Genre : Xianxia, Action, Adventure, System, OverPower, Romance.
Update 2 Chapter/Hari. Jam tidak tentu.
Lanjutan dari Strongest God System
Tidak terasa sudah dua tahun lebih ia bereinkarnasi ke Dunia Kultivator.
Berbagai masalah terus datang kemanapun ia pergi. Namun dari masalah-masalah itulah ia mendapatkan jawaban dari misteri-misteri yang ada.
"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah!"
"Siapa kau?!"
"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah! Cepat!"
Suara-suara yang memanggilnya terus muncul dalam pikirannya. Semakin kuat dirinya, semakin banyak pula perkataan yang muncul dibenaknya.
Lin Chen pergi ke Alam Dewa untuk membalas dendam dan mencari jawaban dari semua pertanyaan. Apakah petualangannya di Alam Dewa dapat berjalan dengan lancar? Ataukah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 004 : Kepungan 1000 Dewa
Kota Tianhang
Seratus juta penduduk kota mengalihkan perhatian mereka ke satu titik, yang mana di sana terlihat awan putih keemasan yang sangat cantik dan menakjubkan. Kesengsaraan Surgawi! Berbagai obrolan terjadi antara pejalan kaki maupun pengunjung rumah makan, bahkan orang-orang yang terpandang di Kota Tianhang juga tidak kalah heboh.
Bukan hanya itu saja, orang-orang penting dari kerajaan maupun kekaisaran yang kebetulan berada di kota juga merasa tertegun. Dengan pemikiran yang sama, mereka semua beranjak dari tempat mereka masing-masing dan pergi ke tempat terjadinya Kesengsaraan Surgawi.
Mereka beranggapan bahwa kekuatan maupun nama dari wilayah mereka akan meningkat pesat jika dapat merekrut orang yang sedang menjalani Kesengsaraan Surgawi. Bahkan, Tuan Muda dari Sekte Pedang Dewa yang dianggap jenius saja hanya bisa menarik Petir Kesengsaraan Emas, satu tingkat dibawah Petir Ashura, dan itupun sudah dieluh-eluhkan menjadi orang yang sangat berbakat, lalu apa itu Petir Surgawi.
Jutaan penduduk kota beramai-ramai pergi keluar kota menuju tempat di mana Kesengsaraan Petir terjadi. Orang-orang itu sendiri berada pada Ranah Monarch sampai Half God, dan ribuan lainnya telah menembus Ranah Dewa, entah itu Dewa Merah ataupun Emas.
Salah satu dari Ranah Dewa itu sudah cukup untuk menghancurkan Alam Rendah, meski memang Alam Rendah sudah hancur. Lalu apa yang akan terjadi jika ribuan dari mereka menyerang bersama? Hal itu sudah tidak perlu ditanyakan lagi jawabannya.
***
Lin Chen mengamati perubahan awan putih keemasan itu dengan perasaan was-was, ia takut jika Yan Xue tidak bisa menahan tiap serangan dari Petir Surgawi. Meski tekanannya sendiri jauh lebih rendah dari Kesengsaraan Surgawi yang pernah dialaminya, tapi yang namanya Petir Surgawi tetaplah Petir Surgawi, kekuatannya cukup untuk menghancurkan daratan dalam radius ribuan mil jauhnya.
Namun saat ia mengalihkan perhatiannya pada Yan Xue, perasaannya sedikit tenang, itu karena ia melihat bahwa dalam pandangan Yan Xue tidak ada tanda-tanda keraguan, melainkan yang ada adalah semangat yang membara.
Melihat itu, ia menganggukkan kepalanya dan kemudian mengaktifkan salah satu tipe tubuhnya. Ia membuat tiruan tubuhnya dan menyebarkannya ke tiga sisi lainnya, barat, timur, dan selatan, mengamati Yan Xue dari keempat sisi yang berbeda.
Yan Xue kembali menolehkan kepalanya ke arah Lin Chen untuk sejenak, kemudian ia memejamkan mata. Ketika ia membuka matanya secara tiba-tiba, penampilannya berubah drastis dengan rambut berwarna putih dan sayap besar terlihat di punggungnya.
Aura kultivasinya meningkat pesat, yang sebelumnya pada Ranah Dewa Kuning, naik pada Ranah Dewa Perunggu. Tingkatan yang sama seperti milik Lin Chen, sebelumnya ia bisa naik hingga Raja Dewa karena pada saat itu ia memaksakan dirinya menggunakan Pedang Cahaya Pemurnian. Namun karena pedang itu sudah menyatu keseluruhan, ditambah kultivasinya pernah jatuh, maka saat ini ia hanya bisa meningkatkan kekuatannya sebanyak lima tingkatan kultivasi saat menggunakan wujud ini.
Tapi meski begitu, ini sudah lebih dari cukup untuk melawan ratusan Prajurit Surgawi yang berada pada Ranah Prajurit Dewa Puncak, Dewa Hitam.
Ia mengalirkan sejumlah energi spiritual di tangan kanannya. Perlahan, terbentuk siluet pedang berwarna putih transparan yang terbentuk dari energi spiritual. Tanpa berlama-lama lagi, Yan Xue mengayunkan pedangnya secara horizontal mengarah pada ratusan prajurit yang masih berdiam diri di awan.
Wush! Bang! Bang!
Siluet bulan sabit yang keluar dari pedang spiritual melesat tajam mengarah pada ratusan prajurit, kemudian terjadi ledakan besar yang memekakkan telinga. Meski ledakannya cukup keras, namun hanya beberapa dari prajurit yang hancur berkeping-keping menjadi potongan cahaya emas.
Cahaya-cahaya itu beterbangan ke arah Yan Xue dan memasuki tubuhnya melalui pori-pori kulit. Perlahan, Yan Xue merasakan energi spiritual yang kuat memasuki tubuhnya, membuat kekuatan fisik maupun Dantiannya menjadi lebih dan lebih kuat dari sebelumnya.
Kesengsaraan Surgawi memiliki kekuatan yang sangat menghancurkan, tetapi dari kekuatan menghancurkan itu dibarengi dengan manfaat yang berlimpah bagi seorang pembudidaya yang dapat menahannya. Jadi wajar saja jika pembudidaya yang menerima Petir Surgawi bisa mengalahkan 10 sampai 20 orang ditingkatkan yang sama.
Tidak berhenti disitu saja, Yan Xue kembali mengayunkan pedangnya mengarah pada ratusan prajurit yang sudah mulai bergerak, dan ledakan keras terus terdengar saling bersahutan menandakan bahwa sebagian dari Prajurit Surgawi telah meledak.
Lin Chen yang melihat Yan Xue menerima Kesengsaraan Petir merasa sedikit khawatir dan senang. Ia khawatir jika Yan Xue terluka, ia ingin sekali pergi ke sana dan menolongnya, tapi jika ia melakukannya, maka daya hancur petir akan lebih mengerikan. Senang karena Yan Xue bisa mengatasinya sendiri, bahkan ia juga merasakan bahwa aura dari dalam tubuh Yan Xue terus meningkat meski tetap berada ditingkat itu.
"Setelah ini, aku akan membuatkannya masakan yang paling enak sebagai hadiah karena berhasil menerima Petir Surgawi." Lin Chen mengangguk kecil, ia terus mengamati pergerakan Yan Xue dan perubahan awan putih yang menutupi sinar matahari.
Ia menatap lembut Yan Xue, ia merasa damai karena tidak ada hal merepotkan yang menganggu jalannya Yan Xue yang menerima Kesengsaraan Petir. Namun baru saja ia bernapas lega, tiba-tiba ia tersentak saat merasakan adanya tanda-tanda kehidupan dari arah utara dengan jumlah yang sangat banyak. Jaraknya sendiri memang masih berjarak 750 mil jauhnya, tapi kecepatan mereka sangat cepat, itu bisa sampai hanya dalam waktu 30 menit.
Lin Chen mengendalikan ketiga tubuh tiruannya, ketiga turun tiruan itu mengalirkan sejumlah besar energi spiritual di depannya untuk membuat dinding pelindung yang terbuat dari energi spiritual. Kemudian diperkuat menggunakan Teknik Manipulasi Qi.
Sebelumnya ia berencana untuk tetap merendah dan tidak akan mencari masalah saat baru tiba di Alam Dewa. Namun jika orang-orang yang sebentar lagi datang kemari, dan mulai mengacaukan proses Kesengsaraan Petir Yan Xue, maka ia tidak akan segan-segan untuk melanggar niatnya sendiri dan lalu membantai semua orang yang hadir.
Sepuluh menit berlalu, Yan Xue masih menjalani Kesengsaraan Petir. Prajurit Surgawi yang hampir berjumlah 1000 telah hancur sebagian, kini jika dihitung secara kasar, jumlahnya masih lebih dari 600 prajurit.
Dua puluh menit kemudian, masih sama seperti sebelumnya, Yan Xue belum selesai dalam menjalani Kesengsaraan Petir. Prajurit Surgawi juga masih terbilang banyak dengan jumlah lebih dari 300 orang.
Lin Chen yang melihat itu sedikit gemetar, ia tidak takut jika dikepung oleh banyak orang di Alam Dewa. Tapi yang ditakutkannya adalah jika ada yang mengusik Yan Xue, terlebih lagi saat dalam keadaan seperti ini, salah sedikit saja, nyawa taruhannya.
Lima menit kemudian, pergerakan dari rombongan orang yang datang kemari semakin dekat. Jaraknya hanya tersisa 125 mil darinya, ia menengadahkan kepalanya menatap langit, terlihat Yan Xue masih bertarung melawan Prajurit Surgawi dengan jumlah masih lebih dari 200.
"Xue'er. Kau tenanglah, fokus saja pada pertarungan mu. Aku di sini akan melindungimu apapun yang terjadi." Lin Chen bergumam seorang diri melihat Yan Xue yang masih bertarung. Ia menundukkan kepalanya menatap tajam ke arah utara.
Lin Chen menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan. Ia mengeluarkan Pedang Dewa Kematian dari ruang penyimpanan.
Waktu terus bergulir, lima menit sudah terlewati, Lin Chen sudah bisa melihat rombongan orang yang terbang bergegas menuju tempatnya berdiri. Di barisan terdepan adalah orang-orang yang memiliki basis kultivasi tinggi, mereka semua berada diatas Ranah Dewa Besi, dan yang tertinggi adalah Dewa Emas.
Untuk jutaan orang di belakangnya, itu hanyalah semut yang tidak perlu di pandang. Jika ia serius, ia bisa dengan mudah membunuh jutaan orang itu dengan sekali serang menggunakan Teknik Manipulasi Qi tertinggi. Zirah Emas!
Ribuan orang yang sampai terlebih dahulu menghentikan gerakannya saat jaraknya tersisa beberapa ratus meter dari Lin Chen. Mereka semua mendongakkan kepalanya melihat wanita muda yang sedang berhadapan dengan Prajurit Surgawi, mata mereka terbelalak lebar saat melihat wajah cantiknya, sebagian dari mereka ada yang mulai memperlihatkan niat lain mereka yang berkeinginan untuk menangkap Yan Xue.
Belasan dari mereka berjalan mendekat ke arah Lin Chen dengan tatapan haus akan pertanyaan. "Anak muda di sana, apa yang kau lakukan dengan mengarahkan pedang kepada kami?"
Masih dengan pedang diarahkan pada ribuan orang, Lin Chen menaikkan sebelah alisnya. "Sama halnya denganku, apa yang kalian lakukan kemari?!"
Pria yang memiliki penampilan muda, meski usianya telah menginjak 200 ribu tahun itu menghela napas panjang. "Kami ingin merekrut orang yang—"
"Tidak ada yang boleh mendekatinya!" Lin Chen berteriak lantang memotong perkataan pria itu.
Pria berambut hitam panjang yang merupakan salah satu petinggi kerajaan itu terdiam dengan wajah mengeras. Urat-urat lehernya juga terlihat jelas, ini adalah kali pertama baginya ada yang membentaknya. "Apa yang akan terjadi jika kami tetap mendekatinya?"
"Aku akan membunuh kalian semua!"
...
***
*Bersambung...