GADIS DINGIN MILIK TUAN MAFIA

Nyonya gisel tampak ketakutan saat ayu mencampurkan sesuatu ke dalam cairan berwarna biru itu, nampak di matanya cairan itu mengeluarkan asap putih setelah kedua nya di campur.

"Seperti nya ukiran mu itu akan lebih indah jika di siram dengan cairan yang sudah aku campur ini." ucap ayu santai dengan tangan masih mengotak atik cairan itu.

"Tolong maafkan aku, tolong jangan sakiti aku lagi, bukan kah kita masih ada hubungan keluarga ayu?" ucap nyonya gisel dengan nada merayu ayu agar dia berhenti menyakiti nya

Ayu yang mendengar ucapan nya seketika diam dan raut muka nya menjadi datar dan juga dingin, aura itu bisa nyonya gisel rasakan di sekitar nya. Dia tiba tiba merasa ketakutan apalagi saat dia meihat tatapan tajam ayu terhadap nya.

"Keluarga ya? Apa arti keluarga itu adalah yang dengan tega menghabisi nyawa anak yang tak bersalah hanya karena rasa iri, kalian begitu tega menghabisinya dengan sadis dan juga tak berperikemanusiaan. Apa itu artinya keluarga? Kalau itu artinya, bearti apa yang aku lakukan sekarang tidak salah bukan?" tanya ayu bertubi tubi dengan nada yang dingin

Tuan gisel menggelengkan kepala nya kuat dia begitu ketakutan, apalagi saat ayu berjalan menuju ke arah nya denan membawa cairan kimia yang ada di tangan nya.

"Tolong hentikan, please aku mohon padamu hentikan siksaan ini, apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti menyiksa ku?" tanya nyonya gisel dengan tangan menangkup di dada memohon ampunan pada ayu

"Hidupkan kembali adikku baru kau aku ampuni. Apa kau bisa melakukan itu?" tanya ayu dingin

Nyonya gisel terdiam sesaat mendengar jawaban ayu, sudah di pastikan dia tak dapat melakukan hal itu. Meskipun dia menyerahkan nyawa nya sekali pun.

"Bagaimana bisa aku melakukan itu." lirih nyonya gisel, ayu yang mendengar ucapan nyonya gisel pun tersenyum sinis.

"Hanya kematian mu yang bisa membuatku memaafkan kau bitch, selain itu tak ada yang bisa membuatku untuk berhenti menyiksa mu. Karena aku tak akan memberi kematian yang mudah untuk orang seperti mu." ucap ayu dengan tangan yang bersiap menumpahkan cairan kimia itu ke tangan nyonya gisel yang sudah di ukir oleh ayu sebelum nya.

Nyonya gisel semakin menggelengkan kepala nya kuat, dia semakin ketakutan dengan mata yang melotot belum lagi suara lengkingan ketakutan yang menggema di ruangan itu. Dengan gerakan perlahan ayu menuangkan cairan itu ke tangan nyonya gisel, seketika kulitnya mengembang seperti kita sedang menggoreng kerupuk dalam minyak panas.

"AKHHHH TIDAAAKKKKK!!!" teriak nyonya gisel kesakitan yang tiada terkira, kulitnya perlahan menghitam melepuh, mengeluarkan cairan bening di sekitar luka yang ayu siram tadi.

Ayu tersenyum senang ketika melakukan itu, tak ada raut penyesalan atau pun bersalah yang terlihat, dia seolah olah sedang bermain main ketika melakukan hal sadis itu. Sedikit demi sedikit ayu menumpahkan cairan itu di tangan nyonya gisel, teriakan demi teriakan dari nyonya gisel tidak membuat ayu terganggu.

"Kau tahu, suami mu juga mengalami hal yang sama dengan apa yang kau alami sekarang. Tetapi beda nya dia tidak aku buat mati, dia akan terus merasakan siksaan itu sampai aku bena benar puas." ucap ayu sembari tangan nya terus menyiramkan cairan kimia itu di tangan nyonya gisel.

"Kau manusia biadab, padahal umur mu masih muda tetapi kau sudah seperti iblis. Tidak kah orang tua mu mengajarkan mu tentang sikap yang baik?" ucap nyonya gisel dengan nada yang terbata bata, ucapan nya sontak membuat ayu menatap tajam pada nyonya gisel.

"Seharusnya itu ku tanyakan padamu, tidakkah orang tua mu mengajarkan kau rasa belas kasih terhadap anak anak sehingga kau dengan kejam menghabisi nyawa seorang anak yang bahkan dia tak tahu apa apa. Kau lah iblis itu, dan kau lah yang biadab!!" ucap ayu dengan gerakan cepat dia menuangkan cairan kimia itu ke wajah nyonya ayu sehingga membuat nya berteriak kesakitan

"Akkkhhhhh, dasar sialan, kau benar benar manusia iblis!!" teriak nyonya gisel, tangan nya menutup wajah nya yang melepuh itu, sungguh sangat mengenaskan kondisi nyonya gisel saat ini, tangan sebelah yang sudah tidak berbentuk, wajah yang hancur, tetapi dia tetap saja mempertahan kan sikap angkuh nya

Ayu hanya menatap datar ke arah nyonya gisel yangg asih berteriak kesakitan, kemudian dia berbalik pergi dari ruangan itu. Sudah ada anak buah nya yang menunggu di depan pintu gedung itu, dia memang di tugaskan untuk menjaga gedung itu.

"Jangan biarkan dia mati dengan cepat." ucap ayu dingin dengan masih meneruskan langkah nya, sang anak buah hanya mengangguk tanda paham akan perintah itu.

Ayu segera masuk ke dalam mobil nya untuk menuju ke suatu tempat lagi, hari ini dia akan menghabiskan waktu nya dengan orang orang yang memang memiliki masalah dengan nya. Dia akan melampiaskan kemarah nya dengan menyiksa orang orang itu, tak ada seorang pun yang bisa menenangkan hati nya yang sudah terlanjur tersulut kemarahan.

Kemarahan itu hanya akan reda ketika dia sudah merasa puas dengan menyiksa para tawanan nya di markas. tak ada yang berani mengusik ketika melakukan siksaan itu, memang benar adanya jika ayu adalah sosok yang kejam dan berdarah dingin. Seantero negeri mengetahui hal itu, namun mereka tak bisa berbuat banyak, berani mengusik ayu berarti dia siap kehilangan nyawa secara cuma cuma.