Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Layani Aku, Kalau Kamu Mau Uang
Saat malam tiba.
Kenan berdiri, “kalau begitu lakukan tugasmu, mandilah terlebih dulu aku tidak mau bau tubuh suamimu menempel di badanmu.”
Kenan seolah-olah olah tahu kalau Zara dan Sean baru melakukan hubungan suami istri.
Zara masih terdiam seperti patung ia bahkan tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Zara hanya ingin suami dan saudara laki-lakinya selamat dari kematian.
"Apa kamu mendengarku! " Sentak Kenan mengingatkan Zara.
Lalu melemparkan sebuah handuk model bathrobes padanya. “Gosok badanmu dengan bersih pastikan tidak ada jejak suamimu di sana.”
Kata-kata itu berdengung di telinga Zara, menghantam bagian hatinya, tetapi anehnya ia tidak berontak lagi. Kalau biasanya ia akan marah saat Kenan meledek ataupun menghinanya. Tetapi kali ini ia menerima semua dengan lapang dada.
Zara berjalan menuju kamar mandi, ia melepaskan pakaiannya lalu menyimpannya dengan rapi, ia akan memakainya nanti saat keluar dari sana, berdiri di bawah semburan shower menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tubuh yang seharusnya hanya bisa disentuh Sean suaminya tapi kali ini ia akan melayani pria lain.
“Apa kamu akan mandi sampai pagi?’
Zara kaget, refleks menutup bagian bawahnya dengan telapak tangan.
“Aku ingin kamu menggosok itu sampai bersih sebelum aku pakai. Pastikan tidak ada bekas suami di sana,” kata-kata kurang ajar itu keluar lagi dari mulut Kai membuat ingin meledak, tetapi ia menahan diri, ia butuh uang untuk menyelamatkan hidup Leo abangnya. Di depan Kai ia menggosok tubuhnya sampai bersih.
“Kemarilah lakukan tugasmu,” titah Kenan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Zara melepaskan handuk yang membungkus tubuhnya, kini tubuh itu benar-benar naked, ia masih berdiri dengan ragu di depan Kai, ia tidak mau menatap mata pria yang sebentar lagi akan mencicipi tubuhnya.
“Kemarilah. Kamu harus merangkak dari sana” Kai merentangkan tangannya, Zara merangkak ke atas tempat tidur menghampiri tubuh Kenan, kulit mulus Zara kontras dengan cahaya lampu di kamar Kenan, Dada berisi, pinggang ramping, pinggul padat dan berisi hanya satu kata yang terlukis dari tubuh Zara ‘Seksi’ sebuah luka kecil diatas pusar jadi perhatian Kenan, ia masih ingat luka di perut Zara karena ulahnya saat mereka kecil dulu,
Saat mereka kecil dulu Kenan mendorong Zara kecil dari ayunan dan perutnya terluka, luka kecil ada di pundak kiri itu juga karena ulahnya , saat membakar plastik tidak sengaja menetes ke pundak Zara. Kenan terus menatap tubuh mungil di depannya. Kenan memiliki tubuh tinggi 180 cm sementara Zara memiliki tinggi badan 160 cm jika keduanya berdiri sejajar maka Zara sebatas ketiak Kenan. Pinggang Zara ramping terlihat mungil jika di sandingkan dengan Kai.
“Naiklah ke atas tubuhku, kamu harus meliukkan tubuhmu lalu cium aku,” titah Kenan padanya.
Zara terlihat keberatan melakukannya, ia seorang dokter yang dihormati, rasanya berat jika ia bersikap nakal seperti itu, ia menolak. “Bisakah kita langsung melakukannya, aku harus ke rumah sakit untuk menjenguk suamiku.”
“Jangan menyebut suamimu jika saat bersamaku,” tegur Kenan sinis.
“Dia memang suamiku!”
“Jangan melanjutkannya sebelum aku marah,” tegur Kenan.
Zara masih duduk ragu di samping tubuh Kenan, “berapa lama aku harus menunggu?” lelaki bertubuh kekar itu berdesis kesal.
“Kamu boleh langsung melakukannya,” ucap Zara.
Tiba-tiba Kenan bangkit dari ranjang, lalu menjatuhkan tubuh Zara sampai terlentang,”aku benci menunggu Zara. Kamu hanya perlu melakukan seperti ini.” Kenan ingin mencium bibir Zara tetapi dokter cantik itu menolak.
“Kamu boleh menikmati tubuhku, tapi jangan bibirku. Itu milik suamiku.” Ia mengalihkan kepalanya ke samping. Penolakan itu membuat Kenan naik vitam, ia mencengkram dagu Zara dengan kasar lalu melahap bibir mungil berwarna merah itu dengan rakus. Zara mencoba berontak dan menolak tetapi tenaganya tidak sebanding dengan pria yang menindih tubuhnya.
“Aku benci penolakan, camkan itu.”
“Harusnya kamu tidak memaksa, aku berhak menolak, aku tidak ingin kamu menyentuh bibirku.”
“Dalam situasi seperti ini kamu tidak berhak menolak”
Zara memukul dan mendorong dada Kenan. “Aku berhak menolak!”
“Tidak.”
Kenan merasa jengkel, ia melepaskan tangannya yang dijadikan menopang tubuhnya alhasil seluruh beban tubuh Kenan menimpa tubuh Zara. Ia merasa bagai ditimpa tiang beton saat Kenan melepaskan tangan yang sedari tadi dijadikan penyangga tubuhnya.
“Kamu berat bodoh! Menyingkir dari tubuhku.” Zara mendorong tubuh Kenan
“Kenapa kamu tidak melakukannya tugasmu dengan cepat. Apa kamu tidak bisa bermain di ranjang,” ledek Kenan.
“Aku bukannya tidak bisa, aku akan bermain cantik jika bersama suamiku.”
Kenan semakin kesal mendengarnya, ia mundur ke ujung ranjang lalu berdiri di lantai menatap Zara dengan t amarah yang membara, lalu menarik kedua kaki Zara merentangkan kedua kakinya dengan lebar. Zara tersentak kaget, bola matanya melotot menatap Kenan, ia bisa merasakan daging kecil di bawa sana berdenyut, tangan Zara bergerak ingin menutupi bagian intinya, mata terasa panas ia ingin menangis karena malu.
“Jangan menutupnya, aku ingin menikmati pemandangan indah ini.”
Zara menutup matanya membayangkan bagian intimnya di lihat pria yang bukan suaminya. Sean suaminya tidak pernah melihat tubuhnya seperti itu. Zara selalu merawat tubuhnya dengan baik termasuk bagian kewanitaannya. Tetapi dia selalu merasa malu saat Sean ingin melihat tubuhnya dengan cara seperti itu, walau di bagian itu tidak ada satu bulu yang tumbuh dan terawat tetap saja Zara merasa sangat malu.
“Ini sangat indah,” puji Kenan menatap Zara dengan senyuman miring.
“Bisakah kamu melakukannya dengan cepat, aku ingin ke rumah sakit,” sentak Zara marah, ia sangat benci saat Kenan menatapnya penuh nafsu.
Setiap kali Zara menyinggung tentang suami ataupun rumah sakit Kenan akan marah. “Apa kamu ingin permainan cepat? Baik.” Lelaki kekar itu meraih bagian sintal milik Zara mencekamnya dengan kuat. Tubuh Zara merespon .
Tubuhnya menggelinjang dengan refleks. Zara bertahan sebisa mungkin, ia menahan tubuhnya agar tidak bergerak, itu salah satu bentuk penolakan darinya. Melihat Zara berdiam seperti patung Kenan tersenyum ala devil, ia memainkan jemarinya meneliti setiap inci bagian tubuh Zara dan berakhir di bawah sana, lalu satu jari meleset masuk ke dalam.
Satu teriakan kecil lolos dari mulut Zara, ia membenci dirinya akan hal itu, “jangan ditahan nikmati saja setiap sentuhan yang aku berikan,” bisik Kenan suara itu berdesir di daun telinga Zara menyebabkan bulu roma tubuhnya berdiri. Melihat hal itu Kenan semakin mempermainkannya, ia mengarahkan bibirnya lalu menggigit benda kecil berwarna merah kecoklatan milik Zara. Bola mata Zara membelalak kaget, ia tidak menduga kalau Kenan akan mempermainkan tubuhnya dan harga dirinya.
Bersambung
Kakak yang baik hati jangan lupa untuk memberikan dukungan ya, like, komen ya