, rawan kejahatan
dyul
aseek.... makan..... sambil degdegan 🤣🤣🤣🤣
dyul
eh reza.... kelamaan ngeduda mknya kayak kulkas 5 pintu🤣🤣
dyul
nangis... tapi bikin yg baca ketawa🤣🤣
dyul
wadaw.... aswin jomblo akut itu🤣🤣🤣
dyul
hahaha
dyul
itu cerita terngaco, dasar si hasna🤣🤣🤣
dyul
hahaha..... selalu ngakak buka part ini, dasar si hasna gelo🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!