Gloomy Wedding

"Daddy! "

Barra menyipitkan kedua matanya saat melihat seorang anak kecil berdiri di hadapannya, dan memanggilnya dengan sebutan "Daddy".

"Daddy? " Ulang nya.

"Daddy! Ayo kemari! "

Datang lagi seorang anak kecil yang terlihat mirip dengan anak yang berdiri di hadapannya. Melihat mereka membuat Barra membulatkan kedua matanya kaget.

"Kalian.. Kalian Anak - anakku? " Tanya pria itu tak percaya dengan kedua mata berkaca - kaca.

"Daddy! Ayo ikut, Mommy sudah menunggu! " Ajak kedua anak kecil itu sembari berjalan pergi dari sana.

Barra pun mengikuti mereka, terlihat seorang wanita berdiri dengan tatapan kosong menatap lurus ke depan.

"Bella?! "

Kedua anak kecil itu mendekati Bella yang masih berdiri mematung. Bella langsung memeluk kedua anak itu lalu menangis di dalam pelukan mereka.

"Bella.. " Barra hendak mendekati mereka, namun tiba - tiba salah satu anak itu mendorong nya menjauh.

"Daddy jahat! Daddy selalu membuat Mommy Menangis! Kami benci padamu Dad! " Sergah anak itu membuat Barra menggeleng kan kepalanya dengan linangan air mata.

"Tidak sayang.. Daddy minta maaf! Bella, aku mohon maafkan aku! Aku tau aku sudah banyak membuat mu tersiksa, tapi aku mohon tolong maafkan aku! " Mohon pria itu ingin kembali mendekati Bella.

Namun lagi - lagi salah satu dari kedua anak itu selalu mendorongnya menjauh dari Bella.

"Pergilah Barra! Aku tidak akan pernah melupakan apa yang pernah kau lakukan! " Bella berucap dengan bibir bergetar. Dia mengulurkan tangannya hingga anak yang mendorongnya barusan berlari mendekat ke arahnya.

"Kau tidak akan pernah menemukan kami, Dad! Kami akan meninggalkan mu sendirian! "

"Tidak! Bella! Aku mohon jangan pergi! Jangan tinggalkan aku! Sayang, jangan tinggalkan Daddy! "

Barra berlari mengejar mereka yang malah terlihat semakin jauh di dengannya. Tangannya terulur untuk menggapai kedua manusia itu, namun tiba - tiba semuanya retak. Jatuh dan hancur secara berkeping - Keping.

Tangisan suara bayi terdengar begitu keras dan nyaring membuat Barra menutup kedua telinganya lalu berteriak.

"Bella!!! "

Barra terbangun dari tidurnya saat dia mengalami mimpi yang cukup aneh. Keringat dingin bercucuran di wajah pria itu, nafasnya memburu membuatnya mengusap wajah dengan cukup kasar.

Pria itu bangkit dari atas ranjang dan berjalan menuju jendela kamar nya. Bulan terlihat terang menyinari malam yang gelap ini.

Mengingat mimpinya membuat hatinya terasa gelisah dan sakit. Dia takut benar - benar tak bisa menemukan Bella dan mereka pergi meninggalkannya.

Apalagi di dalam mimpi anaknya malah membencinya dan menyuruh nya untuk pergi. Tentu alasannya jelas kenapa anaknya sendiri akan membencinya. Dia selalu membuat Bella menangis dan menyiksa wanita malang tak berdosa itu.

"Bella.. Maafkan aku.. "

Sekarang dia harus berjuang seorang diri untuk menemukan keberadaan Bella dan kedua anaknya. Karena dia tau jika Liam tak akan mau membantunya, walaupun pria itu mengetahui dimana Bella sekarang.

"Dimana Bella sekarang? Akan kemana pria itu membawanya? Dia pasti tidak akan membiarkan ku menemukan Bella dengan mudah. "

Perjuangan mu untuk menemukan Bella di mulai dari sini Barra. Masih banyak rintangan yang harus kau lalui untuk bisa bersama kembali dengan Bella jika Author mengkehendaki.

Kau masih harus membujuk Mama Rea. Karena seharusnya kau tau jika wanita itu pasti sudah sangat membenci dirimu. Karena ayolah, berpikir. Ibu mana yang akan rela anak yang dia besarkan dengan penuh perjuangan dan kasih sayang kau siksa begitu saja?

"Apa yang akan ku lakukan jika aku sudah menemukannya? Aku yakin jika dia tak akan semudah itu memaafkan ku. Apalagi Mama Rea, Wanita itu pasti sudah sangat membenci ku. Sial! Jika saja waktu itu tak ku bawa dia sekalian. " Barra merutuki dirinya sendiri.

Dulu, niatnya membawa Mama Rea bersama dengan Bella agar wanita paruh baya itu bisa melihat dengan langsung bagaimana putrinya itu dia siksa. Dan karena hal itu juga, dia akan kesulitan mendapatkan Bella kembali.

"Aku harus mulai dari mana mencarinya? Dunia ini sangat luas. "

Walaupun dia harus mencarinya hingga ke ujung dunia, dia akan tetap mencarinya sampai ketemu.

***

Di sisi Bella, wanita itu terlihat melamun sembari menatap kedua Putranya yang tengah bermain.

Akhir - akhir ini Bella selalu saja melamun yang membuatnya kadang hilang fokus dan menjatuhkan sesuatu yang dia pegang. Dan alasan dia seperti itu karena terus memikirkan tentang Kedua putranya dan juga pria yang masih berstatus sebagai suaminya.

Rasa takut tak bisa dia hilangkan dari hatinya. Rasa takutnya masih sama. Walaupun kemungkinan kecil Barra bisa menemukan mereka, tapi Bella tetap tak bisa menghilangkan rasa takutnya.

Karena pria itu bisa kapan saja menemukannya. Terlebih, dia takut jika pria itu menemukannya Dia akan melakukan sesuatu pada Kedua putranya. Dia masih menganggap ancaman itu berlaku sampai sekarang.

"Bella! Hentikan itu! Lagi pula jika pria itu menemukan kalian, Mama tidak akan membiarkan dia melakukan apapun pada Mu! Sudah cukup selama ini dia selalu menyiksa kita. Lagi pula, Caspar Tak akan membiarkan itu terjadi! " Mama Rea tiba - tiba berucap saat melihat putrinya itu kembali melamun.

"Ma, Tidak mungkin dia akan melakukan hal sejauh itu. " Balas Bella kembali dengan kesadarannya.

"Sudah Mama bilang Belle! Caspar itu menyukai mu, dan Mama yakin dia pasti mau melindungi kalian dari pria itu. "

Bella menghela nafas mendengar penuturan Mama Rea. Walaupun tak yakin, semoga saja apa yang di katakan Mama Rea benar terjadi.

***

Maafkan karena telat update beberapa hari ini

•́ ‿ ,•̀

Semoga kalian mau memaafkan dan terimakasih masih mau membaca Novel Author ini(~￣³￣)~