NovelToon NovelToon
Si Rubah Licik

Si Rubah Licik

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar dan dikhianati suami tercinta. Hanya karena paras dan penampilannya yang tidak menawan.

Hidup ditengah-tengah manusia yang suka menghakimi sesama dan berbuat dusta. Rasa sakit mana lagi yang tidak dapat dia hindarkan?

Itulah mengapa dia memalsukan kematiannya dan menyamarkan identitasnya menjadi sesosok yang lain, demi membalaskan dendamnya!

Saking heroik setiap aksi yang ditunjukkannya lewat identitas barunya, dia sampai dijuluki si rubah licik! Mengapa bisa terjadi? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Membongkar

Di Atas Panggung.

Ayuma bersama microphone ditangannya, dengan didampingi oleh Hendrik beserta tangan kanannya pak Ernando, mulai membuka acara.

Penuh keanggunan dan aura yang elegan Ayuma terlebih dahulu menuturkan bahwa, "terima kasih kepada para hadirin yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir di acara makan malam perusahaan Simsung Group, sekaligus peringatan hari ulangtahun saya yang ke 27 tahun."

"Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa. Dimana atas kebaikannya, kita dapat berkumpul di satu tempat yang begitu damai, aman, nyaman dan tentram."

"Dan untuk itu saya sampaikan bahwa semoga kita selalu mendapatkan kebahagiaan dan keadilan didalam kehidupan kita masing-masing."

"Jadi mari nikmati acara ini dengan kelapangan hati." Sambut Ayuma digerumuhi tepukan tangan yang yang meriah.

Prok... Prok... Prok.

Ayuma melebarkan senyuman dan batinnya menguntaikan, "sudah waktunya!!".

Ayuma membuang lirikan sejenak ke Hendrik kemudian menyusul ke pak Ernando yang berada di sisi kiri dan kanannya. Kedua pria itu sama-sama menganggukkan kepala, mengiyakan suatu hal. Sehingga Ayuma menyeringai lebar, dan mengambil ancang-ancang, melanjutkan pembicaraannya di mic.

"Kini kita tiba di sesi utama acara ini." Ucap Ayuma mengkode salah seorang teknisi acara yang berada di seberangnya, dan segeralah dihidupkan alat infocus lalu diarahkan ke dinding kosong.

Tapppp.

Semua orang termangu dan fokus menatap pantulan cahaya infocus tersebut!

Dan betapa terkejutnya mereka, ketika pada akhirnya mendapati bahwa apa yang tertera disana merupakan riwayat data-data pengkorupsian dana di perusahaan Simsung Group.

Dimana ada nama Bram dan beberapa petinggi perusahaan lainnya, terpampang jelas disana!

"Mas! It..itu kan----" Tungkas Susi mengguncang lengan sang kekasih yang sekarang melototkan mata intens ke layar, dengan wajah pucat.

"Ayuma... si...alan!!!" Lirih Bram, menggertakkan giginya. Ia mengepalkan tangan dan perlahan-lahan wajah pucat barusan berubah menjadi memerah terang, karena dinaungi kemarahan yang amat besar!

Bagaimana tidak? Sebagian orang, kini telah mengalihkan perhatian mereka ke Bram!

Sekali lagi, jangankan Bram. Khalayak ramai pun seketika tercengang dan mulai berbisik-bisik membicarakan dia, dengan beragam ekspresi dan sorot mata yang aneh.

Cuman Ayuma yang melebarkan senyum kemenangan tanpa merasa bersalah.

"Seperti yang kita ketahui bersama, jikalau kebanyakan yang hadir di night party saya pada malam hari ini adalah para investor dan pemilik saham Simsung Group."

"Kita semua pasti tahu, bila sampai kini Simsung Group lah yang masih mendominasi di bidang elektronik. Baik luar maupun dalam negeri."

"Namun selama beberapa tahun belakangan, bahkan sebelum berita tentang kematian sepupuku Adinda terdengar, keuangan Simsung Group tidak pernah stabil sedikitpun. Kadang naik dan terkadang turun. Padahal penjualan tetap melonjak dan meraup banyak keuntungan."

"Sesudah saya diangkat jadi CEO Simsung Group menggantikan mendiang Adinda, saya menelaahnya kembali dan menemukan fakta jika ternyata bawahan-bawahan saya lah penyebabnya!"

"Mereka menggelapkan dana serta melakukan korupsi dalam jumlah besar, dengan sangat lihai dan tertutup."

"Dan di layar, inilah jejeran nama-nama mereka yang melakukan tindakan keji demikian." Jelas Ayuma menggoyahkan Bram dan antek-anteknya.

"Kurang ajar!!"

"Itu tidak benar!!"

"Dasar pembohong!!" Sahut Bram, membentak.

Ia kemudian melanjutkan, "apa kau kira aku juga tidak tahu, kalau kau sebenarnya adalah Adinda yang telah melakukan operasi plastik?"

Ayuma menyipitkan mata, mendengarkan.

"Berhentilah bersandiwara!"

"Aku yakin betul jikalau kau adalah Adinda yang bersembunyi dan menyamarkan identitas!"

"Dibalik nama seorang Ayuma---"

"Yang sekarang kami kenal!!" Hardik Bram mengagetkan semua orang!

Apa aku tidak salah dengar? Ayuma adalah Adinda?

Benar! Ternyata dia melakukan operasi plastik demi wajah cantiknya yang kini dipuja-puja! Ckckck! Tidak kusangka dia bisa senekat itu!

Mengaku-ngaku telah meninggal, nyatanya memakai identitas lain supaya dapat mengelabui orang lain!

Tapi bukankah dia melakukan semua itu karena alasan tertentu?

Entahlah! Yang jelas keadaan terlihat menegangkan sekali sekarang. Entah apa yang bakal terjadi selanjutnya.

Orang-orang yang berada di lokasi kejadian perkara antara Ayuma dan musuh bebuyutannya Bram, mulai menggiring opini mereka satu-persatu.

Sesaat Bram merasa menang.

Hendrik yang khawatir akan keadaan Ayuma yang berada disebelahnya dan tengah terdiam bergumul didalam pikirannya, langsung menggapai lalu menggenggam tangan wanitanya tersebut.

"Ayuma.. Kau---" Lirih Hendrik, menyendukan muka.

Ayuma berbalik memandangnya dan tersenyum sekilas. "Tenang saja. Aku baik-baik saja."

"Yang jelas tuan tidak boleh ikut campur dulu."

"Aku telah siap dengan hal ini dan mempunyai rencanaku sendiri." Ujar Ayuma, lembut. Meyakinkan Hendrik yang menggebu-gebu.

"Tapi setidaknya, tolong jadikan aku senderan." Hendrik berkeluh. Keningnya mengerucut.

Tidak berselang lama, ia segera tersentak sadar dan tidak mau tenggelam terus-terusan didalam kerisauannya.

Ia meratapi wajah cantik Ayuma dengan perasaan yang teramat dalam.

Di matanya, Ayuma kelihatan tegas dan berkharisma. Caranya berdiri dengan menegakkan kepala disertai sorot mata yang tajam, benar-benar menciutkan lawan!

Dadanya yang membusung ke depan, berkesan bahwa dialah wanita hebat yang tidak mudah digoyahkan apalagi dihancurkan!

Hendrik mendadak terpesona.

Jantungnya berdegup tak seirama.

Sehingga tersiratkan suatu untaian kalimat yang bertebaran di pikiran.

"Kau benar-benar jauh berbeda Ayuma."

"Di pertemuan pertama, kau hanyalah seorang wanita gemuk yang bernasib malang. Di buang suami tercinta dan berusaha bangkit dari keterpurukan demi merenggut apa yang menjadi hakmu sebenarnya."

"Aku ingat betul, seberapa keras kau berusaha dulu."

"Dan siapa sangka bahwa sekarang, kau pun telah menjadi sesosok wanita tangguh dan perkasa!"

"Ayuma, maaf karena sebelumnya aku sempat meragukanmu."

"Tetapi kini, aku ingin berdiri bersamamu."

"Bersama-sama melawan musuh yang hendak menghalangimu menuju impian, yang dulu kau elu-elukan kepadaku."

"Ayuma --- Aku bangga padamu!"

Hendrik mengembalikan arah tatapannya ke depan. Memancarkan aura dominan yang begitu kental. Hingga tak sedikit orang, bergidik ketakutan atas auranya yang bak mafia.

Hendrik lantas tidak melepaskan rengkuhan eratnya di tangan mungil Ayuma, seolah mengisyaratkan jika dia siap memasang badan bila ada lawan yang menyerang wanitanya!

Ayuma yang paham akan hal demikian, sontak semakin menguatkan rasa percaya dirinya.

Ia kembali teringat jika di masa lalu, ia cuman wanita gemuk biasa yang mendapat banyak hinaan hingga pengkhianatan.

Ia hanya seorang wanita tertutup yang menutup perasaan serta dirinya dari orang-orang.

Tetapi sekarang! Dia adalah wanita kuat dan tegar yang dikelilingi oleh orang-orang baik serta penuh rasa peduli. Bahkan rela mengorbankan diri demi dia yang bukan siapa-siapa ini.

Ayuma jelas bangga dan terharu.

Mana pernah dia diperlakukan begini.

Untunglah sang kuasa masih menyayangi.

Sehingga dia dipertemukan dengan Hendrik. Pria yang amat mencintainya setulus hati.

Ayuma lantas memicing sinis ke Bram! Ia berkata, "apa maksudmu tuan Bram?"

"Berhentilah mengada-ada dan terima sajalah kenyataan jikalau anda merupakan seorang perampas!"

"Saya jelas mempunyai bukti-bukti kejahatan Anda."

"Dan alhasil telah diserahkan kepada pihak berwajib."

"Sekarang, anda tidak bisa membela diri lagi dengan mengalihkan pembicaraan yang mengacu pada topik lain tanpa bukti akurat."

"Sebab tabiat anda yang sesungguhnya telah terbongkar!!" Urai Ayuma, yang tidak lama setelahnya datanglah segerombolan polisi bersenjata lengkap. Mengerumuni lokasi pesta.

Orang-orang kepanikan.

"Tangkap dia!!" Dan Ayuma secepatnya memerintahkan polisi, menangkap Bram!

Dalam waktu sekejap, Bram diringkus polisi! "Mari ikut kami ke kantor polisi tuan. Anda dinyatakan bersalah atas kasus penyalahgunaan kekuasaan dan penggelapan dana perusahaan."

"Kurang ajar! Lepaskan aku!!"

"Atas dasar apa kalian semena-mena terhadapku!"

"Kalian tidak punya hak menangkapku!!" Bram meronta-ronta.

Ayuma turun dari atas panggung. Ia mempercepat langkahnya ke arah Bram, dan sesampainya dia dihadapan mantan suami sekaligus musuh terbesarnya, Ayuma melayangkan tamparan kuat!

PLAKKK!!!

"Dasar bajingan!!"

Sreeeppp.

Ayuma menarik kerah baju Bram dan mendekatkan wajahnya untuk membisikkan, "selamat menikmati kehidupan barumu di neraka, wahai mantan suamiku tercinta."

Bram terbelalak dan Ayuma memundurkan langkahnya. Tanpa basa-basi again, Ayuma memerintahkan, "bawa tikus berdasi ini keluar darisini! Orang sepertinya tidak pantas diampuni!"

Bram seketima diseret keluar.

Tap... Tap... Tapp!!

"Sialan!! Lepaskan aku!!"

"ADINDA....!!!"

"Berani-beraninya!!!"

"Akan aku balas perbuatanmu!!!" Teriak Bram yang semakin menjauh dari kediaman Ayuma.

Orang-orang mengheboh.

Sementara itu---

Bruuuk.

Susi terhenyak lemas ke lantai. Sekujur tubuhnya gemetar lemas.

Ayuma menghampirinya. Ia menatap rendah ke Susi yang dulu mempelakorinya. "Bagaimana? Apa kau puas?" Lirih Ayuma, menyeringai seram.

Susi mendongak. "Ka.. Kau----"

Ayuma berjongkok di hadapan Susi dan berbisik.

"Ya."

"Aku adalah Adinda."

"Wanita yang dulu kau gulingkan ke jurang."

"Lihatlah."

"Nasib siapa yang sekarang berada di jurang kehancuran?"

"Itu kau bukan??"

Sebadan-badan Susi meremang ketakutan.

"Tunggulah giliranmu wahai perebut suami orang."

"Apa kau kira aku juga tidak tahu bahwa kau, memata-mataiku??" Ayuma memicing sinis.

Susi terperangah dan lekas menoleh ke Ayuma yang sedang menatap hina ke arahnya.

Susi kian membatu, tak bisa berbuat apa-apa. Kepalan kuat tangannya menunjukkan jika Ayuma merupakan lawan, yang tidak boleh diremehkan.

1
Aisyah Suyuti
seru
Fitria Dewi
yeyyyyyy happy ending 🥳👍👍👍👍👍👍
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Huuu, makasih loh udah nemenin sampe akhir🤧 Terhuruuu akutu
total 1 replies
Fitria Dewi
Hendrik cpetan Dateng kasihan ayuma 🥺
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: 🥺🥺🥺🥺🥺😭
total 1 replies
Fitria Dewi
lanjut tor semangat 💪🥳
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Maacihhh
total 1 replies
Resi Maulana
Luar biasa
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Makasih kak🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!