Aluna, gadis berusia delapan belas tahun dengan trauma masa lalu. Dia bahkan dijual oleh pamannya sendiri ke sebuah klub malam.
Hingga suatu ketika tempat dimana Aluna tinggal, diserang oleh sekelompok mafia. Menyebabkan tempat itu hancur tak bersisa.
Aluna terpaksa meminta tolong agar diizinkan tinggal di mansion mewah milik pimpinan mafia tersebut yang tak lain adalah Noah Federick. Tentu saja tanpa sepengetahuan pria dingin dan anti wanita itu.
Bagaimana kehidupan Aluna selanjutnya setelah tinggal bersama Noah?
Langsung baca aja kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
“Argh!” Noah meringis menahan sakit saat tubuhnya terpental dan berguling di jalanan.
Ya, pria itu berhasil menarik tangan Aluna dan mendekap erat tubuhnya. Saat ini, Noah berada di bawah dan Aluna berada di atas tubuhnya.
Pelipis Noah mengeluarkan darah akibat benturan keras dengan pembatas jalan ketika dia berusaha melindungi Aluna dari mobil SUV hitam yang hampir menabraknya.
Mobil itu muncul tiba-tiba dengan kecepatan tinggi. Noah bisa melihat di dalamnya ada beberapa orang pria yang tersenyum ke arahnya.
“Tuan, apa Anda baik-baik saja?” tanya salah satu pengawal Noah.
Noah tidak menjawab, melainkan hanya memandang kepergian mobil itu yang mulai menjauh dari pandangannya.
“Kejar mobil itu dan bawa ke markas! Jika gagal, nyawa kalian yang akan jadi taruhannya!” titah Noah.
Mereka mengangguk dan menuruti perintah Noah,mengejar mobil SUV hitam misterius tersebut.
Mata Noah saat ini tertuju pada Aluna, yang tidak bergerak sama sekali dan malah asik membenamkan kepalanya di dada bidang Noah.
Jujur saja, saat ini ada rasa khawatir di dalam dirinya.
Sedangkan Aluna, gadis itu memejamkan kedua matanya semakin erat, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang menyeruak di hatinya.
‘Kenapa rasanya hangat dan nyaman? Apa aku sudah berada di surga bersama Ayah dan Ibuku?’ batin Aluna, takjub dengan apa yang dia rasakan.
Cukup lama mereka berdiam di dalam posisi seperti itu, seakan tak ingin menjauh dan berpisah satu sama lain. Keduanya terlihat nyaman dan enggan untuk beranjak.
‘Sial! Ada apa dengan jantungku? Kenapa berdetak tidak karuan begini?’ tanya Noah pada dirinya, perasaannya menjadi campur aduk.
Untuk pertama kalinya Noah bersentuhan dengan seorang gadis selain Queen dan juga Nayla — ibunya.
Mengingat sang ibu, membuat pria tampan berwajah datar itu menjadi rindu padanya.
Namun, siapa sangka jika pria itu terus bertahan dengan sikap egoisnya.
“Hei, gadis bodoh! Mau sampai kapan kamu akan terus berada di atas tubuhku? Apa kamu tahu, kamu itu berat dan–”
Belum sempat Noah menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara dengkuran halus yang keluar dari bibir Aluna. Yang ternyata gadis itu tertidur di pelukan Noah.
Noah berdecak kesal. “Apa dia pikir dadaku ini kasur?” dasar gadis udik!”
Samat-samar dalam tidurnya, Aluna bisa mendengar suara seseorang mengumpat dirinya. Tapi, karena saking nyaman dan mengantuk, Aluna memilih untuk tidak mempedulikannya.
“Shh…” benturan yang terjadi beberapa saat lalu membuat Noah meringis menahan sakit dengan menggigit bibir bawahnya sendiri.
“Tuan, biar saya saja yang membawa Nona Aluna masuk ke dalam mobil,” tawar salah satu pengawal Noah yang masih tertinggal di sana.
“Tidak perlu! Aku bisa menggendongnya sendiri!” Noah menolak tawaran tersebut dengan tegas.
Apa mereka pikir dirinya selemah itu hanya karena luka di kepalanya akibat berbenturan dengan pembatas jalan? Tidak sama sekali!
“Tapi, Tuan. Luka Anda perlu juga perlu diobati,” ucap pengawal lagi dengan raut khawatir.
Apalagi darah segar mengalir begitu saja dari pelipis Noah. Tapi, pria itu seakan-akan tidak mempedulikannya sama sekali.
“Diam lah! Suara berisik mu bisa membuatnya bangun, bodoh!” Noah perlahan berdiri dengan hati-hati sambil membopong Aluna.
“Berikan Nona pada saya, Tuan,” ucap pengawal itu lagi dan langsung mendapat lirikan tajam dari Noah.
“Jangan pernah berani menyentuhnya tanpa izin dariku, mengerti!” tegur Noah dengan tegas, memastikan bawah Aluna akan tetap aman bersama dirinya.
Melihat bos nya yang sudah mulai marah, pengawal itu hanya mengangguk dan mengikuti Noah dari belakang dengan penuh kewaspadaan.
Lalu membuka pintu mobil untuk Noah.
Dengan hati-hati dan perlahan, Noah membawa Aluna masuk dan menidurkannya di pangkuannya.
“Sedang tidur saja kamu membuatku kerepotan begini. Apalagi saat kamu bangun,” gerutu Noah seraya memandang lekat wajah Aluna yang seakan tidak terganggu sama sekali dengan ucapannya.
__________
Di markas, anak buah kepercayaan Noah sedang menghubunginya untuk melaporkan semua informasi yang mereka dapatkan dari pengejaran tadi.
“Tuan, kami berhasil mendapatkan nomor plat mobil SUV tersebut. Tapi, sepertinya ini bukan nomor plat asli. Kami sedang melacak lebih lanjut melalui CCTV di sekitar lokasi kejadian.”
Noah mengangguk. “Bagus. Teruskan pekerjaan kalian. Kita harus tahu siapa yang berani melakukan ini. Dan pastikan pengamanan di sekitar mansion diperketat. Kita tidak bisa mengambil risiko jika hal ini kembali terjadi.”
“Baik, Tuan.” sambungan terputus.
Noah menghela nafas sembari menyentuh melirik Aluna. “Siapa yang sudah berani mengibarkan bendera perang padaku?” gumamnya.