NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gramedia

Suara dering telepon membangunkan Kaluna dari tidur panjangnya. Kalian tahulah, kejadian kemarin sangat-sangat menguras energi dan mentalnya. Ditambah perdebatan kecil antara dirinya dan Brian semakin menguras energinya.

Selepas makan malam itu, benar-benar tak ada lagi pembicaraan antara mereka berdua. Kaluna tak ingin memperpanjang kekesalan Brian dikarenakan mencampuri urusan percintaannya. Tapi sayangnya, Kaluna tak bisa diam karena spontan mendengar kepalsuan dari seorang Brian.

Dering telepon itu rasa-rasanya memang sengaja menganggu waktu tidur Kaluna yang hari ini sedang libur kuliah. Dengan kesal, Kaluna menyibak selimutnya dan melihat siapa kira-kira yang telah membangunkannya.

Dan terdengar suara cempreng Tari dari seberang sana. "Halo, Tar, ada apa? Sumpah, lo ganggu waktu tidur gue tahu, nggak" Semburnya ketika mengangkat telepon pagi itu.

Bukannya kesal akan perkataan Kaluna, Tari malah terkekeh mendengar kekesalan Kaluna. "Jalan, yuk, Na. Temenin gue beli buku untuk keperluan proposal. Abis itu, kita pergi nonton. Gue yang bayarin, deh."

"Emang mau pergi jam berapa?" Tanyanya balik.

"Lo siap-siap aja dari sekarang. Gue juga baru mau mandi. Nanti selesai, gue jemput lo dirumah. Oke!"

"Yaudah.Tapi gue mau beres-beres dulu. Abis itu baru siap-siap."

"Oke, Una cantik. Byeee, assalamualaikum." Dan setelah panggilan itu terputus, Kaluna segera merapikan kamarnya dan bagian-bagian lain di rumahnya. Memang tidak terlalu berantakan, karena jarang sekali ada aktivitas di rumahnya. Ayahnya pun pulang pada saat malam telah larut. Kaluna hanya menyapu debu yang masuk melalui jendela.

Setelah selesai beberesnya, Kaluna segera siap-siap untuk mandi dan melakukan tetek bengek lainnya. Kalau kalian tanya tentang Ayah Kaluna, Ayahnya sekarang masih tertidur di kamar sebelah.

Baru saja Kaluna menutup pintu rumahnya, sudah terdengar suara klakson motor Tari di depan pagarnya. Tak lupa cengiran khas Tari menyambutnya. Si hijabers tapi mulutnya sudah kayak mie pedes setan. Levelnya level mampus. Mengalahkan congor Kaluna. Tapi bukan spesialis yang level pedes suka menghina atau menghujat. Hanya saja, Tari orang yang sangat berani jika ditindas. Tidak akan takut jika ada yang berani menyenggolnya ataupun menyenggol orang terdekatnya.

"Gue tepat waktu, kan!" Ucapnya sambil memberikan helm pada Kaluna.

"Iya, tepat waktu. Btw, lo mau beli buku dimana?"

"Mall yang dekat-dekat sini aja, deh, Na. Tadinya gue mau beli di Mall yang agak jauh dan fancy" candanya. "Tapi ternyata hari ini mataharinya satu orang dapat satu." Kaluna menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Tari. Bisa ae temannya satu ini. Tapi memang hari ini panasnya terasa sangat terik.

"Yaudah, ayok jalan." Setelah memasangkan helmnya, kendaraan beroda dua itupun perlahan membelah jalanan yang sedikit padat dikarenakan waktu libur sekolah.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sampai juga di Mall yang dituju. mereka berjalan bersama menuju gramedia yang berada di lantai tiga.

Kaluna menemani Tari mencari buku yang ia butuhkan untuk keperluan penulisan tugas akhirnya. Tari sangat tersiksa dengan dosen pembimbingnya. Karena setiap sekali konsultasi, semua hasil yang ia tulis di proposal harus ada bukti konkretnya mengambil contoh dari mana. Jenis buku dan jurnal yang ia gunakan harus konret. Bisa dibayangkan bagaimana gilanya Tari menghadapi dosennya itu.

Kaluna berpindah ke rak lain karena ia juga kepikiran ingin mencari buku yang sesuai dengan judul tugas akhirnya.

"Gue mau cari buku juga, Tar. Gue kesana dulu, ya." Ucapnya memberitahu Tari dan diberikan anggukan karena Tari sedang sibuk membuka buku yang ada di rak.

Kaluna pun berjalan menyusuri lorong pada setiap rak buku dan melihat buku yang sekiranya bisa ia jadikan bahan penyusunannya. Saat sedang melihat-lihat buku pada jejeran rak, matanya tertuju pada judul yang ia cari-cari dari tadi. Sayangnya buku itu terletak pada rak yang agak tinggi. Kaluna mencoba untuk berjinjit berharap mampu menggapai buku diatasnya. Namun usahanya sia-sia. Ia mengembuskan nafas panjang. Ternyata capek juga berjinjit-jinjit seperti itu.

Baru saja ia mencoba untuk kembali menggapai buku tadi, tiba-tiba ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya dan dengan mudahnya menggapai buku yang susah payah Kaluna raih.

Kaluna membalikkan badan guna melihat dan berniat berterima kasih atas bantuan orang tadi. Namun wajah tenang yang dikenalnya tertampang di depannya. Kaluna harus mendongak untuk melihat lelaki ini. Karena ternyata tingginya hampir sebelas dua belas dengan Brian.

Dia Azka. Sahabat Brian yang terkenal tenang dan tidak banyak tingkah. Namun diantara berempat bersahabat, Azka adalah si anak pintar diantara sahabat-sahabatnya.

Azka memberikan buku tadi pada Kaluna dan diterima Kaluna dengan memberikan anggukan sopan. "Makasih, udah dibantuin."

Dan dijawab dengan anggukan oleh sang empu.

"Kamu mau cari buku juga?" Tanyanya yang membuat ia menyesali pertanyaannya.

Yaiyalah cari buku, masa cari seblak di Gramedia. Monolognya.

"Iya." Jawabnya sambil memperlihatkan beberapa buku dan komik yang telah berada di tangannya.

Kaluna mengangguk mengerti sambil matanya mencari letak sahabatnya yang sekiranya bisa menemaninya disini. Maklum, dirinya dan sahabat-sahabat Brian sangat jarang untuk berinteraksi. Mereka hanya bertegur sapa saat sedang bertemu ketika Brian membawanya.

"Kamu udah selesai cari bukunya?" Tanya Azka yang membuat Kaluna kembali memusatkan perhatiannya pada lelaki jangkung di depannya.

"Masih mau liat-liat, sih. Siapa tahu ada yang menarik." dan lagi-lagi dijawab anggukan oleh Azka. "Kalau kamu bagaimana? Kesininya sendiri?"

"Iya, sendiri. Buku yang aku cari juga udah dapat."

"Oh, oke. kalau gitu, aku duluan, ya. Mau cari Tari dulu." Ucapnya pamit sambil memberikan senyum singkat dan berjalan mendahului Azka.

"Mau aku temenin, nggak?" Ucap Azka yang kini sudah berjalan di sampingnya.

Kaluna mengerutkan keningnya mendengar ucapan Azka. Tumben banget lelaki ini mau beramah-tamah padanya. Mau dianterin pula.

"Nggak perlu repot-repot, makasih banget. Tapi Tari kayaknya udah nunggu di depan." Tolaknya halus.

"Nggak repot sama sekali!" Jawabnya yang membuat Kaluna membuka mulutnya tak percaya. Nih orang nggak peka atau memang bagaimana dah, pikirnya.

Kaluna tak punya pilihan lain selain mengikuti Azka yang kini sudah berjalan di depannya.

Kaluna mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi Tari, namun yang dihubungi sudah muncul di depan sana dengan wajah yang penuh akan tanda tanya.

"Kok lo, bisa sama Kaluna?" Tanyanya to the point.

"Gue juga lagi beli buku, terus nggak sengaja ketemu sama Kaluna." Jawaban Azka yang mampu menuntaskan rasa penasaran Tari.

"Yaudah, kalau gitu. Kita duluan." Ujarnya pada akhirnya dan menggandeng lengan Kaluna menjauh dari sana. Bukannya Tari tidak sopan, hanya saja, Tari jadi ikutan membenci orang yang dekat dengan seseorang yang telah menghancurkan hidup sahabatnya.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading

Salam story from By_me

1
Swastika rahayu Putri
ditunggu update nya /Smile/
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!