Suamiku Cacat Dan Lumpuh

Tidak berapa lama dua orang office boy datang dan membereskan barang-barang termasuk piring dan gelas yang pecah. Setelah agak lama ke dua office boy itupun pergi meninggalkan ruang perawatan VVIP. Tuan David hanya diam dan menatap langit-langit kamar rumah sakit.

ceklek

Dokter Karen membuka pintu dan berjalan ke arah tuan David sambil membawa nampan yang berisi makanan dan minuman.

" Tuan, buburnya sudah datang?" ucap Karen sambil meletakkan nampan tersebut ke meja dekat ranjang.

" Aku ingin disuapin apakah boleh?" tanya tuan David sambil menatap mata dokter Karen dengan sendu.

" Boleh." Jawab Karen singkat sambil duduk di kursi dekat ranjang.

Dokter Karen menyuapi tuan David sesuap demi suap. Belum ada lima menit buburnya habis tanpa sisa kemudian dokter Karen meletakkan mangkok tersebut ke meja kemudian mengambil gelas yang sudah ada sedotan. Setelah selesai meminum dokter Karen meletakkan kembali gelas tersebut.

" Dokter sudah baik padaku, apa yang dokter inginkan?" tanya tuan David

" Maksudnya?" tanya dokter Karen dengan nada bingung.

" Maksudku karena dokter perhatian dan baik padaku aku ingin memberikan hadiah buat dokter. Apakah dokter ingin hadiah mobil atau perhiasan mewah atau pakaian mewah?" tanya tuan David

Dokter Karen hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

" Lalu dokter ingin apa?" tanya tuan David

" Aku ingin satu hal dari tuan apakah tuan bersedia?" tanya dokter Karen

" Selama aku sanggup tentu saja boleh, apa yang dokter minta?" tanya tuan David

" Aku ingin apapun yang terjadi tuan David tidak menyakiti diri sendiri. Tuan harus yakin suatu saat tuan pasti bahagia dan menemukan seseorang yang benar - benar tulus mencintai tuan. Aku hanya ingin hadiah itu saja tidak ada yang lain." ucap dokter Karen.

" Biasanya semua wanita paling senang apa yang aku tawarkan tapi kenapa dokter tidak mau?" tanya tuan David

" Tidak semua wanita sama ada yang matre dan ada yang tidak." Ucap dokter Karen sambil melihat jam tangannya.

( " Seandainya saja aku bertemu dokter ini lebih awal mungkin hatiku tidak sesedih dan sesakit ini. Dokter ini sangat berbeda, aku sangat nyaman tapi tidak mungkin dokter ini mau menerima pria lumpuh dan cacat sepertiku pasti dokter ini mencari pria yang lebih sempurna." Ucap tuan David dalam hati ).

" Maaf tuan aku ada pasien lagi, saya tinggal ya." Pamit dokter Karen

" Kapan ke sini lagi?" tanya tuan David

" Sebelum pulang aku akan datang ke sini lagi tapi dengan satu syarat." ucap dokter Karen

" Apa itu?" tanya tuan David

" Tuan harus kuat menghadapi semua yang telah terjadi. Jangan lagi menyakiti diri sendiri karena hatiku sangat sakit jika tuan terluka. Maukah melakukan itu demi diri tuan dan juga demi diriku?" tanya dokter Karen

" Baiklah asalkan dokter selalu datang untuk menengokku." Ucap tuan David

" Aku akan usahakan datang jika tidak ada pasien, maaf tuan aku tinggal dulu." Ucap Karen sambil menyentuh tangan tuan David kemudian membalikkan badannya meninggalkan tuan David sendirian.

" Hatiku merasa nyaman jika dokter itu bersamaku. Seandainya saja aku tidak cacat dan lumpuh aku ingin mengatakan padanya kalau aku mulai jatuh cinta padanya. Secepat itukah aku jatuh cinta? atau hatiku yang merasa nyaman bersamanya." ucap tuan David.

Tidak terasa waktu sudah sore dan sesuai janjinya dokter Karen datang menemui tuan David.

" Bagaimana keadaan tuan sudah lebih baik?" tanya dokte Karen

" Sudah dok, berkat dokter sudah lebih baik." Ucap tuan David

" Lho kok aku? apa hubungannya?" tanya dokter Karen

" Karena dokter perhatian padaku makanya aku sembuh." Ucap tuan David.

Dokter Karen hanya tersenyum mendengar ucapan tuan David.

" Dokter kenapa maskernya tidak di buka?" tanya tuan David karena dirinya ingin sekali melihat wajah dokter Karen.

" Maaf, seperti yang aku bilang aku sedang flu dan tidak ingin tuan tertular." Ucap dokter Karen

ceklek

Seorang perawat membawakan nampan yang berisi nasi, sayur dan lauk serta gelas yang berisi air mineral. Dokter Karen berdiri dan membalikkan badannya untuk menerima nampan tersebut.

" Terima kasih Lena, biar aku bawa saja nampannya." ucap dokter Karen.

" Baik dokter Karen." Ucap perawat tersebut.

Perawat itupun membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan mereka berdua.

" Tuan mau makan?" tanya dokter Karen

" Boleh tapi bolehkah disuapi lagi?" tanya tuan David

" Baiklah." Jawab dokter Karen

Dokter Karen mulai menyuapi tuan David setelah selesai makan dan minum dokter Karen meletakkan semuanya di meja dekat ranjang. Mereka berdua mengobrol dan tidak berapa pintu ruang perawatan VVIP di buka oleh seseorang.

ceklek

Asisten Han membuka pintu ruang perawatan VVIP dan berjalan mendekati tuan David dan dokter Karen.

" Sore tuan David dan dokter." Panggil asisten Han

" Sore tuan, oh iya kebetulan saya juga mau berpamitan untuk pulang karena hari ini jadwal praktek ku sudah habis." Ucap dokter Karen.

" Besok bisa ke sini lagikan?" tanya tuan David

" Saya usahakan untuk datang, permisi tuan - tuan." Jawab dokter Karen.

Dokter Karen membalikkan badannya dan meninggalkan mereka berdua. Tuan David hanya diam dan memperhatikan dokter Karen hingga menghilang dari penglihatan. Sejujurnya dirinya ingin agar dokter Karen menemaninya tapi hal itu tidak mungkin mengingat dirinya bukan siapa - siapa.

Asisten Han menatap tuan David seakan tidak percaya melihat tatapan tuan David yang sendu menatap kepergian dokter Karen.

" Apakah tuan mulai jatuh cinta lagi dengan dokter itu?" tanya asisten Han

" Sepertinya begitu, dokter Karen sangat berbeda dengan wanita lain." Ucap tuan David.

" Maksud tuan?" Tanya asisten Han

Tuan David menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi sedangkan asisten Han dengan setia mendengarkan ucapan tuan David sampai selesai.

" Dari yang tuan ceritakan memang dokter itu berbeda dengan wanita lainnya." Ucap asisten Han