Susuk Kalajengking

Sari di buat kaget ketika para pelanggan nya mendadak mencaci maki diri nya, Yang biasa nya mereka keluar dari kamar dengan raut wajah yang sangat puas. Kini mereka semua tampak kecewa.

"Sialan! Sudah tidak seperti dulu lagi, Becek dan sangat longgar." Umpat mereka sangat kecewa dan bahkan tidak memberikan uang.

"Kalian tidak bisa pergi begitu saja! Mana uang nya?" Sari menodongkan tangan.

"Apem becek kayak gitu kok masih minta uang, Mana bau amis banget lagi." Kesal Pak Novan.

"Jangan sembarangan bicara ya, Bilang saja kau ingkar janji dan tidak mau membayar." Sari tetap ngeyel.

Pak Novan tidak memperdulikan Sari lagi, Dia segera mengendarai mobil nya pergi meninggalkan rumah nya wanita bayaran ini. Sedangkan Sari pergi kekamar mandi untuk mengecek apem nya.

Ketika ia berjongkok untuk buang air kecil, Bau amis menyeruak dari arah apem, Lendir bergumpal juga banyak keluar. Hati Sari berdegup karena takut terkena penyakit menular, Dia segera berpakaian rapi dan menuju dokter langganan nya untuk memeriksakan diri.

"Kita perlu bicara, Sari." Arya sudah berdiri di depan rumah.

"Lain kali saja, Aku sedang buru buru." Tolak Sari dan masuk kedalam mobil.

"Sari, Keluar dulu, Ada yang perlu aku bicarakan." Arya sedikit mengeras.

Namun Sari tetap melajukan mobil nya pergi meninggalkan kawasan rumah, Dia begitu panik sekarang karena mencium bau apem nya yang sangat amis tersebut, Dan lagi lendir bergumpal yang tidak bisa berhenti keluar.

Pantas saja pelanggan nya mengeluh becek dan longgar, Karena dia punya cairan berlebih yang tidak bisa berhenti. Dan memang jujur saja, Ketika rudal mereka tadi masuk, Sari agak merasakan sakit.

Sampai di tempat praktek nya dokter, Dia segera di periska karena dia memang sudah langganan di sini, Sari sudah tidak perlu malu atau sungkan kepada dokter nya.

"Apa ada penyakit itu, Dok?" Sari bertanya cemas.

"Tidak ada, Semua nya normal dan terlihat baik." Jawab dokter sambil memeriksa.

"Tapi kenapa bau dan banyak lendir nya?" Tanya Sari.

"Mungkin anda terlalu lelah, Nanti akan saya beri resep." Sahut dokter.

Usai di periksa dan dokter memberikan nya resep yang akan di tebus di apotik, Sari bisa lega karena ternyata dia tidak menderita sakit. Terburu buru ia segera meminum obat nya karena rasa sakit mulai menyerang pada apem nya.

"Apa mungkin salah satu dari mereka, Tapi Shanti sudah mati di bunuh Kakang." Batin Sari.

Dia tahu bahwa Shanti adalah orang yang mengirim santet pada nya, Karena kurap itu tidak permah sembuh sampai sekarang. Hanya saja tidak melebar, Dan hanya tetap di satu tempat itu saja.

Teringat tadi ada suami nya yang datang, Sari segera bergegas pulang dan tiba di rumah dengan cepat. Arya sama sekali tidak mau masuk kedalam rumah, Dia berdiri di tepi jalan sambil menunggu nya.

Mobil Sari segera masuk, Dia bergegas menemui Arya dan mengajak nya masuk. Terlihat wajah Arya tidak seperti biasa nya yang memandang dia dengan lembut, Kini pandangan nya terlihat tajam.

Sari tidak tahu, Biar bagai mana pun suami nya ini bukan lah manusia normal. Di dalam tubuh nya ada titisan darah iblis yang sangat kejam, Hanya selama ini diam karena bisa di redam, Tidak seperti Purnama yang memang sama sekali tidak menahan nya.

"Ayo masuk, Mas. Maaf tadi aku lagi buru buru." Sari menggandeng tangan suami nya.

"Kita bicara di sini saja, Aku tidak bisa masuk kedalam." Tolak Arya.

"Jangan gitu dong, Kamu kenapa sih? Enggak enak di lihat tetangga." Sari agak merajuk manja.

Arya mengusap wajah nya kasar sambil membuang nafas, Sebisa mungkin dia tidak terbawa emosi ketika akan bicara pada istri yang di cintai nya ini, Memang luka yang sangat hebat datang nya dari orang yang paling dekat dari kita.

"Menurut mu kenapa aku menentang keinginan Kak Purnama? Dan kenapa pula aku sampai memutuskan hubungan dengan nya?" Arya bertanya sambil menatap Sari.

"Karena kamu sangat mencintai aku." Jawab Sari sambil cengengesan tanpa rasa bersalah.

"Bila kamu tahu aku sangat mencintai mu, Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Sari." Arya berkata pedih.

Sari langsung terbelalak mendengar ucapan suami nya, Firasat nya mengatakan bahwa Arya sudah tahu semua nya. Kini dia mulai memutar otak untuk mencari alasan dan bahkan bila bisa, Dia ingin terlihat seperti korban.

"Aku melakukan apa, Mas? Memang nya apa yang sudah ku lakukan." Sari malah bertanya enteng.

"Apa perlu aku katakan satu persatu? Aku masih di sini karena cinta dan juga janji padaku Ibu ku, Sar." Urat di leher Arya sampai menonjol keluar sangking menahan emosi yang akan meledak.

"Mas! Sebenar nya dengan cinta saja kita tak akan bisa hidup, Bila aku hidup dengan cinta mu. Maka aku akan jadi miskin dan selama nya tidak punya apa apa." Ketus Sari.

"Kau tentu sudah tau bahwa aku memang orang miskin dan tidak punya pendidikan, Lalu kenapa kau masih mendekati aku." Bentak Arya.

Sari tersurut mundur mendengar bentakan nya Arya, Marah nya orang pendiam dan selalu kalem dan lemah lembut sangat lah bahaya dan menakutkan.

"Lalu sekarang kau mau apa hah? Kalau mau cerai ya cerai saja, Aku masih bisa hidup walau tanpa kau! Bahkan aku akan bisa lebih bebas." Sari balas membentak.

"Kau tidak menyesal? Tidak ada kah sedikit niat mu untuk minta maaf padaku." Lirih Arya.

"Memang nya salah ku apa? Yang ku jual itu tubuh ku, Kenapa pula aku harus minta maaf padamu." Sengit Sari.

"Baik lah, Kakak ku tidak pernah salah menilai orang." Arya tersenyum getir.

Begitu muak telinga Sari mendengar Arya menyebut Kakak nya terus, Apa lagi memang sekarang Sari begitu benci dengan yang nama nya Purnama. Karena wanita itu lebih cantik dari diri nya, Tentu saja Sari iri.

"Aku bisa mendapatkan seribu kali lipat pria yang lebih baik dari kau! Kau itu hanya sampah yang di buang oleh Ibu kandung mu sendiri." Hina Sari.

Arya tidak ingin membalas ucapan Sari yang sangat menyakitkan hati nya itu, Lagi pula itu memang kenyataan nya bahwa dia di buang oleh Ibu kandung nya sendiri.

"Mulai saat ini kita akan berpisah, Kau bukan istriku lagi." Tegas Arya.

"Bagus! Jijik juga aku punya suami miskin yang banyak tingkah macam kau." Bentak Sari merasa sangat kesal.

Dengan emosi nya yang sangat meluap, Sari membanting pagar rumah nya dan masuk kedalam rumah. Sebenar nya dia tidak terima juga karena Arya menceraikan diri nya.