Kehidupan Kedua Nanda

"Maaf jika mas terlihat gegabah atau tiba tiba, tapi apa yang mas katakan barusan itu semua benar itulah yang masa rasakan selama ini, mas tidak bisa menahan perasaan ini selama dua tahun mas memendam perasaan ini tapi maaf kali ini mas sudah tidak bisa memendamnya, mas sangat mencintai kamu dari awal kita bertemu hingga saat ini. Semakin hari semakin besar rasa yang mas miliki untuk mu mas gak tau kamu punya perasaan ya g sama atu tidak tapi yang pasti mas sangat mencintai kamu" ucap Alaric tanpa ragi dan tulus

" Jadi Nanda Kirana putri atau Nanda putri Evander, siapa pun kamu mas cuma mau tau jawaban kamu, apa kamu mau menerima cinta mas dan menjadi calon istri mas kelak" ucap Alaric penuh harap

"Tapi mas apa Nanda pantas, mas tau bukan jika Nanda hanya anak yatim piatu dan bagaimana dengan keluarga mas, mas dan Nanda itu sangat jauh berbeda" ucap Nanda

"Kamu tidak tau bagaimana keluarga ku dan orang tua ku mereka tidak seperti yang kau pikirkan, soal perbedaan apa yang berbeda kau adalah gadis terbaik lihat anak bandel itu hanya bisa patuh padamu dan menjadi anak yang baik,kedua orang tuanya pun sampai mengagumi mu jadi itu membuktikan jika kau bukan gadis biasa tapi luar biasa, soal kekayaan aku yakin kau itu gadis sangat kaya hanya tidak tau kenapa kau lebih sudah hidup sederhana jadi orang tidak tau padahal mas yakin mau membeli apapun bagi dirimu itu sangat mudah bukan, dan kau tau mas ini pria kaya raya jadi tidak butuh kekayaan wanita, jadi jangan bicara soal itu karena hartaku akan menjadi milikmu juga kelak, apa lagi saat ini Nanda ku ini sudah menjadi pembisnis ya g banyak di cari orang jadi tidak perlu minder atau merendah begitu, mas menerima mu apa adanya" ucap Alaric

"Mas kok kayaknya gak romantis banget ya dari kata kata mas apa lagi melihat wajah mas yang kaku ini, kayak lagi ngajak perang" ucap nanda dengan memiringkan kepalanya

Sedang yang lain sudah tertawa mendengar ucapan Nanda dan itu membuat Alaric kesal

"Gadis nakal" ucap Alaric dengan menyentil kening Nanda pelan

"Aduk mas Kok di sentil si sakit" ucap Nanda

"Itu sangat pelan, Kau tau mas sudah susah paya merangkai kata kata itu tapi kau malah merusak keromantisannya" ucap Alaric sebal

"Hehehe... maaf maaf terima kasih atas usahanya, ya walau benar kurang romantis " ucap Nanda dengan tersenyum

"Nanda mengerti maksud mas apa, tapi apa boleh nada hutang dulu jawaban nya sampai nanti Nanda benar benar yakin dengan hati Nanda dan terus terang memang hati Nanda nyaman dekat mas dan menerima keberadaan mas sampai saat ini tapi sebenarnya Nanda belum kepikiran untuk hubungan karena mas tau bukan Nanda masih menyimpan dendam kepada penghianat itu rasa sakit hatinya masih terasa, bukan karena masih mencintai pria brengsek" ucap Nanda dengan sungguh sungguh

"Bukan Nanda mau menggantung perasaan mas saat ini tapi Nanda gak mau menerima karena terpaksa atau karena tidak enak itu akan berpengaruh pada hubungan kita jadi Nanda minta ke mas waktu sampai Nanda menyelesaikan masalah Nanda ini, apa mas mau menunggu dulu?" tanya Nanda

mendengar ucapan Nanda Alaric tersenyum sangat tampan sampai semua yang ada di sana tidak percaya melihat senyum Alaric yang lebar, begitu juga Nanda

"Terima kasih, mas mengerti dengan mendengar ucapanmu mas tau kamu juga memiliki perasaan pada mas tapi karena kamu masih menyimpan rasa sakit itu kamu masih ragu, jadi mas akan menunggu mu sampai kapanpun, tapi izinkan mas selalu di sampingmu ya dan izinkan mas menjadi tempat bersandar mu dan tempat pulang mu saat dirimu lelah, mas sangat mencintaimu " ucap Alaric memeluk Nanda dengan sayang.

"Terima kasih mas telah mengerti Nanda, terima kasih semuanya" ucap Nanda Tulus

"Baiklah sekarang kita harus kerumah sakit lihat pria itu masih saja pingsan atu tidur?" ucap Jimi

"Kita kurung saja, dia telah berani bilang jika Kakak kita hantu" ucap Lutfi kesal

"Bagaimana jika kita bawa ke rumah angker yang ada di dekat simpang jalan sama, katanya setiap malam ada penampakan, mungkin saja kak Davi akan sadar jika di sana" Davian

"Ayo kakak bantu angkat kesan sebentar lagi gelap" tambah Leo

Davi ya g sudah sadar tapi malu pun dengan cepat bangun

"Ada apa aku ada dimana?" ucap Davi pura pura lupa

"Ada di rumah hantu ku kakkkk!" bisik Nanda yang usil menaruh semua rambutnya di depan Davi yang mendengar dan melihat itu pun menjerit

"aaaakkkkhhhh...!!! mama ada hantu?" jerit Davi dan itu membuat semuanya tertawa terbahak

"Sudahlah kak, badan kayak gorila tapi hati helo Kitty, ayo pulang atau mau disini nemenin tu mbak yang di pojokan," ucap Nanda

Mendengar ucapan Nanda bukan Davi saja yang takut semua pun takut kecuali Alaric tapi entah dalam hati nya,

"Kak sudah jangan bercanda lagi ini malam Jumat, kami gak mau pulang kerumah kami menginap di rumah kakak pokoknya" ucap Aldo

"Alasan" kesal Alaric dan Aldo pun hanya tertawa mengejek

" kak masalah ini biar aku yang urus Kakak, kapan mereka akan datang?" tanya Nanda pada Leo

"Lusa dek, akan ada rapat juga dan kamu harus datang sebagai pemegang saham terbesar" ucap Leo dan membuat semuanya kaget

Mereka kira Nanda hanya memili saham 5 % tapi ternyata Nanda adalah pemilik saham utama dan itu sungguh luar biasa dan membuat semua tambah kagum

"Baiklah kak, berarti harus Senin kan ya" ucap Nanda

"Iya dek, ohya kakak lupa besok malam kita kumpul di rumah ya ibu ingin barbeque An dan Lutfi undang ayah mu juga ya" ucap Leo

"wihhh ada yang mau pdkt ni, apa ibu sama ayah mau bersatu kak" goda Nanda menaik turunkan alis matanya

"Hahaha Kakak gak tau dek itu hak mereka, jika itu baik Kakak hanya bisa mendukung saja" ucap Leo bijak

"Lalu bagaimana dengan mu Lutfi?" tanya Nanda

" Sama kak, Lutfi juga terserah ayah sama ibu saja" jawab Lutfi

"Ya baiklah kita doakan yang terbaik saja" ucap Nanda dan di aamiin ni oleh semuanya tapi tidak dengan Davi yang masih lemas

"Kak Davi maaf ya, jika bercandanya kelewatan, begini saja deh Kakak boleh minta sesuatu sebagai permintaan maafnya" ucap Nanda merasa bersalah

mendengar itu Davi pun semangat

"Beneran ini?" tanya Davi dan membuat semua mencibirnya tapi Davi tidak perduli

"Iya tentu" jawab Nanda

"Mau motor saja yang keren" ucap Davi sekenanya

"Hanya itu", tanya Nanda

"Iya, Ayo pulang" ucap Davi menggandeng tangan Nanda dan itu membuat Alaric melotot dan menepis tangan Davi

"Sembarangan Nanda itu calon istriku, kamu kalau jomblo ya jomblo aja jangan ambil nandaku" ucap Alaric kesal

"Pelit amat bos, dia juga kan adikku" ucap Davi seraya pergi. Takut di semprot Alaric

Bersambung

"