Pernikahan Dadakan Anak SMA
•
•
•• Dia... Aldan Matthew
Sosok pria bermata tajam, rahang tegas serta tingkat ketampanan yang cukup tinggi. Tubuh jangkung serta lengan berotot membuat ketampanan seorang Aldan semakin terlihat nyata. Sikap dingin serta cuek dan ada sedikit semena-mena membuat Aldan cukup disegani disekolah nya.
Ambisi: Membuat Alya menangis disekolah!
•• Dia.. Alya Dexter
Wajah imut serta cantik itu memiliki tubuh mungil serta kulit putih bersih. Alya merupakan anak yang ceria, ramah tamah dan selalu tersenyum. Tapi, akan mendapatkan ekspresi wajah yang berbeda kala Aldan sudah beraksi menganggu ketenangan hidup nya.
Ambisi: Menjauh dari kejahilan Aldan, membuat Aldan tobat dengan jeritan mautnya.
•
•
Alya menarik napas dalam-dalam kala sudah berhadapan dengan loker sekolah. Buku pelajaran ada semua di loker itu, tapi membukanya di pagi hari begini benar-benar akan menguras semua keberanian Alya. Dengan penuh keberanian dan doa yang banyak, Alya membuka loker itu.
Mata Alya terpejam karena takut melihat sesuatu yang menakutkan yang sering terjadi setiap pagi. Tapi, kala Alya membuka mata ia tidak melihat sesuatu apapun. Hanya ada Buku-buku miliknya dan berbagai pena yang sengaja ia simpan.
"Loh.. Kok tumben?" Alya menjadi heran sendiri.
Tidak mau memikirkan semua itu, Alya cepat cepat mengambil buku yang ia perlukan. Kala menutup pintu loker, wajah tampan Aldan berada tepat disamping nya.
"Pagi, Alya.." Sapa Aldan dengan senyuman nakal yang sering Alya lihat setiap pagi.
"Nggak usak sok ramah deh!" Alya menjawab dengan nada ketus. Bersifat ramah kepada Aldan bukanlah tindakan yang pas, anak seperti Aldan tidak pantas mendapatkan keramahannya.
"Yaelah, galak amat si, Bun.." Ucap Aldan disertai tawa kecil membuat Alya hanya bisa menghela napas panjang. Ia melihat penampilan Aldan dari atas sampai bawah, tidak ada yang mencurigakan.
"Gue bisa minta tolong nggak?" Tanya Aldan dengan wajah yang memelas. "Serius, Gue minta tolong beneran sama Lo.." Aldan berusaha merayu.
Alya yang lugu serta polos tidak ada menaruh kecurigaan sedikitpun kepada Aldan.
"Minta tolong apa?" Tanya Alya, ia men seriusi Aldan kali ini.
"Ambilin buku Gue, tangan Gue sakit."
Alya mengangguk mantap, ia membuka pintu loker Aldan tanpa menaruh curiga sedikitpun. Dan.. kala pintu loker terbuka, ada sesuatu yang melompat tepat diatas kepala Alya.
"Arrrrrrrrrrggggggggggghhhhhhhh!!!" Alya menjerit-jerit kencang kala katak mendarat diatas kepalanya. Sementara Aldan malah tertawa kencang sembari memegang perut nya. Karna Alya melompat kesana kemari bermaksud agar katak itu jatuh dari atas kepalanya.
"Aldan, tolong!" Jerit Alya, ia terlihat sangat takut sampai wajahnya terlihat pucat. Katak itupun seperti bekerjasama dengan Aldan, sedari tadi anteng diatas kepala Alya.
"Mager ahh.. Biarin aja, anggap aja deh tuh katak mahkota Lo." Ucap Aldan diselingi tawanya.
Alya menjerit-jerit terus menerus, bahkan Aldan sudah pergi meninggalkan dirinya.
"Hei Aldan!!" Tidak perduli dengan teriakan Alya yang terus berteriak memanggil namanya.
Langkah kaki Aldan berhenti sebentar, "Selamat tinggal ratu katak, Gue tunggu kedatangan Lo di kelas yaaa.." Sempat sempat nya Aldan malah mengejek Alya yang masih kebingungan menyingkirkan katak diatas kepalanya.
"Ihhh... Aldan menyebalkan!!"
•
•
Setelah melewati drama yang cukup panjang akhirnya Alya masuk kelas juga. Ia masuk kelas dengan bibir yang cemberut, apa lagi kala melihat Aldan yang tertawa kala melihat ekspresi wajahnya.
"Kenapa Lo, pagi-pagi begini udah manyun aja?" Tanya Hadzel yang merupakan sahabat baik Alya. "Hem, jangan bilang habis bertengkar sama Aldan deh." Belum Alya menjawab Hadzel sudah tahu jawabannya.
Alya mengangguk pasrah, ia menarik napas dalam-dalam menceritakan semua ulah Aldan pagi ini. Bukannya prihatin, Hadzel malah tertawa kencang. Jujur, ia merasa kasihan dengan Alya hanya saja ini terlalu rugi jika tidak di tertawa.
"Lo aja, sudah tahu kalau Aldan anaknya nakal.. Masih aja percaya dengan segala modus nya, heran banget!" Ucapan Hadzel dibenarkan oleh Alya. Jujur saja Alya heran dengan dirinya sendiri, selalu saja percaya dengan kepuraan dari seorang Aldan Matthew.
Alya langsung melihat kebelakang, disana ia melihat Aldan yang sedang mengobrol dengan dua sahabatnya. Pria itu seperti tidak merasa bersalah dengan ulahnya tadi. Padahal hal itu jelas berbahaya, bisa aja Alya mati karena serangan jantung.
Kala Aldan menatap kearah Alya, disaat itulah Alya langsung mengalihkan pandangannya.
"Menyebalkan!" Alya terus saja mengumpat Aldan berulang kali, bahkan selama pelajaran pertama berlangsung.
Ketepatan Aldan duduk tepat dibelakang nya, pria itu selalu saja mengikuti nya semenjak memasuki kelas 1 SMA hingga sekarang menginjak kelas 3. Padahal Alya sudah mengajukan untuk pindah kelas demi kenyamanan selama masa belajar, tapi semua sirna karna Alya tidak dapat pindah dari kelas ini.
Bahkan saat ini Alya sedang fokus mengerjakan tugas yang diberi Ibu Guru. Kaki Aldan sempat sempat nya menendang bangku yang Alya duduki. Terus saja seperti itu hingga Alya yang sedang menulis tentu saja ter coret.
Alya meletakkan pena itu dengan sedikit kasar, ia berbalik arah melihat Aldan Yang sedang menggigit ujung pena sembari ngobrol dengan Liam teman sebangku nya.
"Aldan.. Kaki Lo ganggu tau!" Alya protes karna memang benar adanya.
Aldan beralih menatap ke arah Alya yang terlihat kesal, ia membuang penanya begitu saja.
"Bodoamat!" Aldan kembali menendang kecil bangku Alya. Sudah pasti Alya tidak akan bisa menulis, ia harus memikirkan cara yang tepat untuk balas dendam kepada Aldan.
ide brilian muncul dibenak nya, Alya sengaja menjatuhkan penanya. Kebetulan Aldan sedang asyik bercerita dengan Liam, hingga tidak menyadari di bawah sana sudah ada Alya yang siap siap melakukan aksinya.
"Awwwwwwwwww!" Aldan menjerit kesakitan membuat semua orang menatap ke arah nya.
"Ada apa, Aldan?" Tanya Ibu Guru, ia menatap tak suka Aldan yang sedang mengelus kakinya yang sakit. Ya, Alya mencabut bulu kaki Aldan sebanyak 3 helai. Tentu saja pria itu kesakitan, sudah pasti setelah ini tidak akan berani menganggu dirinya.
"Sekarang kamu berdiri didepan kelas! Sedari tadi terus mengobrol bukannya mengerjakan tugas yang saya beri." Perintah Ibu Guru membuat Aldan menatap tajam kepada Alya yang diam-diam menjulurkan lidah kepadanya.
"Tapi, Bu.."
"Oh kurang ya, sekarang kamu pergi berjemur di bawah tiang bendera sampai jam istirahat!" Bukannya diperingan malah semakin di perberat oleh Ibu Guru.
Alya tertawa kecil kala Aldan berlalu pergi menjalani hukuman, ia puas sekali balas dendam sedari pagi tadi sudah berhasil.
"Awas Lo, bocah tantrum!" Ancam Aldan kala melewati Alya. Bukannya takut Alya malah menjulurkan lidah nya, ia senang sekali sudah berhasil balas dendam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aku pernah baca di novel lain alur yg kek gini,Biasanya si cowok iaitu Aldan selalu menganggu si cewek itu sebenarnya pengen CAPER sama si cewek,Karna si cowok itu sebenar suka sama si cewek,Cuman gengsi doang ngakuin nya..
2024-09-24
0
Pelangi Senja
mampir di cerita ku ya, judulnya
DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA. Terimakasih.
2024-07-21
0
muna aprilia
lnjut
2024-06-27
1