NovelToon NovelToon
Dari Benci Jadi Suami

Dari Benci Jadi Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: nichi.raitaa

Tolong bantu support dan jangan lompat bab saat membaca ya, terima kasih 💗

Delilah Atmaja—seorang perempuan—yang sama sekali tak berkeinginan menikah, terpaksa menuruti kemauan sang ayah. Justru bertemu kembali dengan Ananda Dirgantara—musuh semasa SMA—dan justru berakhir di pelaminan. Tak berhenti sampai di sana, Rakanda Dirgantara—mantan cinta pertama Delilah—menjadi sang kakak ipar. Hadir juga hari dimana Raka menerima bantuan dari si jelita, Delilah. Membuat keruh hubungan rumah tangga Nanda dan Delilah yang telah menjadi seorang istri.

Dapatkah mereka akan melewati drama pernikahan dan pergulatan hati masing-masing? Akankah mereka berdamai dengan keadaan dan menemukan akhir yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nichi.raitaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Spatula sayur yang dipegang simbok sampai terjatuh saking terkejut. Namun, pria yang berdiri tadi tak peduli dan melanjutkan langkah keluar dari pintu. Entah berapa kali Delilah berteriak tanpa ada jawaban. Tentu si wanita kesal bukan kepalang. Apa ada yang salah dari apa yang dia lakukan? Dia sedang berusaha memperhatikan keluarga Nanda. Akan tetapi, terus saja terasa salah.

“Apa sebenarnya yang dia mau? Jelas sekali aku tidak bisa memasak, sudah mengundang simbok. Lalu, apa yang harus kulakukan terus sendirian seharian dirumah? Apa dia pikir itu tidak membosankan! Dasar menyebalkan!” Delilah menggerutu sendirian di kamar.

Dia sama sekali tak bermaksud buruk. Sungguh, kehadiran Fera membuat Delilah memiliki tujuan lagi. Setelah dia sempat kehilangan arah ketika melepas pekerjaan dan resmi menjadi pengangguran berkedok istri. Dia sama sekali tak memiliki kesibukan. Sekarang, rutinitasnya teralihkan bahkan terisi penuh oleh Fera. Selesai sarapan, simbok masih membereskan meja dan Delilah berpamitan pergi.

***

Terus berkutat dengan kesibukan tanpa akhir, membuat hari berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah tiba waktu berkunjung ke rumah sakit kembali. Seperti kebiasaan, Raka berkutat dengan aktivitas dapur sedangkan Delilah sedang menimang Fera dengan botol susu. Mereka telah siap menuju rumah sakit untuk imunisasi.

Delilah begitu menikmati keseharian yang dia miliki sekarang. Pengalihan dari kesepian si jelita, Nanda lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Meski sesekali dia juga pulang cepat, tetapi tak banyak yang bisa mereka bicarakan. Delilah sudah terlalu lelah, terkadang juga Nanda sudah hening sendirian di kamar. Lalu ketika ada waktu pun, mereka tak jarang malah berdebat. Entah kenapa, selalu saja berakhir dengan api. Komunikasi mereka sungguh menakjubkan, hampir tak pernah searah.

“Kau masih terus ingin mengurus Fera?” Kalimat Nanda menyentil hati Delilah.

“Apa kau tega membiarkan bayi mungil itu sendirian?” Delilah justru membalik pertanyaan.

“Kau sengaja membakarku, Delilah.” Nanda menajamkan suara dan tatapan.

“Ck, salahkan saja terus. Aku sedang memperhatikan keluargamu, Nanda!” Delilah meninggikan suara tiba-tiba.

“Iya, keluargaku. Fera atau Raka?!” Suara Nanda tak kalah nyaring.

Lalu, disinilah Delilah. Tetap berjalan beriringan dengan Raka sambil menggendong Fera menyusuri lorong menuju tempat dokter anak berada. Dia tak menyangka, pikiran Nanda begitu pendek. Padahal, tak ada maksud apapun dari Delilah. Dia hanya tak tega melepaskan Fera, sedangkan Raka terlihat nyaman dan belum juga mendapat tangan yang sesuai untuk menjaga sang buah hati.

Ck, bedebah sialan, beraninya merasuki pikiran. Sudah kubilang berulang kali aku mengurus Fera, bukan Raka. Toh, dia sudah dewasa dan bisa mengurus diri sendiri. Untuk apa aku repot, hish! gumam Delilah dalam hati.

Bangunan yang didominasi warna putih itu selalu mengingatkannya pada Nanda. Di sana sang suami sedang bekerja. Di lantai berbeda, tetapi masih satu gedung. Si jelita tersenyum beberapa kali menyapa perawat sambil menuruti langkah jenjang Raka. Dia jelas menangkap beberapa orang berbisik dan menelisik, entah untuk alasan apa.

“Apa dia berat sekarang, mau bertukar saja?” Raka menghentikan langkah sambil menunggu Delilah sampai di sebelah.

Delilah hanya menatap Raka sekilas lalu menggeleng. Dia terus berjalan melewati Raka, suasana hati si jelita mendadak mendung karena teringat pertengkaran dengan sang suami. Netra Deli menatap bangku kosong di ujung dan segera mencapai tempat beristirahat tersebut. Lorong terlihat sibuk, banyak orang berpakaian putih melewati mereka. Salah satunya, manik biru terang yang sedang menatap dari kejauhan sambil mengangguk-angguk. Kemudian membeliak ketika tak sengaja mendengar gosip yang melewati si dokter bermata biru.

“Tunggu, siapa yang kalian maksud tadi?” Matthew manahan langkah salah satu perawat yang hendak melewatinya.

“Eh, pasangan di ujung sana, Dok,” jelas sang perawat.

***

Delilah cukup lelah hari ini karena Fera sedikit rewel setelah menerima vaksin. Lalu Raka juga pulang terlambat ketimbang jam biasa, dia menyelesaikan pekerjaan yang tertunda beberapa kali. Dia melangkah gontai naik ke lantai apartemen dan membuka pintu perlahan. Takut mengganggu istirahat Nanda jika dia sudah sampai, tetapi dia justru sekarang terkejut karena sepasang mata elang seolah siap mencengkeram mangsa dari sofa sedang menatapnya.

“Astaga, kau belum tidur rupanya.” Delilah mengelus dada lalu melepas sepatu dan berjalan menuju Nanda, “aku meminta simbok untuk menyiapkan makan sore, kau sudah makan?” Delilah menaruh tas di meja.

“Kau peduli?” pertanyaan Nanda menyengat pendengaran si jelita.

Delilah langsung berputar dan menatap sang suami, apa lagi salahku kali ini? hati si istri ribut sendiri.

“Nanda, aku sedang tidak ingin bertengkar.” Delilah mengulas senyum tipis di wajah.

“Lalu apa yang kau inginkan? Menjadi istri Raka, begitu?” Seringai justru terpampang di wajah rupawan Nanda.

“Heh, apa maksudmu berkata seperti itu? Sudah kubilang—” Delilah sering kali tak dapat menggenapi kalimat.

“Bukankah aku harus bertanya, maksudmu yang sesungguhnya?”

“Nanda, kau sudah gila rupanya!”

“Kau sendiri bagaimana? Terus saja beralasan, hingga semua orang salah paham!”

“Hei, kau adalah satu-satunya orang yang tak paham!” Delilah berteriak.

“Ck, bagaimana menurutmu jika hampir semua orang dirumah sakit tidak mengenalmu sebagai istriku, justru sebagai istri Raka!”

“Hah, apa?” Delilah mengernyitkan kening tak paham, “mereka yang salah paham, lalu aku yang kau salahkan?”

“Oya, mereka hanya melihat apa yang mereka lihat. Lalu bebas berpendapat sependek yang mereka tau. Kalian yang berulah dan aku yang harus berteriak jika kau adalah istriku, begitu?” Nanda mengatupkan rahang dan menatap Delilah, “itupun jika kau mengatakan kebenaran bahwa kau adalah istriku.” Nanda berbisik dan mendekat pada Delilah.

Rasa cemburu telah membutakan Nanda, sehingga sang pria tak dapat berpikir jernih. Gosip di rumah sakit terkait kedekatan Delilah dengan Raka membuat Nanda kalap. Seolah api yang dilempar ke dalam tong bensin.

Plak! Satu tamparan sangat keras mendarat di pipi Nanda. Kuku Delilah tak sengaja menggores sudut bibir menyisakan setitik darah yang merembes. Tangan terasa panas, begitupun netra si jelita. Merasa direndahkan oleh sang suami, begitu menyakitkan.

“Apa menurutmu aku serendah itu, B*jing*n!” Netra Delilah sudah basah, emosi berada di ujung kepala si wanita.

Nanda kembali menatap sang istri, “asal kau tau, aku masih bersabar saat menerima foto kalian berbelanja bersama lagi satu bulan yang lalu dengan menggendong Fera. Tapi hari ini aku juga harus mendengar kalian bersama sebagai pasangan juga dan tetap diam saja, begitu?”

“Sudah kubilang berhenti memata-mataiku!” Delilah menggeram.

“Aku tidak melakukannya! Kau yang terus menyulut api di pernikahan kita!” Nanda menaikkan oktaf lagi.

“Kau saja yang terus salah paham, bodoh!” Delilah tak mau mengalah, “apa kau sadar jika begitu sibuk. Menurutmu, bagaimana denganku yang terus sendirian dirumah. Apa itu tak membosankan?” Air mata terus membanjir.

“Aku melepas dunia kerja untuk menikah denganmu. Menunggu tiap hari kau pulang larut, belajar mengurus dapur dan memasak. Tapi, kau tidak mau sekalipun melihat usahaku. Kau pikir satu syarat yang kau ajukan tidak kugenapi!” Delilah masih berteriak dengan air mata.

“Tapi kau terus bersama Raka!” Nanda tak juga mau mengalah.

“Fera yang membuatku berarti, bukan Raka yang kutemui!” Delilah masih berkilah.

“Omong kosong! Bagaimana jika ternyata Raka mulai nyaman denganmu?! Kenapa kau begitu keras kepala, Delilah? Sulit sekali membuatmu paham!” Nanda menekan tiap kata dalam kalimatnya.

“Jangan melantur! Lalu kenapa memilihku diantara begitu banyak pilihan di hidupmu?!” Delilah tak dapat membendung pertanyaan yang selalu menghantuinya.

“Karena aku hanya mencintaimu!” Napas Nanda tersengal, tak ada suara kemudian. Netra mereka saling menatap.

***

Hello, jangan lupa support author tekan like dan tinggalkan komentar kalian. Barangkali author jadi lebih semangat buat update lebih cepat, see you ... Tencu semuanya 💗

1
Ripah Ajha
sungguh keren kata2mu Thor, aku jadi terhura eh terharu maksutnya🥰
nichi.raitaa: aw, terima kasih ya kakak juga sudah baca sampai akhir ... aku meleyot nihh 🫣🫠😘
total 1 replies
Krismargianti Andrean
lanjut thor nunggu nih ampe tambah es teh jumbo 5kali
nichi.raitaa: waduh kak ... apa nggak kembung 🤧 btw timamaciw sdh mampir, nih aku kasih 2 hati akuh 💗💗🫦
total 1 replies
Zee✨
hay kak nicki, aku mampir hehe semangattttt💪💪
nichi.raitaa: nyehehhee okidoki kak 💗 aku telhalu loh😵‍💫🫠
Zee✨: sama², nanti ye mau ngepel dulu😂😂
total 3 replies
Zee✨
dih kepedean amat bang😏
Zee✨: pantesan aku cari² nggak kelihatan, taunya di sana toh🤭
nichi.raitaa: 🤧😶‍🌫️ aku ampe ngumpet dibalik awan kakk
total 2 replies
Ripah Ajha
like Thor, tetep semangat update ya🥰
nichi.raitaa: terima kasih supportnya kak, wait ya 💗😘
total 1 replies
Ripah Ajha
gitu tu, kalok oasangan suami istri blom prnah mp, bawaannya emosi teros🤣
nichi.raitaa: aw ... si kk tau ajah 🤧🫣
total 1 replies
Ripah Ajha
keren karyamu thor
nichi.raitaa: terima kasih sdh membaca kak, semoga betah ya 💗
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nichi.raitaa: terima kasih sudah membaca, Kak 💗 teruskan lagi yuk kakk 🥰
total 1 replies
Sandy
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
nichi.raitaa: terima kasih, sudah membaca kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!