Aku terpaksa menikah dengan pria yang belum pernah aku temui sebelumnya.Setelah menikah kembaranku menginginkan bertukar suami. Apakah dia sudah gila mau menukar suaminya dengan suamiku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31 : Hari pertama sekolah
Aku masuk ke ruang kelas lima, walaupun masih honorer aku dipercaya jadi wali murid kelas lima. Sebenarnya hanya menggantikan bu Reni yang sudah pensiun dan belum ada lagi guru yang pengganti yang datang, makanya aku sejak bulan lalu dijadikan wali kelas.
"Happy Wedding bu Ruby" murid-murid ku yang beranjak remaja ini menyambutku dengan ucapan selamat menikah. Aaaaa aku jadi terharu. Ditambah lagi ada salah satu murid mewakili memberikan aku buket bunga dan satu lagi hadiah.
"Aduh terimakasih anak-anak kenapa harus repot-repot sih?"
"Hah jadi bener bu guru sudah menikah? " salah satu murid laki-laki tanya begitu.
Lah terus buat apa mereka ngasih ucapan kalau masih ragu.
"Iya woi! ibu aku aja datang makanya kita kasih surprise buat Bu Ruby" ada yang jawab seperti itu.
"Bu Ruby jadi nikah sama Suga? " ada yang tanya itu, aku pingin ngakak.
"Yah ibu nih baru ditinggal wamil sama jin hyung sudah nikah aja" ada lagi.
Aduh murid ku ini yang cewek semuanya memang k-poper satu frekuensi sama gurunya. Jadi sangatlah nyaman,dan seru banget.
"Terus kenapa kita nggak diundang?"
"Iya padahal nikahan nya dihotel loh, pasti masih muat kalau kita datang."
"Lain kali kami diundang ya bu" ucapan yang ini itu menarik perhatianku.
"Lah mana ada lain kali dodol, bu Ruby ya cuma nikah sekali" ada yang negor.
"Ya kalau aku udah gede nikah sama aku dong. "
"Sembarangan! "
Sumpah aku cuma tertawa, pokoknya mereka itu lucu-lucu banget.
"Bu, jangan ketawa terus dong komen lah.Nggak usah nunjukin kalau lagi bahagia, kita udah tahu kok ibu bahagia. " astaga ada yang bilang gitu juga.
"Baik, baik sekarang kalian duduk semua ya biar semuanya dengar" lalu mereka ke bangku masing-masing.
Pokoknya kalau sudah didalam kelas itu moodboster banget buat ku.
"Terimakasih banyak ya anak-anak ibu, maaf kalian nggak diundang. Tapi habis ini ibu traktir dikantin, gimana?"
"Yeeeee" semuanya seneng walaupun cuma ditraktir dikantin Sekolah.
Hari ini belum mulai belajar, karena masih awal masuk mulai semester genap. Aku hanya membagikan buku paket dan LKS serta jadwal pelajaran yang sedikit berubah. Kami mengakhiri pertemuan pukul sepuluh kurang dan langsung menuju kantin sekolah sebelum diserbu kelas lain.
Senang rasanya melihat anak-anak nampak bahagia seperti ini.
Aku juga ikut makan cilok dikantin bersama para muridku. Lalu tak lama murid yang lain sudah keluar. Dan ada juga Amanda dan bu Sari ke Kantin.
"Lahhhh bu Ruby ikut nongkrong dikantin juga? " ucap Amanda.
"Iya dong, biar awet muda"
"Awet cilik e? "( Awet kecil nya?)
Lalu beberapa berangsur-angsur ada yang pamit pulang lama kelamaan kantin jadi sepi tinggal aku dan Amanda saja. Bu Sari juga pulang tadi cuma nungguin anaknya yang kelas enam keluar kelas.
"Gimana kehidupan berumah tangga by? " tanya Amanda.
"Biasa aja" aku ke ibu kantin untuk membayar semua jajanan anak kelasku.
"Ya dijawab enak gitu loh bu Ruby"saran yang jualan.
Aku tertawa kecil, " Nanti kepingin itu bu Amanda "
"Hah enggak ya untuk saat ini" Sahut Amanda.
"Sudah ayo balik yuk" aku mengajak Amanda.
Aku ambil tas dan hadiah dari anak didik ku tadi. Kalau bunga tidak aku bawa, tapi aku letakkan di atas meja kebetulan ada vas bunga nganggur.
"Bareng nda. " teriakku. Aku berani teriak karena sudah nggak ada lagi murid-murid diarea sekolah semuanya sudah pulang.
"Emang nggak dijemput? " Amanda sambil pakai helm.
Belum aku jawab tidak, ada pak Zain ke parkiran,dengan senyum.
"Bu Ruby, maaf ya waktu itu nggak bisa datang ke pernikahan bu Ruby"
"Iya nggak papa kok pak"
"Selamat ya atas pernikahannya" Zain ingin memberiku sebuah amplop. Lahhhh kenapa ini orang?
"Lah pak, nggak usah kan resepsinya sudah lewat."aku menolak.
"Lagian bu Ruby nggak menerima Amplop kok Pak saat pesta waktu itu. Kita cuma makan gratis" Amanda sambil menaiki motor.
"Iya Pak doanya saja" aduh situasi apa ini kok canggung gini.
Lalu aku naik ke motor Amanda.
"Kami duluan ya pak" aku dan Amanda meninggalkan Zain sendiri.
Sudah diluar gerbang Amanda berceloteh, "Pasti dia nggak kuat buat ke pernikahan kamu. Kasian sekali, lagian nggak sat set sih"
"Kamu ngomong apa sih nda? "
"Lah kamu nggak tahu dia kan sebenarnya suka sama kamu By, cuma diem aja. Aku yakin waktu denger kamu nikah, dia nangis dipojokan. " Amanda kayaknya ngarang nih bocah.
"Ngaco"
Dia tertawa.
