NovelToon NovelToon
KAU TELAH MENODAIKU

KAU TELAH MENODAIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:28.6k
Nilai: 5
Nama Author: Agus irawan

Kesucianku direnggut oleh pria tak dikenal, pada malam itu aku terjebak hujan sepulang kerja. Seingat ku, aku di ajak oleh seorang yang mengatas namakan perusahaan untuk mengantarkan ku pulang.

Tapi, aku berakhir di sebuah kamar yang asing bagiku.

"Ya inilah tempatku disekap hingga hari ini, entah bagaimana aku bisa meloloskan diri dari cengkraman Pria ini. Sialnya dia sangat berkuasa hingga membuatku tak berdaya melawannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEBUAH PENGAKUAN

Sebuah tamparan yang keras dan hebat berhasil mendarat sempurna di pipi wajah pria tampan itu, Jeff benar-benar tercengang setelah mendapatkan tamparan dari gadisnya.

Sedangkan Reina merasakan perih di telapak tangannya karena dia menampar Jeffir dengan sekuat tenaganya namun jika dibandingkan dengan tangannya, hatinya jauh lebih terasa perih karena sebuah pertanyaan kejam yang dilontarkan pria iblis yang menuduhnya.

"Kau benar-benar menganggapku serendah itu?!" Reina mendorong dada bidang Jeffir dengan sekuat tenaga menumpahkan segala amarahnya, "Kau yang membeliku dengan uangmu, dan menjadikan aku budak nafsumu!"

Mata Reina memerah dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya, "Dan kau yang perlakuan aku seperti Perempuan murahan, memaksakan kehendakmu atas semua yang tidak ingin pernah aku lakukan, puas kau!"

Kemudian Reina mencengkram kerah kemeja yang digunakan Jeffir dengan kuat, lantas kembali menumpahkan semua kekesalannya. "Oh iya masih ada lagi... kau meniduriku di pinggir jalan seperti perempuan murahan!!! Kau menghancurkan harga diriku, masa depanku bahkan cita-citaku selama ini, musnah. Lalu apalagi sekarang? Dengan mudahnya kau menghinaku! Jika kau ingin membuatku menderita, kenapa tidak langsung saja membunuhku?! Bunuh saja aku! Biarkan aku mati!!!" Reina menangis dan berteriak histeris memukul-mukul dada bidang Jeffir, dan setelahnya dia melesakkan tubuhnya melewati pria iblis itu. Reina berlari menuju lift dan menekan tombol menuju ke lantai paling atas rumah sakit itu.

Pikirannya kalut, yang ada dalam pikirannya saat ini hanya ingin mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atap gedung pikirnya masalahnya akan berakhir begitu saja.

Jeffir mengerti dengan tindakan yang akan dilakukan oleh Reina, ia pun lantas segera bergegas mengejarnya dengan menggunakan lift yang lainnya.

Ketika telah sampai di atap gedung, Jeffir sudah melihat Reina berdiri di atas tembok sambil merentangkan kedua tangannya dan memejamkan mata siap untuk melompat, melihat Reina sudah seperti ingin melompat Jeffir berlari dengan sangat panik dan dengan gerakan cepat ia menangkap kemudian memeluk pinggang Reina dengan erat sebelum perempuan itu sempat melompat, telat beberapa detik saja hidup Reina akan melayang di depan matanya. "Apa yang kau lakukan?! Kau sudah Gila!"

"Biarkan Aku mati!" Reina masih meronta berusaha melepaskan pelukan Jeffir pada perutnya.

Jeffir tetap memeluk tubuh Reina dengan erat, tidak peduli Reina masih meronta bahkan memukul dada bidangnya dan menendangnya. Jeffir membawa Reina menjauh dari tembok pembatas atap, kemudian membawanya duduk menyandar pada dinding dengan Reina di depannya.

Setelah beberapa saat Reina masih mencoba melakukan perlawanan dan menangis hingga akhirnya kini Reina mulai terlihat tenang hanya bersandar pada dada bidang Jeffir, pria yang telah menghancurkan hidupnya, tenaganya seolah terkuras habis dengan semua emosi saat melakukan perlawanannya tadi.

Melihat Reina yang sudah mulai tenang Jeffir menghela nafas, "Aku tidak mau membuatmu menderita, apalagi melihatmu mati," Jeffir memberi jeda pada kata-katanya mencoba mengungkapkan apa yang ia rasakan, "Awalnya aku anggap ini hanya obsesi sesaat, aku hanya tertarik padamu saat memakai pakaian seksi namun sekarang melihatmu dalam pakaian biasa pun kau sangat menarik. Bahkan aku memaksamu dan menidurimu dengan kasar. Aku tahu caraku memang kasar, tapi itu semua aku lakukan karena ingin memilikimu, " Jeff melirik Reina yang hanya terdiam.

"Aku merasa cemburu ketika melihatmu berinteraksi dengan Pria lain, itu sebabnya aku sangat merasa marah apalagi melihat tanda merah baru di lehermu. Aku benar-benar takut kehilanganmu Reina," Jeffir meringis, ingin mengutuk dirinya sendiri. Ia merasa apa yang ia katakan memiliki kosakata yang sangat acak-acakan dan tidak tertata dengan rapi, ia yang sanggup menyusun kata-kata dengan baik di depan para awak media juga penuh percaya diri dengan mantap menanggapi mereka di pesta besar, dan dalam rapat penting, kini seolah kehilangan kemampuannya itu hanya di depan perempuannya manis yang kini duduk dalam pelukannya.

"Awalnya aku tidak yakin dengan perasaanku sendiri, namun sekarang aku tahu kalau aku benar-benar mencintaimu aku harap kau pun juga begitu,"

Reina hanya diam dan mencoba mencerna apa yang di katakan pria yang telah menodainya, dan menghancurkan masa depannya sebelum akhirnya Jeffir kembali berbicara.

"Ayo kita kembali ke Rumah, aku tidak ingin kau sakit hanya karena marah padaku. Maafkan aku Reina," ini adalah kali pertamanya meminta maaf atas kesalahannya sendiri, biasanya pria angkuh ini selalu merasa benar sendiri tidak memedulikan perasaan lawannya.

Reina tanpa sepatah katapun langsung bangkit, tidak perduli pada Jeffir yang masih duduk di lantai itu, perlahan dia meninggal pria iblis itu, berkat Jeff hidupnya terus berlanjut dan entah kenapa Reina merasa degup jantungnya tidak karuan setelah Jeffir melakukan sebuah pengakuan padanya.

Sebelum meninggalkan rumah sakit Jeffir menghubungi tangan kanannya, Cristian untuk menjaga Belinda agar tidak kabur lagi.

***

Mobil mewah melaju dengan sangat kencang, hanya deruan lembut suara mesin yang terdengar, dua orang di dalam mobil masing-masing hanya terdiam. Satu orang tengah fokus menyetir sementara satu orang lainnya hanya memandang pemandangan diluar dari balik jendela kaca mobil itu.

Reina tetap memandangi gedung-gedung pencakar langit yang seolah berlari dengan cepat kebelakang mobil, beberapa saat kemudian dia menatap pada kerah kemeja Jeffir yang sempat dia cengkeram, dan kemejanya saat ini telah dia pakai sedangkan Jeffir hanya memakai kaos berwarna putih, matanya tidak bisa untuk tidak beralih menatap dada bidang menimbulkan dua bulatan rata di depannya, tercium aroma maskulin khas Jeffir menguar dari sana.

Beberapa saat kemudian Reina menatap Jeffir yang sedang fokus mengemudi, kini pria itu sedang tidak tahu kalau sedang di pandangi oleh Reina, aura dan ketampanannya tidak sedikitpun berkurang meski hanya menggunakan kaos berwarna putih itu malah bertambah apalagi otot bisep lengannya yang melelaki terbentuk sempurna seolah menggoda siapapun yang memegang lengan kekar dan betapa kokohnya lengan itu.

Merasa di tatap, Jeffir langsung menolehkan kepalanya pada Reina, sekilas menatap perempuan cantik itu yang tertangkap basah tengah menatapnya sedemikian rupa Jeff tersenyum, bukan jenis senyuman dingin menyeringai ataupun mengintimidasi, yang biasa selalu ia lakukan namun senyuman yang sebenarnya, sebuah senyuman yang tulus.

Melihat senyuman Jeffir mata bulat dan jernih Reina mengerjap beberapa kali dengan lucu, Reina baru pertama kali melihat Jeffir tersenyum dengan senyuman seperti itu terlebih pria itu tersenyum padanya.

Dalam hati Jeffir merasa benar-benar tergelitik, tingkah Reina saat ini begitu imut dan menggemaskan, seketika Jeffir merasa menjadi seperti orang yang sangat bodoh karena memperlakukan perempuan yang begitu polos, baik, manis, dan sangat menggemaskan dengan sangat kasar terlebih itu pelecehan seksual yang mungkin bisa membuat Reina trauma bahkan takut padanya.

"Sudah makan malam?" Jeffir mencoba memecah kesunyian di antara mereka berdua.

Reina terkesiap mendengar suara Jeffir, suara pria itu benar-benar selalu membuatnya terkejut, "Su--sudah," ucapannya dengan gagap, mau tidak mau Reina mengingat kejadian saat makan malam dengan Reynaldi, ia tanpa sadar memainkan ujung kemeja yang ia pakai, Reina takut Jeffir akan mengungkit kembali tanda merah di lehernya terlebih lagi takut jika pria itu tahu apa yang terjadi di antara dirinya dengan Reynaldi, lalu membuatnya marah dan melakukan hal-hal kasar lagi padanya.

Jeffir melirik tangan Reina kemudian mengulurkan tangan, dan meraih tangan Reina lalu menggenggamnya dengan lembut. Reina hanya terdiam memandangi tangan besar yang hangat milik Jeffir melingkupi tangannya, dan tidak berusaha melepaskan genggaman itu. Setelahnya keduanya hanya terdiam.

1
Joko Tingkir
kelanjutannya mana
Bruno Runtukahu
lanjut
Agus Irawan
Halo teman-teman terus ikuti kisah Reina ya, maaf enggak bisa up banyak-banyak soalnya enggak bisa kaya author lain mikirnya. Aku ada kesibukan lain juga di dunia nyata.

Meskipun lambat up semoga kalian dengan setia menunggu kelanjutan cerita ini big love you untuk pembaca semua ♥️♥️♥️
Agus Irawan
terima kasih kak ♥️
naddia_amoraa
mampirrr
naddia_amoraa: sama sama , semangat berkaryaa
Agus Irawan: terima kasih sudah mampir kak
total 2 replies
𝐀'𝐃69°
ikutin alurnya dlu thor
bagus ceritanya 👍👍👍
Agus Irawan: terima kasih kak
total 1 replies
Nikodemus Yudho Sulistyo
Mampir dlu ke satu bab. penasaran siapa pelakunya
Agus Irawan: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!