NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Ferdinand menyalakan kamera ponsel. Ia mengabadikan pemandangan sunrise pagi ini. Mengarahkannya pada matahari. Kemudian ia menggeser perlahan kamera ponselnya, menyorot pada sosok wanita yang tengah berjalan mendekat yaitu Tiara.

Sahabatnya itu berjalan pelan, wajahnya tertunduk lesu. Satu tangan menutup mulut menyembunyikan ekspresi wajahnya.

Ferdinand mengakhiri rekam video di ponselnya. “Duduk sini!” pintanya mengisyaratkan agar Tiara duduk di sampingnya.

Tiara duduk, dekat dengan Ferdinand.

“Apa semalam kamu bisa tidur dengan nyenyak? Jujur aku tidak bisa tidur karena terus memikirkan mu,” ungkap Ferdinand.

Tiara tak bersuara, ia menggelengkan kepala pelan.

Ferdinand terus melihat ke arah Tiara. Dirga Abraham? Siapakah pria itu. Namanya masih sangat asing diterima telinganya, tetapi pria itu berhasil menjadi rivalnya hanya dalam dua kali perjumpaan. Siapa dia? Kenapa Tiara patuh dan takut dengannya.

“Aku sudah bertanya, dan Vida masih tidak mau menjawabnya!” ungkap Ferdinand kecewa. “Sekarang jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya. Hari ini juga ia harus mendapat jawaban. Besok pagi ia sudah berada di Singapura, dan akan sangat mengganggu jika Tiara masih menggantung perasaannya.

“Katakan apa yang harus aku jelaskan!” balas Tiara menunduk mengatur nafas. Ia tidak ingin menunjukkan kesedihannya pada Ferdinand.

“Siapa Dirga Abraham? Apa yang membuat kamu terikat dengannya?” selidik Ferdinand.

Tiara tidak menjawab. Ia tidak tahu harus mengawali ceritanya.

Hening. Semilir angin pantai bertiup kencang. Namun, Tiara tetap tidak bisa menyembunyikan isak tangisnya.

“Tiara apa kamu menangis?” tanya Ferdinand. Isakan Tiara yang duduk di sebelahnya terdengar jelas.

“Tidak aku tidak menangis,” elak Tiara. Mengusap air mata dengan punggung tangannya. Lidahnya kelu, mana mungkin ia menceritakan semuanya pada Ferdinand sementara hatinya terkoyak. Ya, sepanjang malam ia menunggu Dirga datang ke kamarnya. Berharap pria itu meminta maaf, tetapi apa yang terjadi tadi pagi masih belum bisa diterima oleh akalnya.

Kenapa Dirga tidak bilang saja kalau sudah sembuh! Kenapa tidak jujur saja kalau ia menyukai Rosalin kenapa? Dan kalau memang harus bercerai, Tiara juga akan berusaha menerimanya.

Sekali lagi Tiara memukul dadanya untuk mengurangi berat dan sesak yang ia rasakan.

Ferdinand meraih Tiara dalam pelukan. Seumur hidupnya, selama ia mengenal Tiara tidak pernah ia melihat Tiara menangis, sampai terisak.

“Menangislah, tapi kamu berhutang penjelasan padaku Tiara! Aku ingin tahu siapa orang yang sudah membuatmu terisak seperti ini.” Ferdinand membiarkan Tiara bersandar, melampiaskan tangisan di dalam pelukannya.

* *

Malam harinya.

Ponsel Dirga berdering, ada panggilan telefon dari Rosalin.

“Ada apa?” jawab Dirga ketus.

“Aku tidak bisa tidur, mau kah kamu keluar dan menemaniku minum di bar?” tanya wanita di seberang telefon.

“Sudah lama aku tidak minum!” tolak Dirga. Ia hanya ingin di kamar. Mengurai benang kusut di dalam pikirannya.

“Aku juga tidak minum, aku hanya butuh teman untuk malam ini!” bujuk Rosalin.

“Okay.”

“Segera ke sini, aku di mini bar lantai dasar!” ucap Rosalin merasa senang.

“Iya.”

Dirga keluar dari kamar hotelnya. Ia bergerak menuju lantai dasar, di mana Rosalin sudah menunggunya. Setibanya, di sana Dirga menyapukan pandangan dan segera berjalan menghampiri Rosalin yang melambaikan tangan ke arahnya.

Terdengar suara musik mengalun pelan. Tidak terlalu ramai, tetapi banyak juga ga yang menghabiskan malam di tempat ini.

“Minumlah, ini air soda biasa,” tawar Rosalin. Ia memang tidak berniat meminum alkohol.

Dirga menyesap minuman yang sudah dipesan oleh Rosalin. Ia menyalakan sebatang rokok dan berniat mengobrol panjang dengan wanita yang pernah berkencan dengan buta dengannya beberapa waktu yang lalu.

“Apa kamu sudah memiliki pacar atau kekasih?” tanya Rosalin to the point. Jujur saja, ia ingin sekali menikah dalam waktu dekat dan ia juga tidak keberatan jika Dirga menjadi calon suaminya.

“Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu?” sahut Dirga meski raganya berada di dekat Rosalin, tetapi pikirannya selalu tertuju pada Tiara.

“Aku hanya ingin tahu saja, lagi pula aku juga tidak mau menjadi perusak hubungan orang. Jadi saat aku dekat dengan seorang pria, aku harus memastikan. Apakah pria itu sedang menjalani hubungan atau tidak? Sahut Rosalin. Sudah lama ia berkecimpung di dunia hiburan. Rumor atau skandal mengenai orang ketiga bisa merusak kariernya. Lebih baik menghindari dari hal-hal seperti itu yang akan menghancurkan kariernya.

“Tampaknya kau harus berpikir ulang kalau ingin menikah denganku, jujur saja aku memiliki penyakit seksual,” ucap Dirga. Ia tidak ingin memberikan sang model harapan palsu.

“Apa maksudmu kamu sedang tidak bercanda kan?” Rosalin menautkan alisnya tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Dirga.

“Tentu saja aku serius. Aku— aku memiliki gangguan aversion seksual disorder, aku tidak tertarik sama sekali dengan tubuh atau apapun yang ada padamu Rosalin, jadi apa kamu masih mau menerimaku?” tantang Dirga.

[ Aversion Seksual Disorder ] Rosalin langsung mencarinya di mesin pencarian di ponselnya. Ia membaca sekilas.

“Apa kamu meragukan, kemampuanku di atas ranjang? Bisakah ku buktikan malam ini?” tantang Rosalin.

“Buktikan saja kalau bisa, sampai detik ini hanya satu orang yang bisa membuatku berhasrat dan ingin meniduri nya!” ucap Dirga. Ia hanya ingin jujur pada Rosalin dan ingin membuat wanita itu menyerah, pada ambisi untuk mendapatkannya.

“Baiklah Ayo kita ke kamar sekarang, aku akan membuktikan bahwa aku begitu mempesona tidak ada yang bisa menolak ku!” rayu Rosalin dengan pandangan mata menggoda. Kerlingan matanya, seharusnya membuat mampu membuat Dirga terpesona.

“Berani?” tantang Dirga ya tidak yakin karena beberapa kali ia bersentuhan dengan Rosalin. Bahkan ia sempat mencium punggung tangan gadis itu, tetapi tubuhnya tidak bereaksi apapun. Sama halnya dengan malam ini ia sangat yakin, tidak akan bergairah sama sekali. Meski Rosalin bertelanjang di depannya.

“Siapa takut, ayo kita ke kamarmu sekarang juga akan ku tunjukkan betapa kuatnya pesonaku ini!” goda Rosalin.

Keduanya berjalan beriringan menuju kamar Dirga. Tak ada sepatah katapun yang terucap. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

Setibanya di kamar.

Rosalin mengawali semuanya dengan mencium Dirga dengan dahsyat. Perempuan itu juga menghembuskan nafas panjang di dekat indra pendengarannya, untuk menggugah gairahnya. Namun, adegan panas hanya berhenti sampai di situ.

“Cukup! Ini tidak akan berhasil!” cegah Dirga.

“Kalau begitu, biarkan aku tetap di kamar ini sampai pagi, aku hanya ingin tidur di sini! Kita tidak perlu melakukan apapun! Cukup biarkan aku tidur di pelukanmu, dan beritahu aku siapa wanita spesial, satu-satunya wanita yang membuatmu bergairah!” desak Rosalin.

“Wanita itu menginap di samping kamarku,” jawab Dirga. Rosalin, mengikuti arah pandang Dirga. Ada conecting room. Siapa dia?

“Aku tidak peduli!” desak Rosalin. Ia sudah memaksa kedua tangan Dirga agar memeluknya.

“Aku tidak mau tidur denganmu!” tolak Dirga. Ia sadar ini kesalahannya. Tidak seharusnya, ia bermain api. Memanfaatkan Rosalin untuk membuat Tiara cemburu. Bodoh!

Pagi harinya.

Dirga terjaga dan tidak ada Rosalin di ruang kamarnya. Ia segera pergi ke kamar Tiara, tetapi sang istri juga tidak ada di sana.

Pria itu, kembali lagi ke kamarnya, meraih ponsel dan menghubungi Tiara. Namun, tetap tidak ada jawaban. Suara dering ponsel bahkan terdengar di kamar sebelah.

“Sial kamu ke mana Tiara!” Dirga kembali ke kamar Tiara. Mengambil ponsel sang istri, dari sana ia tahu bahwa Tiara pergi ke pantai bersama Ferdinand.

“Bedebah!”

Dengan masih memakai baju tidur, Dirga segera turun dari kamarnya. Ia pergi ke pantai terdekat.

Langkah kakinya cepat, dan ia terus menyusuri pantai menyapukan pandangan mencari Tiara.

Akhirnya, ia menemukan Tiara. Sang istri, saat ini sedang berada di pelukan pria lain. Pria itu adalah Ferdinand.

Dirga mendekat.

Ferdinand yang melihat Dirga, segera mengurai pelukan. Ia berjalan menghampiri Dirga.

Dan.

Bag.

Bug.

Dua pukulan mendarat di pipi kanan Dirga.

“Dasar bocah!” teriaknya.

“Kau yang bocah!” balas Ferdinand.

“Pergi kamu, jangan dekat-dekat dengan Tiara!” titah Dirga. Jemari tangannya sudah mengepal ingin membalas pukulan Ferdinand.

“Tidak! Kalau pun aku pergi aku akan membawa Tiara bersamaku!” Ferdinand tidak melepaskan genggaman tangannya pada jemari Tiara.

“Awas kau ya!”

“Kau yang awas, kau sudah membuat Tiara menangis! Awas saja kau ya! Urusan kita belum selesai!” ancam Ferdinand. Melihat Tiara yang terus berlinang air mata. Ia membawa sahabatnya itu pergi dari hadapan Dirga.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!