Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.
Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.
Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!
"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.
Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jodohkan?
*
*
Kedua orangtuanya lantas pergi ke dapur bersama untuk membuat kompresan untuk menahan gejala demam ahar tidak semakin parah. Keduanya tidak lantas membawa putrinya ke rumah sakit, tetapi melihat kondisinya dulu. Hal ini adalah yang sering keduanya lakukan di desa dulu.
Sebelum menaiki tangga setelah membuat kompresan, Jevi dan Gardana datang, menghentikan keduanya berjalan.
"Ada apa? Dimana Danastri?" Tanya Jevi terlihat bingung, sedangkan Gardana hanya menyapa Ayah dan ibu Danastri sebelum akhirnya diam memperhatikan.
"Sepertinya demam karena terkejut. Tidak apa-apa, anak ini memang begini sejak dulu. Dikompres sebentar biasanya langsung sembuh." Ucap Ayahnya cemas.
"Dimana dia? Biarkan aku melihatnya juga." Ucap Jevi, seraya mendorong ayah dan ibu Danastri agar memimpin jalan untuknya. "Kau tunggu saja disini!" Tunjuk Jevi pada Gardana. Membuatnya mendengus kecil.
Lantas setelah ditinggalkan Gardana tidak diak, ia berjalan dan mengelilingi ruangan tersebut. Dimana tidak ada satu foto pun yang membuatnya tidak bisa terus mencari apa yang diinginkannya. Benar, ia mencari foto Danastri. Siapa tahu ia salah mengenalinya, meski feelingnya dengan jelas mengatakan jika Danastri adalah wanita yang malam itu ia tiduri.
Tapi ia enggan mengakui. Lagipula itu pertama kalinya ia tidur dengan wanita dan tidak begitu ingat meski samar-samar ia bisa merasakannya. Tapi di pagi hari, ia melihat wajahnya dengan sadar. Yang membuatnya frustasi dan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu rumah Danastri.
Sama halnya dengan Danastri, Gardana juga merasa pusing memikirkan hal tersebut. Terlebih, ketika melihat Danastri sepertinya sedang hamil. Ia jelas ketakutan. Tapi ia selalu menyangkal dengan perutnya sudah sebesar itu, berapa umur kehamilannya? Aoa mungkin ia benar-benar mengandung anaknya? Ia ragu dan menampik karena umur kehamilan Danastri sepertinya tidak las dengan waktu keduanya tidur.
Pikiran Gardana menolak, tanpa tahu sebenarnya Danastri punya perut lebih besar karena ada dua nyawa di dalam perutnya. Maka tunggu dan lihat informasi dari Basuki, tunggu dan lihat apa yang akan dilakukannya ketika ia benar-benar tahu jika Danastri mengandung anaknya.
Meski ia enggan menikahinya, ia jelas berpikir tentang anaknya. Maka ia akan mengambil anaknya setelah lahir, menjadikannya pewaris keluarganya di masa depan.
Tapi Gardana tidak berpikir tentang sang kakak, Jevi. Jika ia tahu masalah tersebut, dengan jelas Jevi akan membuat keduanya bersama. Tentu saja setelah menghajar adik brengseknya tersebut.
Wajah Jevi, jelas akan sangat malu pada Ayah dan ibu Danastri. Ia jelas akan menebus kekacauan yang dibuat adiknya. Karena meskipun Jevi selalu memarahi adiknya, ia jelas punya perasaan seorang kakak padanya. Tidak akan membiarkannya berbuat kekacauan begitu saja.
Apalagi Basuki yang mencari informasi, Jevi sudah pasti akan tahu informasi tersebut darinya. Karena Basuki, meskipun aslinya sekertaris Gardana, tetapi ia jelas adalah orang yang disuruh Jevi mengawasi Gardana.
*
Begitu sampai di kamar, Jevi hanya berdiri dengan cemas di samping. Menyalahkan diri karena ia datang semuanya langsung berkerumun. Salahnya juga membawa Gardana, karena mereka tahunya Gardana sebagai pemimpin perusahaan keluarga Janitra. Hanya beberapa orang yang tahu tentang Jevi, orang lain tahunya Gardana punya Kakak. Sekedar itu saja.
"Pak, keluarkan Dira. Tidak apa-apa membangunkannya, daripada tertular, badan Tri panas." Ucap Ibunya seraya memegang lengan Ayah Danastri.
Akhirnya ayahnya membangunkan Dira, membuat Dira yang baru saja terpejam membuka kedua matanya.
"Bapak, ibu." Lirihnya kecil.
"Nak, ayo turun, biarkan kakakmu tidur sendiri. Kakakmu demam, tidakkah kau merasakannya?" Tanya Ayahnya lembut.
"Kakak Tri panas, badannya juga gemetar, tapi kakak Tri tidak mau melepaskan Dira. Kakak Tri kinta ditemani." Balas Dira setelah ia beralih ke dalam pelukan Ayahnya.
Danastri jelas terganggu karena gerakan tersebut, ia akhirnya membuka mata dan menatap ayah, ibu serta pamannya menatapnya dengan cemas.
"Tri baik-baik saja, mungkin hanya kelelahan dan tidak siap menghadapi banyak orang. Tri hanya butuh tidur sebentar untuk pulih. Bapak, ibu, dan paman jangan khawatir." Ucap Danastri seraya tersenyum kecil.
Tapi ibunya tidak diam, ia langsung meletakkan kompresan di dahi Danastri, membuat Danastri merasa sejuk.
"Paman Jevi, maaf membuatmu melihat keadaanku yang sedang tidak baik. Maaf juga karena aku tidak menjamumu dengan benar, izinkan bapak dan ibu yang menggantikanku. Juga, terimakasih sudah datang." Ucap Danastri seraya tersenyum.
Dimana para orang tua, Danastri terlihat sangat lemah. Apalagi dengan kata-kata yang lirih barusan, hati ayah dan ibunya terlebih, merasa sedih. Baru kali ini lagi ia demam sejak semuanya pindah. Itu artinya, tubuhnya tidak tahan karena terlalu sibuk dalam beberapa bulan ini.
"Minum obat demam dulu ya nduk, setelahnya bisa langsung tidur." Ucap ibunya seraya mengusap kepala Danastri, membuatnya mengangguk kecil.
Kemudian Ayahnya mengajak Jevi meninggalkan kamar Danastri, apalagi ketika ia ingat jika di bawah masih ada adiknya Jevi, jelas ia tidak bisa terus diam disana menunggui putrinya.
"Herman, aku minta maaf. Seharusnya aku tidak membawa adikku bersamaku kali ini." Ucap Jevi menyesal, keduanya berjalan menuruni tangga beriringan. Dengan Dira yang ada di gendongan Ayah Danastri.
"Tidak, putriku hanya kelelahan karena beberapa bulan ini terlalu berambisi. Ia hanya kurang istirahat, terlebih ia sedang mengandung. Usianya juga masih muda, aku rasa wanita seusianya jelas tidak akan tahan. Tapi putriku jelas-jelas bisa bertahan sampai saat ini, adalah suatu pencapaian, ia anak yang kuat." Balas Ayah Danastri, tidak lupa memuji putrinya sekalian.
"Kau benar, tapi Danastri mungkin terkejut juga haru ini. Itulah mengapa ia tiba-tiba demam. Aku merasa bersalah padanya." Balas Jevi tetap menyalahkan dirinya sendiri. "Tapi sekuanya telah terjadi, aku hanya bisa meminta maaf padamu dan putrimu." Lanjutnya.
"Aiya, tenang saja! Putriku benar-benar hanya kelelahan. Kau juga bukannya tidak tahu, ibu hamil, apalagi di usia muda kan sangat rentan. Ini hal wajar, jangan merasa bersalah!" Balas Ayah Danastri seraya mengibaskan tangannya, kemudian menepuk bahu Jevi agar ia tidak terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Paman." Sapa Gardana begitu keduanya sampai di ruang tamu. Ia berdiri dan membungkuk.
"Ardan, ternyata kau sudah sebesar ini! Lihat adikmu, semakin tampan saja, apa dia sudah punya istri?" Tanya Ayah Danastri refleks, setelah melihat ketampanan dan kematangan yang jelas terpancar darinya. "Ah benar, maafkan paman, barusan ada hal-hal kecil yang terjadi, semoga kau mau memakluminya." Lanjut Ayah Danastri seraya menepuk bahu Gardana.
Gardana mengangguk saja membalasnya.
"Sopan sedikit!" Tegur Jevi menatap tajam pada Gardana.
"Sudahlah, bukankah sudah biasa? Dari dulu kepribadiannya memang pendiam dan kaku. Aku juga tidak aneh lagi." Ucap Ayah Danastri seraya tertawa.
"Cih apanya pendiam, dia hanya bocah songong saja!" Decih Jevi seraya mendelik. "Eh benar, bagaimana jika Danastri kita nikahkan dengan adikku saja!" Lanjutnya bersemangat. Membuat Dua orang dewasa lainnya terbatuk hebat dan terkejut bukan main.
*
*
sedikit yg kurang pas, akan lbh baik kalo sejak kedatangan Jev dan rombongan langsung diperkenalkan satu persatu..
semangat terus thor.. smg karya2 mendatang lebih sempurna dan smakin sukses meraih hati readers. aamiin.😊💪🙏
terus melakukan program bayi terus hamil kembar
lah nanti di juga hamil kembar
besar kemungkinan dia hamil anaknya sendiri dengan pria asing tersebut