NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Ayo menikah

Sudah beberapa bulan terakhir ini, Danny mengajakku mencari rumah. Jika menemukan iklan perumahan yang menarik, aku dan Danny akan mencoba untuk melihatnya. Kami mencari rumah kecil di pinggiran kota tetapi juga tidak membutuhkan waktu lama untuk ke Jakarta. Rencananya aku akan memberikan tabunganku untuk uang muka rumah itu, tetapi hanya bisa menyumbang sekitar 20% saja, sisanya adalah tabungan Danny. Kami belum menemukan rumah yang cocok, tapi kami memang pelan pelan dalam mencarinya.

"Fann weekend nanti boleh ga kita ga pulang Bogor dulu?" Tanya Danny.

"Boleh aja sih, memang ada apa Dann?".

"Aku mau melakukan sesuatu yang spesial weekend ini, tapi itu nanti, detailnya adalah kejutan" Kata Danny.

Sabtu pagi Danny datang menjemputku di kost, kami menuju salah satu mall, lalu makan siang. Setelah makan siang ia membawaku ke apartemennya.

Kulihat keadaan apartemen lebih rapi daripada biasanya, meja makannya sudah ditata dengan cantik, ada beberapa lilin juga ditengah tengah meja.

"Apa ini kejutannya?" Tanyaku pada Danny.

"Ya aku berencana untuk membuatkanmu makan malam" Katanya sambil tersenyum.

Ya, ini pertama kali Danny memasak untukku.

"Aku tidak tahu kamu bisa masak" Kataku pada Danny.

"Hanya untuk hari spesial saja" Jawab Danny sambil tersenyum.

Aku duduk di kursi dekat meja dapur menemani Danny mempersiapkan bahan-bahan dan mulai memasak.

Danny memasak makanan sederhana berupa spaghetti olio aglio, menambahkan sedikit salad, dan memanggang bacon yang sudah dibumbui.

"Maaf hanya ini makanan sederhana yang bisa kupelajari, sisanya terlalu sulit bagiku" Kata Danny.

"Ini enak juga loh Dann" lulus kamu candaku.

Setelah selesai makan, aku memaksa Danny membiarkan aku yang mencuci piring.

Sambil mencuci piring kulihat Danny membereskan meja makan, lalu membawa minuman ke balkon. Kemudian ia memelukku dari belakang saat aku mencuci piring.

Kami duduk di sofa kecil dibalkon, sambil melihat taman kecil di apartemen, juga jalanan ibukota.

Awalnya kami hanya mengobrol ringan tentang berbagai hal. Lalu kami sama sama terdiam menikmati suasana malam.

Danny kemudian memegang kedua tanganku.

"Fan aku ingin menikahimu secepatnya, aku rasa aku sudah siap untuk menikahimu saat ini, apa kamu mau menikah denganku?" Tanya Danny.

"Maaf tidak ada cincin, atau lamaran seperti yang ada di film-film, tapi aku ingin menikahimu saat ini, kalau kamu mengijinkan aku ingin meminta orangtuaku untuk melamarmu". Kata Danny sambil menatapku.

"Ya Dann" Jawabku.

Danny memelukku dan kami berciuman.

"Fann malam ini tidur di apartemenku ya" pinta Danny.

"Dannn..... lagipula aku tidak membawa baju ataupun perlengkapan lainnya".

"Ayolah Fann, aku ingin menghabiskan malam ini denganmu. Kita bisa membeli perlengkapan di supermarket bawah, untuk baju, kamu bisa meminjam bajuku". Kata Danny sambil memelas.

"Tapi Dann.....".

"Aku janji tidak akan melakukan apapun yang melebihi batas Fan, mungkin hanya menciummu dan sedikit lebih dari itu, hanya sedikit" Kata Danny tersenyum nakal.

"Baiklah" Kataku menyerah.

Sebenarnya kami pernah beberapa kali tidur siang bareng kan, dan akupun pernah tidur malam bersama Armand. Tapi saat ini, orang yang berada di hadapanku adalah Danny, orang yang telah bersamaku sejak lama, dan aku akan menyerahkan hidupku kepadanya di masa depan, aku takut kalau aku yang tidak bisa menahan godaan jika Danny menginginkan lebih dari sekadar ciuman.

Aku sudah selesai mandi, aku meminjam kaos Danny dan celana pendek Danny, semua nya menjadi ukuran oversized di badanku. Danny hanya memiliki TV di dalam kamarnya. Di bagian luar kamar hanya ada ruang tamu yang dia jadikan ruang kerja juga, dapur, meja makan, kamar mandi, dan sedikit ruang untuk mesin cuci dan pengering. Aku duduk diatas tempat tidur sambil menonton Netflix.

Setelah selesai mandi, Danny naik keatas tempat tidur, mengangkat tanganku lalu tidur diatas pahaku.

"Lucu rasanya Fann melihatmu memakai bajuku, kamu terlihat imut, aku jadi berpikir yang tidak-tidak"

Kujewer telinga Danny pelan setelah dia berkata itu.

"Bercanda Fann" Kata Danny bereaksi dengan jeweranku.

"Fan, kemungkinan besar setelah menikah kita akan tinggal di apartemen ini dulu, kamu ga keberatan kan?"

"Ya ga apa apalah Dann" Jawabku.

"Aku harus membeli lemari yang lebih besar untuk baju bajumu" Kata Danny sambil melihat lemarinya.

"Pakai lemari plastik rakitan aja Dann, sayang uangnya bisa untuk rumah dan biaya menikah". Jawabku.

"Kalau kamu bisa memilih, kamu mau kita menikah di bulan apa?" Tanya Danny.

"Entahlah, mungkin untuk hal-hal seperti itu, orangtua kita yang akan lebih banyak menetapkan pilihan untuk kita" jawabku.

"Kalau aku, aku ingin menikah mendekati libur Natal dan Tahun baru, jadi kita memiliki waktu yang lebih panjang untuk cuti dan honeymoon" Jawab Danny.

"Mmmm...." Jawabku singkat.

"Kamu mau honeymoon dimana Fan? Ooo aku tau, kamu belum pernah ke Disneyland kan, apa kamu mau kesana?" Tanya Danny.

"Sungguh?" Tanyaku penuh harapan.

"Tapi Dann, kita masih terlalu jauh untuk membicarakan ini, biaya pernikahan saja kita ga tau akan menghabiskan berapa, aku ga perlu honeymoon ke tempat yang jauh Dann".

"Soal biaya pernikahan kamu tidak perlu khawatir, mamaku yang akan mengatur semua, aku hanya berharap mamaku bisa akrab dengan mamamu".

"Untuk honeymoon aku ingin ke tempat yang dingin, dengan begitu kita hanya akan seharian di kamar menghangatkan diri" Kata Danny sambil terkekeh.

"Otakmu Dannn..." kataku sambil menggelengkan kepala.

"Tapi kamu suka ciumanku kan?" Kata Danny.

Aku memutar bola mataku sambil tersenyum.

"Aku rasa aku butuh membuktikan ciumanku lagi" Kata Danny sambil bangun dari tidurnya, lalu mencium bibirku.

Saat kami berciuman, tentu saja tangan Danny juga bergerak mengabsen anggota tubuhku yang lain, dan memberi beberapa tanda kepemilikan disana.

Danny menepati janjinya, kami tidak melakukan hal-hal yang melebihi batas dan kami pun tertidur dalam keadaan saling berpelukan.

Aku bangun lebih dahulu daripada Danny. Karena isi kulkas Danny hanya beberapa cemilan dan minuman, jadi aku memesan sarapan melalui aplikasi. Danny baru bangun saat makanan datang. Setelah sarapan, rencananya Danny akan mengantarku ke kost untuk berganti baju kemudian ke Bogor untuk berbicara dengan orangtuaku mengenai keputusannya menikahiku. Selain itu juga dia akan bertanya pada orangtuaku, kapan orangtuanya bisa berkenalan dengan orangtuaku untuk mengobrol santai mengenai acara lamaran.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!