NovelToon NovelToon
Istrinya Pak Guru ?

Istrinya Pak Guru ?

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis / Konflik etika / Pernikahan Kilat
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: sinta amalia

WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!

Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?

Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membujuk Shania

Arka masih gamang dengan perasaannya terhadap Shania, tapi bukankah cinta bisa mengalir begitu saja jika terus bersama, tak ada salahnya belajar mencintai istrinya sendiri, justru itu ibadah, toh sudah halal untuknya. Tidak seperti mencintai wanita yang belum halal untuknya, sungguh salah.

Jangan sia sia kan orang yang mencintaimu, karena kelak nanti kamu akan menyesal jika ia sudah pergi, terlebih ia patut untuk diperjuangkan.

Sebelum semuanya benar benar terlambat, Arka memang harus memperjuangkan Shania.

Setelah perdebatan mereka yang berujung tak menemukan titik temu, satu yang Arka lupa..ia terlalu egois, tak bisa bersabar menghadapi Shania. Ternyata pendidikan tinggi tak membuatnya bisa menghadapi seseorang terlebih remaja seperti Shania.

Setelah mengetik pesan menanyakan keberadaan Shania. Arka akhirnya tau jika Shania berada di rumah bundanya.

"Assalamualaikum, "

"Waalaikumsalam, Arka..mau jemput Shania ?!" tanya bunda. Arka harus mengatur strategi agar Shania bisa ia raih.

"Iya bunda, " jawab Arka.

"Ayah mana bun ?" tanya nya basa basi.

"Ayah ke luar kota lagi Ka, " jawab bunda, Shania bukan tidak tau jika Arka datang, dari tangga ia sudah bisa mendengar suara bass Arka.

"Mau ngapain sii, " gumamnya. Sejak perdebatan tadi, satu yang bisa Shania simpulkan, si kalajengking ini memang egois, dingin, kenapa dulu ia sesuka itu pada lelaki ini, hanya karena tampan ? cih ! bukannya kalo remaja sepertinya hanya merasakan cinta monyet saja? wajar kan ! emosi dan ego nya masih meledak ledak dan labil.

Di tengah dumelannya seraya memanyunkan bibirnya sesekali, pintu kamarnya terbuka begitu saja. Shania tergelonjak kaget,

"Bapak ngapain masuk kesini ?!" pertanyaan terkamvreett yang keluar dari mulut Shania.

"Kenapa? kamar kamu, kamar saya juga ?!" Shania menukik kan alisnya. Memang benar juga si, tapi...

"Shania ga jadi pulang, " Arka tersenyum miring, jika sudah dalam mode judes begini, sudah kembali jadi Shania yang dulu. Paling tidak Shania tidak dingin lagi padanya, jadi bisa ia raih.

"Kamu harus pulang, ga enak sama bunda..nanti beliau tau kalau kita sedang ada masalah," jelas Arka, lihatlah lelaki ini malah sengaja rebahan di kasur Shania.

"Minggir ! Shania mau tidur !" sengitnya.

"Tidur aja, saya juga mau rasain rasanya tidur siang, " jawabnya semakin sengaja memejamkan matanya. Mata Shania memicing, menatap sebal pada Arka.

"Selain dingin, jutek, galak, egois bapak juga nyebelin ternyata. Shania nyesel suka sama bapak dulu !" aku nya.

"Nyebelin nyebelin gini juga suami kamu, ayoo sini, katanya mau tidur siang ?!" Arka menepuk nepuk ranjang sampingnya.

Shania malah pergi keluar dari kamar, moodnya untuk tidur sudah menguap ke langit dan disambar burung elang.

Arka cengengesan melihat wajah Shania yang seperti si Grupi, salah satu kurcaci snow white dengan sifat penggerutu, menggemaskan.

Selepas magrib, Arka mengajak Shania pulang. Tapi sungguh tak mudah untuk Arka membujuk Shania pulang.

"Ga, " sengaknya, rupanya ini sifat asli Shania, cukup menyebalkan seperti dirinya. I like it, seperti tertantang, benak Arka. Beberapa kali kata itu keluar dari mulut Shania.

"Ibu besok pulang Sha, masa pas pulang nanti ga ada anak mantu di rumah ?! kan ga enak," ucap Arka.

"Pakein aja micin biar enak !" jawabnya enteng.

"Sha, kaus kakimu ada di rumah kan ? apa mau dihukum lagi pak Hadi ?" tanya Arka. Beberapa kali Arka membujuk setengah menakut nakuti, membuat Shania sedikit ragu untuk kekeh stay.

"Gini deh, kalo kamu mau pulang, uang saku saya tambah ! hukumanmu yang kemarin saya cabut ?!" tawar Arka. Shania terlihat berfikir. Arka menyunggingkan senyumannya, membujuk anak remaja memang dibutuhkan uang ekstra, tapi tak apa..berapa pun yang ia keluarkan yang penting Shania bisa pulang bersamanya.

"Shania mau jatah uang bulanan ditambah, kalo belanja tuh suka kepengen jajan juga !" tawar Shania.

"I got you !"

"Oke, saya tambah uang belanja, " jawab Arka segera.

"Nah gitu dong, suruh siapa boong. Taunya pemilik cafe, jangan pelit sama istri !" sungutnya.

"Saya tidak bohong, memang benar saya bekerja di cafe, tapi saya ga bilang apa apa masalah status jabatan, kamu juga tidak bertanya kan ?!"

Perempuan jika masalah uang saja membawa bawa status istrinys, tidak terkecuali Shania, tadi saja tidak mau diajak pulang.

"Ya udah ayoo pulang, Shania belum ngerjain pr biologi, bukunya ketinggalan di rumah !" nyolotnya.

Arka kembali tertawa, akhirnya si tua kaku ini bisa tertawa setelah sekian tahun tak bisa tertawa lepas seperti ini, kehadiran Shania memang membawa kebahagiaan tersendiri untuknya, meskipun harus ada harga yang ia bayar untuk itu, sebuah pernikahan sekali seumur hidupnya, tapi sepertinya ia tak akan menyesali telah menikahi gadis manis, genit dan usil, yang lagi mode penggerutu ini.

Sebelum pulang, seperti biasa..bunda akan membekali mereka dengan kue dari toko kuenya, entah itu lapis legit ataupun bolu surabaya dan yang lainnya.

"Buat nyemil di rumah Ka, " ucap bunda.

"Makasih bun, kami permisi.." pamit Arka, padahal Shania sudah bersiap di motornya dengan helm, membuat bundanya meringis malu. Seperti tak diajarkan sopan santun saja.

"Maaf ya ka, harap bersabar sama Shania.." ucap bunda.

"Ga apa apa bun, " bunda tak tau saja masalah yang menimpa mereka kemarin, murni karena ketidak tegasannya, yang membuat Shania mengeluarkan jurus menyebalkannya lagi saat ini, sebagai bentuk benteng pertahanan diri terhadap Arka.

Arka mengekor dengan mobilnya di belakang motor Shania.

"Neng Sha !!" sapa pak Slamet.

"Hay pak, "

"Baru pulang neng ?"

"Iya pak, abis ngungsi dari rumah bunda, duluan ya pak !" pamitnya, disusul suara klakson dari mobil Arka.

Setibanya mereka di rumah, Shania menyimpan kunci motornya, dan langsung menuju kamar. Rumah itu masih seperti terakhir ia tinggalkan. Karena sudah makan dari rumah bunda, jadi hari ini tak ada menyiapkan makan malam. Shania meraih buku biologinya dan duduk di meja kerja di kamar, meja yang asalnya hanya ada buku buku kimia Arka, dan sejumlah file kerja Arka, kini bercampur dengan buku milik Shania.

Arka ikut masuk ke dalam kamar, tanpa aba aba, ia membuka pakaian korpri yang sedari pagi sudah melekat di badannya, lengket.

"Eh, bapak mau ngapain ?!" semprot Shania.

"Ganti baju ! masa udah mandi di rumah bunda, ga ganti baju !" jawabnya.

"Bilang dulu kek, gimana sih ! kan jadi Shania keluar dari kamar ! por no !" sewotnya.

"Ga apa apa, kan sama istri ini !" jawab Arka enteng mulai membuka resleting celananya, membuat wajah Shania semakin merah, ia langsung meraih bukunya dan keluar dari kamar dengan menggerutu.

"Guru ga ada akhlak ! masa mau toples di depan muridnya !" gerutunya.

"Muridnya itu istrinya, jadi ga ada salahnya !" jawab Arka mendengar omelan Shania saat sudah memakai pakaian rumahnya dan menenteng laptopnya.

Arka menaruh sebuah benda pipih tipis di meja yang Shania tempati dan mendorongnya ke depan Shania.

"Itu khusus untuk uang belanja, atm punya kamu tetep saya isi untuk uang saku, biar ga kecampur !" jelas Arka, membuat Shania menaikkan alisnya. Sebuah kartu atm, memang bukan blackcard seperti di cerita fiksi karangan penulis, hanya atm berwarna biru bertulis ABC. Jauh dari kata blackcard, Arka hanya seorang guru dan pemilik cafe bukan pengusaha terkaya se Asia ataupun crazy rich Asian.

Arka juga membawa selembar kertas yang dulu sempat ditanda tangani Shania, Shania ingat itu...perjanjian pra nikahnya bersama Arka.

Kertas itu tiba tiba di sobek oleh Arka di hadapannya.

"Ko disobek ?!" Shania terkesiap.

"Sepertinya hubungan kita sudah tidak membutuhkan ini, lagipula saya tidak menandatanganinya, " jawab Arka.

"Dengar...."

"Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, saya mau menjalani semuanya dari awal...tanpa ada paksaan, biarkan semua mengalir apa adanya, saya sedang belajar mencintai kamu, memahami sikap kamu, bagi saya pernikahan bukan main main, "

"Tau, bapak udah ngomong sampe puluhan kali !"

"Jangan motong ucapan orang !" pelotot Arka, membuat Shania mencebik.

"Meskipun pernikahan ini terkesan dipaksakan, saya akan belajar ikhlas dan menerimanya, anggap saja kamu sedang ta'aruf. Toh belajar mencintai pasangan sendiri yang sudah halal itu sah sah saja dan ibadah, "

"Bapak ngomong apa sih !" Shania mengalihkan pandangannya pada buku biologi, Arka mengelus dadanya, harus banyak banyak sabar menghadapi Shania.

"Saya tau kamu paham, saya dan Alya sudah tidak memiliki hubungan apa apa, Alya juga sudah memiliki hati yang lain, dan memang harus karena saya sudah beristri, kamu lebih berhak dapat cinta saya, "

Shania meringis, "harus banget ya ngomong gitu, kesannya kaya Shania ngemis ngemis cinta bapak !" jawabnya menyebalkan, dari tadi yang ia tangkap hanya kata kata terakhir Arka saja.

"Emang kamu ga sadar dulu ?!" goda Arka membuat Shania memberenggut dan memalingkan wajahnya malu.

"Ga usah diinget inget, anggap aja itu cabe cabean yang lagi suka, namanya juga cinta monyet ! wajar," kilahnya.

"Terserah kamu mau menamainya cinta apa, cinta mo nyet cinta hiu atau cinta tapir, yang jelas kita sama sama belajar mencintai pasangan, "

"Ogah !!" jawab Shania tanpa bersuara.

Arka benar benar harus memupuk kesabarannya, mengobati hati yang telah terluka memang sulit, dan ia berhak mendapatkan penolakan Shania kali ini.

.

.

.

.

.

1
Siti Fatonah
shaniaaa hebohhh bgtt mommy nya gale
Siti Fatonah
udah baca ke empat kalinya ada kali yaa tetep ngakak
Siti Fatonah
somplakkk semuaa seruuu yaa punya temen akhlakness begini
Nely Nisa
Buruk
Siti Fatonah
yaa Allahh udah berkili kili baca tetep ngakak,,, cerita sha ini gak bosenin
Siti Fatonah
shaniaaa lucu gemesinn
Siti Fatonah
ahh so sweet pak Ar kalajengking
Siti Fatonah
Kecewa
Siti Fatonah
Buruk
Doffeer Zaliaan
Luar biasa
Alsya
arka tu minusnya apa sihh?? kurangnya dia apa sih? perasaan jadi manusia perfect bangettttt
Crazy Girl💕
emang i love you artinya sayang ya? bukan cinta?
Meyla A'ulia
Luar biasa
Rifah Ihsanul Fajri
salah satu cerita terkeren yg pernah ku baca dan sudah berkali2 dibaca ttp aja seru
Hurul Fatmi
Luar biasa
mai midar
Buruk
Eby cantik
Luar biasa
sasa
kak gua mampir lagi soalnya kangen kesayangan pak jadi🥰🤭
Eby cantik
walau sudah ku Baca berulang kali tetap aja ngakak, dulu saya Baca masih single tapi sekrang setelah di Baca lagi sifat dan karakter Arka persis suami ku, pendiam gila kerja tapi baik dan sempurna di mataku, sekalinya marah gk bnyak ini itu
Dewi Agustin
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!