cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5 [ Terinfeksi virus budak ]
"Gua Meyliza Saputri, kelas 11 mipa 2. Udah cukup, pergi lu sana!." Jawab Liza, yang kembali galak pada Arba. Sembari melepaskan jabatan tangan nya dengan Arba.
"Santai dong, masa baru kenalan udah di usir aja." Ucap Arba yang masih berusaha mendekati Liza.
"Ehem...gua ke kelas duluan ya, Liz." Ucap Rena yang paham kode kaki dari Arba. Saat Liza memperkenalkan diri nya, Arba sengaja menyenggol kaki Rena untuk memberi kode bahwa ia ingin berduaan dengan Liza.
"Gua-." Jawab Liza terpotong.
"Liza bareng gua, lu ke kelas duluan aja. Gapapa kan Meyliza Saputri." Sambung Arba sembari tersenyum manis pada Liza.
"Oke, gua duluan ya, Liz." Ucap Rena, lalu ia pun meninggalkan Liza berduaan dengan Arba.
"Woy Ren, jahat bet lu!!." Teriak Liza yang ingin sekali marah pada Rena. Ia pun berdiri untuk pergi menyusul Rena, namun Arba memanggil nama nya yang membuat langkah Liza terhenti.
"Liza." Panggil Arba dengan lembut sembari melihat ke arah Liza.
"Mau lu ape sih?!!." Marah Liza sembari menatap tajam ke arah Arba.
"Gua mau lu, Liz." Jawab Arba tanpa malu.
"Mimpi lu!!." Ucap Liza yang sangat menekan kata kata nya. Lalu pergi meninggalkan Arba begitu saja.
"Lucu banget sih, gua suka liat lu marah." Batin Arba sembari senyum senyum sendiri seperti orang gila.
"Ciee yang mimpi." Ucap Zion yang menghampiri Arba setelah Liza pergi.
"Itu kode bego. Tanda nya dia pengen gua mimpiin dia lagi pacaran Ama gua." Jawab Arba yang sangat positif thinking.
"Serah lu aja dah, Ar. Semangat mengejar cinta kakel galak." Ucap Jeje yang menyemangati Arba, walaupun ia juga tak yakin jika Arba bisa mendapatkan kakel galak itu.
...----------------...
Sejak hari itu Arba selalu mengikuti kemana pun Liza pergi, bahkan mereka di kira pacaran karena terus bersama. Liza yang tak tahan lagi dengan Arba pun berusaha menanyakan alasan apa yang membuat Arba terus mengikuti nya.
Di kantin sekolah.....
Arba kini sedang duduk di depan Liza yang sedang santai sembari menyeruput minuman yang ia beli dari bibi Kantin.
"Gak usah liat gua gitu!!." Tegas Liza yang tak suka terus di lihat oleh Arba.
"Lu kok cantik banget sih, Liz." Ucap Arba sembari memandangi wajah Liza dengan pose kedua tangan nya bertumpu pada meja lalu telapak tangan nya ia tempelkan di pipi.
"Arba, mending lu jujur deh sama gua. Lu mau apa dari gua. Kenapa lu terus ikutin gua kemana pun gua pergi?!!." Tanya Liza dengan wajah serius, namun Arba malah menanggapi nya dengan candaan.
"Gua mau lu jadi ibu dari anak anak kita, Liz." Jawab Arba sembari menatap Liza dengan tatapan menggoda.
"Gak usah ngarep, ogah gua ngelahirin anak dari lu!!." Tolak Liza dengan tegas.
"Kenapa gak mau, anak kita bakal ganteng kayak gua kalo lu yang ngelahirin nya." Ucap Arba yang sangat percaya diri.
"Pede banget sih lu, muka kek Pulu Pulu juga?!." Heran Liza yang melihat kepercayaan diri Arba yang sangat tinggi.
"Mata lu gak minus kan, muka gua ganteng gini mirip tehjus, lu bilang kek Pulu Pulu. Yang bener aja?!." Jawab Arba yang tak terima di bilang mirip seperti Pulu pulu yang ada di kartu Upin Ipin.
"Sape tehjus?!!." Tanya Liza yang sudah pasrah meladeni kepedean adik kelas nya ini.
"Masa lu gak tau tehjus, orang Korea joget joget itu loh." Beri tau Arba yang memberi ciri ciri orang yang ia maksud.
"Sembarangan aje lu, nama orang lu ganti ganti. Nama nya Taehyung bukan tehjus!!." Kesal Liza yang benar benar sudah tak bisa mengontrol emosi nya.
"Udah lah, gua mau ke toilet." Ucap Liza lalu berjalan menjauhi Arba, namun Arba masih saja membuntuti Liza.
"Gua mau ke toilet setan, nape lu tetap ikut?!!!." Marah Liza setelah memberhentikan langkah nya ketika melihat Arba yang masih mengikuti nya dari belakang.
"Gua mau jagain Lu, Liz." Jawab Arba santai, dengan wajah tanpa dosa nya.
"Monyet lu, jauh jauh dari gua. Awas aja masih ngikutin gua ke toilet, gua tonjok lu!!." Ancam Liza lalu pergi meninggalkan Arba di kantin.
Arba pun menghela nafas panjang, lalu berbicara di dalam hati nya.
"Ternyata gak mudah ya ambil hati cewek galak." Batin Arba yang hampir ingin menyerah.
Tak jauh dari mereka ada dua kerak bumi yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka. Dua kerak bumi tersebut adalah Zion dan Jeje.
Mereka menggunakan topi sekolah dan masker untuk menyamar agar Arba tak tau jika mereka selalu melihat perkembangan pdkt Arba dengan Liza.
"Kek nya kita deh yang bakal menang taruhan. Udah cukup lama, tapi Arba belum ada peningkatan sama tu macan tuyul." Bisik Zion pada Jeje, setelah selesai memata matai Arba dan Liza.
"Bagus ege, berarti kita gak perlu lari di lapangan pake sepatu heels." Jawab Jeje yang terlihat senang melihat perkembangan pdkt Arba yang belum ada peningkatan.
"Iya sih, tapi gua rada gak tega kalo ngebotakin rambut nya Arba. kalo kata orang nih, kegantengan itu di ukur dari model rambut. Lu bayangin aja kalo Arba botak. Bukan lagi mirip Jefri Nichol ntar, yang ada mirip Daddy Corbuzier." Ucap Zion yang memikirkan penampilan Arba jika ia tak berhasil membuat Liza menjadi pacar nya.
"Iya juga sih. Ya udah yok samperin." Jawab Jeje yang juga tak tega melihat Arba yang terus frustasi karena terus gagal membuat Liza nyaman.
"Yok." Mereka pun melepas masker dan topi yang mereka pakai untuk penyamaran. Lalu menghampiri Arba yang duduk sendirian sembari bermain game di handphone nya.
"Bangke, bego banget sih main nya, tolol bet anji*g.!!." Marah Arba yang melampiaskan emosi nya dengan bermain game, dan mengumpat diri nya sendiri.
"Ar..." Panggil Zion sembari memegang pundak Arba.
"Apa?!!." Bentak Arba yang tak memikirkan siapa yang kini ada di hadapannya.
"Santai bro. Lo boleh kesel. Tapi jangan kek orang gila gini, lu masih punya kita. Kita bakal bantuin lu sampai lu berhasil dapetin tu macan tuyul." Ucap Zion berusaha menenangkan Arba.
Sembari merangkul pundak sebelah kiri Arba, sedangkan Jeje, ia merangkul pundak sebelah kanan Arba.
"Bentar....bisa gak kalimat macan tuyul nya di ganti, gak enak banget di kuping gua nih?!." Walaupun Arba tau itu hanya sekedar bercandaan. Namun ia merasa tak suka saja jika cewek yang ia suka di sebut macan tuyul.
"Bejir....Arba gak suka Cok, cewek nya di panggil macan tuyul." Jawab Jeje yang sengaja menggoda Arba.
"Iya, Je. Arba udah terinfeksi virus budak." Sambung Zion yang ikut menggoda Arba.
"Apaan tuh virus budak?." Tanya Arba yang penasaran dengan arti dari kata virus budak.
"Virus bucin mendadak." Jawab Jeje dan Zion kompak, mereka pun tertawa bersama karena mendengar arti dari kata virus budak.
"Bisa aje lu, udah kuy, kita ke kelas." Ajak Arba lalu ia pun berdiri dari tempat duduk nya, dan pergi bersama 2 sahabat sejoli nya itu.
"KUY!." Jawab mereka kompak.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka dan mendengar semua pembicaraan mereka.
Ia duduk tak jauh dari meja mereka, orang tersebut menggunakan jaket hitam agar tak terlihat siapa ia sebenarnya.
"Meyliza Saputri kelas 11 mipa 2. Oke, gak bakal gua biarin lu dapetin tu cewek!."
to be continued ~~~
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗