Possesive Playboy

Sepertinya langit benar benar gila dengan perasaannya, dia sudah berdecak sebal sambil meraup wajahnya.

Bahkan kedua temannya yang sedang duduk duduk santai dirooftop dibuat bingung dengan tingkah playboy cap babi yang hampir tobat itu.

"Sejak tadi gue lihatin lo kaya orang kebingungan sebenarnya lo kenapa sih?" bingung Elang.

"Bener tuh kata Elang, biasanya ke sini lo bawa cewek sedah lama lo gak bawa cewek Lang, beneran tobat lo?"

"Cara nembak cewek gimana?" tanya Langit yang malah melenceng dari apa yang temannya tanyakan.

"Gimana gimana? Gue gak salah denger kan, anjayy jadi lo beneran suka sama Giselle?" heboh Leo

"Asek, ternyata hanya Giselle lah yang bisa membobol pertahanan seorang playboy, mana gara gara Giselle lo bisa tobat lagi, keren Giselle ngerubah lo Lang, patut gue acungi jempol itu orang" saut Elang dengan merangkul bahu Langit "Gue kira lo hanya penasaran tapi ternyata lo malah suka beneran."

"Gue kan sudah bilang, sejak awal emang gue penasaran sama Giselle, tapi gue gak tau kenapa gue malah bisa jatuh dalam pesona dia, dan jujur gue gak mau keduluan siapapun, gue maunya Giselle jadi milik gue"

"Lo yakin Lang? Kalau hanya buat main main kata gue jangan, gue kasian sama hidup Giselle, dia dikecewakan sama cinta pertamanya, dikecewakan Samudra dan dihianati temannya sendiri. Maaf bukannya gue gak dukung lo, tapi disini posisinya Giselle bener bener mentalnya tengah diuji" ucap Leo dengan sungguh sungguh.

Langit berdecak dengan menatap Leo dan juga Elang "Coba tatap mata gue"

"Gak usah sok kaya di TV TV lo, sok sokan mau hipnotis segala lagi, ini kita mau serius dan lo malah ngajak bercanda" sebal Leo.

"Gue belum selesai ngomong sat, main dipotong aja"

Leo meringis dengan menaikan kedua jarinya "Sorry sorry, gue kira lo mau bercanda lagian ucapan lo kan suka gitu, gak ada seriusnya"

Elang menghela nafasnya dengan menoyor kedua sahabatnya "Gak bisa ya kalian itu gak berantem? Gue pusing dengernya, lo juga Lang, kalau mau bicara gak usah dijeda mau alasan mau boker lah, mau nafas lah. To the point aja deh"

"Kali ini gue serius" jawab Langit.

"Iya lo serius, serusnya mau ngapain dulu?" jengah Elang "Lama lama kalian gue tengelemin juga ya,"

"Gue serius suka sama Giselle, gue juga gak ada niatan mau nyakiti dia"

Leo menepuk bahu Langit "Ya udah kalau gitu gas aja langsung tembak, biasanya kan lo sering tuh deket sama cewek, masa iya gak pernah kepikiran gimana cara nembaknya?"

"Ya engak lah, orang Langit selalu ditembak cewek, bukan Langit yang mengutarakan isi hatinya" saut Elang dengan menaik turunkan alisnya "Iya kan Lang?"

"Nah makanya itu, gue nanya sama kalian gimana caranya nembak cewek?"

"Gak tau" jawab Elang dengan cepat.

"Bangsat lo! Gue minta solusi dan lo malah jawabnya gak tau? Gue pecat lama lama lo jadi temen gue"

Elang terkekeh dengan menatap lurus kedepan "Ya kan gue gak pernah nembak cewek, kalau kata gue tanya sama Samudra gimana dia bisa sampai macari dua cewek sekaligus dan gimana caranya nembaknya."

"Sesat lo!"

"Kalau kata gue, jangan langsung ditembak, tapi lihat dulu seberapa jauh Giselle melupakan Samudra, masa iya lo mau Giselle pacaran sama lo tapi hatinya masih menyimpan nama Samudra? Semudah mudahnya Giselle move on, hubungan yang terbangun sejak lama dan spek setia gue rasa Giselle kan akan semudah itu melupakan Samudra" ucap Leo dengan mode serius.

"Terus gue harus apa?"

"Ya lo bikin kenangan baru sama Giselle, tapi kata gue jangan merubah sifat lo demi bisa menyamakan dengan apa yang Giselle mau, lo harus tetap jadi diri lo, buang sifat playboy lo, dan pertahankan sifat apa adanya lo yang sekarang, karena pada dasarnya cinta itu tumbuh dari hati bukan tumbuh dari kita yang menjadi orang lain"

"Gue like dengan pendapat Leo" jawab Elang dengan mengacungkan kedua jempolnya.

"Kalau kata gue pelan pelan saja, gue yakin Gisele masih maju mundur untuk percaya sama lo, apa lagi lo kan mantan playboy, dan dia juga trauma dengan masalalunya."

"Oke deh gue percaya sama omongan kalian, gua akan coba deketi dengan cara gue sendiri" jawab Langit dengan beranjak berdiri "Dan sekarang gue mau cari Giselle dulu, gue gak mau dia dideketi cowok lain, pokonya Giselle hanya gue yang boleh deketi"

"Dasar playboy posesif"

"Bodo amat, yang penting gue sedang usaha"

Elang dan juga Leo hanya menggelengkan kepalanya, sepertinya niat Langit begitu kuat, dan entahlah akan gimana endingnya.

Dari rooftop Langit menatap sekeliling kelas Giselle, tapi sayang sepertinya Giselle tidak ada dikelas.

"Oee lo.." tunjuk ke siswa yang sedang membuang sampah.

"Kenapa Lang?"

"Giselle dikelas gak?"

Laki laki itu menggeleng dengan menujuk kearah depan "Tadi keknya mau ke perpus dia bilang, coba lo cari"

"Oke thanks" Jawabnya dengan berjalan meninggalkan kelas Giselle.

Langit kali ini memang tampak berbeda dari biasanya, yang mana laki laki itu disapa hanya mengangguk tidak tersenyum apa lagi sampai menggoda gadis yang menyapanya, jujur sekarang Langit memang menjaga hati untuk Giselle seorang.

Brukkk

"Ehh" pekik Giselle karena tanpa sengaja menabrak dada bidang seseorang.

"Kalau sekiranya gak kuat bawa banyak, dikit aja Sel, kalau engak minta bantuan sama gue, jangan sok kuat gini" kata Langit dengan mengambil sebagian buku yang ada ditangan Giselle. "Lagian buku sebanyak ini buat apa sih?"

"Buat gue jual kembali," jawab Giselle asal

"Heh, lo anak orang kaya, gak usah belaga jadi orang miskin dan nyolong buku diperpus sekolah juga kali Sel, butuh duit berapa sih lo biar gue transfer langsung ke rekening lo"

"Sepuluh juta boleh?"

Langit tidak menjawab melainkan dia mengeluarkan ponselnya dengan menyodorkan kearah Giselle "Ketik aja nominalnya, gak usah lp kembalikan cukup lo selalu ada disamping gue, kalau bisa jadi pacar gue sekalian"

"Dih, itu namanya lo beli gue njir, lagian gue bercanda kali, ya kali aja gue mau jual ini buku,"

"Tapi perasaan gue gak bercanda lo Sel, lo sudah membuat gue jatuh cinta sedalam ini dan lo harus tanggung jawab"

Giselle berdecak dengan memutar bola matanya jengah "Ya itu mah salah lo sendiri, udah tau kalau pesona gue gak main main malah mau lo jadiin mainan, jadi selamat kalau lo terjebak dalam permainan lo sendiri"

"Gue serius lo Sel, gue beneran jatuh cinta sama lo, izinin gue ada disamping lo"

"Silahkan, dan buktikan" jawab Giselle dengan berjalan lebih dulu meninggalkan Langit.

"Buktikan? Maksudnya Giselle nantang gue? Yess berati gue ada kesempatan buay dapetin hatinya Giselle?"