NovelToon NovelToon
THE G.O.A.T FOOTBALL: Mengejar Mimpi

THE G.O.A.T FOOTBALL: Mengejar Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Pemain Terhebat / Karir
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: RenSan

Langit Jakarta yang kelabu seolah mencerminkan hidup keluarga Rahman. Di rumah petak sempit itu, Rahman, pemuda 17 tahun yang kurus namun bermata tajam, mengemasi barang-barangnya. Di sudut ruangan, ibunya, Bu Fatimah, terisak pelan. Ayah Rahman, Pak Hasan, hanya bisa mengusap punggung istrinya dengan tatapan sendu. Adik Rahman, Riko, merangkul kaki ibunya, wajahnya penuh tanya.

"Nak, jaga diri baik-baik di sana. Ibu hanya bisa berdoa untukmu," Bu Fatimah memeluk Rahman erat.

Rahman mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ibu, Ayah, doakan Rahman. Rahman akan berusaha keras di sana."

Keesokan harinya, Rahman berangkat ke bandara dengan bekal seadanya dan tekad membara. Tujuannya: Spanyol, negeri yang jauh di seberang benua. Di sana, ia akan bergabung dengan akademi sepak bola CD Leganés B, sebuah klub kecil yang tak banyak dikenal di pinggiran Madrid.

Kehidupan di Spanyol tidak mudah bagi Rahman. Selain harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang asing, ia juga harus bersaing dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RenSan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

Rahman tiba di kafe dekat Universitas Indonesia yang ditunjukkan Cintia melalui pesan singkat. Ia sedikit gugup, namun antusiasme untuk bertemu Cintia lebih mendominasi perasaannya. Kafe itu bernuansa hangat dengan aroma kopi yang menggoda. Rahman melihat Cintia duduk di sudut kafe, melambaikan tangannya dengan senyum manis.

"Hai, Cintia," sapa Rahman setelah duduk di hadapannya.

"Hai, Rahman! Senang akhirnya bisa bertemu lagi," balas Cintia dengan mata berbinar.

Rahman memesan secangkir kopi hitam, sementara Cintia memilih teh hijau. Obrolan mereka mengalir begitu saja, tak hanya seputar sepak bola.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Rahman, berusaha mengenal Cintia lebih dalam.

"Lumayan sibuk, tapi menyenangkan," jawab Cintia. "Aku mengambil jurusan manajemen bisnis."

"Wah, keren! Jadi, kamu ingin menjadi pengusaha seperti ayahmu?"

Cintia menggeleng. "Belum tentu. Aku masih mencari passion-ku. Mungkin nanti aku akan membuat usaha sendiri, tapi belum tahu bidang apa."

Rahman mengangguk. "Aku juga masih mencari jati diriku di luar sepak bola. Aku suka musik dan film, tapi belum tahu apakah aku bisa berkarir di bidang itu."

"Aku yakin kamu bisa sukses di bidang apapun yang kamu pilih, Rahman," ujar Cintia dengan penuh keyakinan.

Rahman tersipu malu. "Terima kasih, Cintia.

Mereka kemudian bercerita tentang masa kecil mereka, tentang mimpi-mimpi yang mereka miliki, dan tentang hal-hal yang membuat mereka bahagia. Rahman merasa semakin nyaman berbicara dengan Cintia. Ia merasa Cintia adalah pendengar yang baik, yang selalu memberikan respons positif dan dukungan.

"Rahman, aku sangat bangga dengan pencapaianmu ," ujar Cintia. "Kamu telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk aku."

Rahman tersenyum. "Terima kasih, Cintia." lagi-lagi Rahman berkata terimakasih karena dia tidak tau apa yang mau di bicarakan karena ini adalah pertama kali Rahman sedekat ini dengan perempuan selain ibunya.

"Aku akan selalu mendukungmu, Rahman," ujar Cintia.

Rahman merasakan getaran hangat di hatinya. Ia menatap mata Cintia, dan ia melihat ketulusan di dalamnya. Ia merasa ada ikatan khusus yang terjalin antara dirinya dan Cintia, ikatan yang melampaui sekadar penggemar dan idola.

Saat mereka berpisah, Rahman merasa enggan untuk berpisah dengan Cintia. Ia ingin waktu berhenti, agar ia bisa terus bersama Cintia.

"Sampai jumpa lagi, Cintia," ujar Rahman dengan suara lirih.

"Sampai jumpa, Rahman," balas Cintia dengan senyuman manis.

Rahman berjalan pulang dengan hati yang berbunga-bunga. Ia merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Ia tahu bahwa Cintia adalah seseorang yang istimewa, seseorang yang ingin ia kenal lebih dekat.

...****************...

Rahman menunggu taksi di pinggir jalan, hatinya masih dipenuhi kehangatan dari pertemuannya dengan Cintia. Ia tersenyum, mengingat obrolan mereka yang mengalir begitu alami dan tawa riang Cintia yang mengisi kafe.

Namun, senyumannya memudar saat matanya menangkap sosok Cintia di seberang jalan. Gadis itu berjalan berdampingan dengan seorang pria yang berpenampilan rapi dan elegan. Dari caranya membawa diri dan pakaian yang dikenakannya, Rahman bisa menebak bahwa pria itu berasal dari kalangan berada.

Hati Rahman terasa seperti tertusuk ribuan jarum. Ia melihat Cintia dan pria itu berjalan menuju sebuah mobil mewah, lalu pergi meninggalkan kafe. Rahman terpaku di tempatnya, perasaan kecewa dan sakit hati menjalari seluruh tubuhnya.

"Mungkin dia hanya teman Cintia," bisik Rahman dalam hati, berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Namun, jauh di lubuk hatinya, ia tahu bahwa itu hanya harapan kosong. Ia melihat cara Cintia menatap pria itu, cara mereka tertawa bersama. Ada kedekatan di antara mereka yang tidak bisa dipungkiri.

Rahman merasa dunia seakan runtuh di sekitarnya. Ia merasa bodoh karena telah berharap terlalu banyak. Ia merasa tidak pantas untuk Cintia, yang berasal dari dunia yang jauh berbeda dengannya.

"Aku harus fokus pada karierku," gumam Rahman dengan suara bergetar. "Aku harus menjadi pemain sepak bola yang sukses. Aku harus membahagiakan orang tuaku."

Rahman tidak lagi menyebut nama Cintia dalam tujuannya. Ia merasa bahwa ia harus melupakan Cintia, setidaknya untuk saat ini. Ia harus fokus pada mimpinya, pada sepak bola, pada keluarganya.

Rahman mengepalkan tangannya, tekadnya semakin membara. Ia akan membuktikan kepada dunia bahwa ia bisa menjadi pemain yang hebat, pemain yang bisa mencapai puncak kesuksesan. Ia akan menunjukkan kepada Cintia bahwa ia bisa menjadi pria yang pantas untuknya.

Rahman akhirnya mendapatkan taksi. Ia masuk ke dalam taksi, meninggalkan kafe dan kenangan tentang Cintia di belakangnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi ia yakin bahwa ia akan terus berjuang, mengejar mimpinya, dan menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

apakah yang terjadi? Dan siapa Pria yang bersama Cintia itu?

Mari kita nantikan kelanjutannya.......

Bersambung...

1
Buana Lukman
bagus
Galih Okhemm
BNMM
Go Anang
Luar biasa
Henns 05
cerita yg sangat baru
Buana Lukman
bagus
aku jg mw🤤
semoga, GK Hiatus kek novel bola lainnya cerita bagus soalnya.
aku jg mw🤤: ditunggu /Angry/
RenSan: gak akan saya akan bikin sampai tamat. tapi Minggu Minggu ini saya lagi UAS jadinya Jarang untuk UPDATE
total 2 replies
Yahya
btw kalo main di timnas jangan lupa pemain abroad kayak ragnar, rafael, ivar walsh dll
RenSan: siap. nanti pas kualifikasi piala dunia kita tambahin cerita akan naturalisasi pemain
total 1 replies
Yahya
mantap semangat rahman semoga bisa tembus liga champhions dan pildun
Buana Lukman
bagus up
Buana Lukman
bagus
BhaGha
semangat mas Rahman,
nanti musim depan duet sama Mas Rohim
/Grin/
Midori Mikushii
semangat buat up nya Thor
Midori Mikushii
Iya lebih baik begitu daripada rahman harus maen pas masa kelam ya timnas ya kali maen sama pemain titipan kan
aku jg mw🤤: ada benarnya wkwkw
total 1 replies
Midori Mikushii
ayo semangat Thor, gw suka nih MC fan CR 7 karena di novel² lain kebanyakan MC nya fans messi
Midori Mikushii
makasih buat chapternya thor
Cod Cod Dulu
Luar biasa
Yahya
selalu semangat tjor
Yahya
kita membutuhkan sosokrahman di timnas
Cod Cod Dulu
deg degan euy
Red Hawk
thanks for the chapter
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!