Idzam Maliq Barzakh seorang pengusaha muda yang sukses dalam karir nya namun tidak dalam urusan asmara. Karena jenuh dengan kisah asmaranya yang selalu bertemu wanita yang salah, ia berganti profesi menjadi penjual kebab di sebuah mini market atas saran sahabatnya Davin. Ia ingin mencari Bidadari yang tulus mencintainya tanpa memandang harta. Namun perjalanan kisah cintanya ketika menjadi penjual kebab selalu mengalami kegagalan. Karena rata-rata orang tua sang wanita langsung tidak setuju ketika tahu apa profesi Izam sebenarnya. Mereka beralasan jika anak mereka menikah dengan Izam akan menderita dan melarat karena tidak punya harta dari menjual kebab tersebut. Karena hampir putus asa, ia di sarankan sahabatnya fahri untuk tinggal di sebuah pesantren sederhana untuk memperdalam ilmu agama dan di sana lah ia bertemu bidadari yang sesungguhnya yang mau menerimanya apa adanya bukan ada apanya.
Mohon untuk tidak Boomlike teman-teman, untuk menghargai karya para author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izam bertemu keluarga Haji Amir.
Hari minggu, Izam di temani Davin pergi mencari rumah kontrakan yang akan Izam tempati selama melakukan misinya.
Karena Izam selama ini tinggal di sebuah apartemen pribadi nya di kawasan Kemang, Izam tidak perlu lagi meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk tinggal di luar rumah utama.
"Elo mau cari rumah di daerah mana Bro? " tanya Davin sambil menyetir mobil.
"Belum gue tentuin karena gue masih ragu! " jawab Izam dengan mengutak-atik ponselnya.
"Elo ngapain sih mainin HP mulu dari tadi! " ucap Davin sebel.
"Ini nih yang bikin gue bingung! Gue lihat rumah-rumah yang aman dan nyaman di kontrakkan di daerah xx. Gue juga cari di Facebook rumah yang bisa di kontrakkan, dan yang muncul banyak banget. Gue bingung mau milih yang mana? Semuanya lumayan untuk gue tinggali. " jawab Izam dengan mendesah pelan.
"Elo pilih aja yang memang bagus dan aman secara random. Habis itu kita cek langsung ke lokasi secara keseluruhan rumah nya satu persatu. Jadi kita beneran tahu kalau rumahnya beneran bagus apa nggak. Jangan di iklan aja bagus, tapi pas di tengok langsung ancur deh itu rumah. "ucap Davin dengan bijak.
"Okelah kalau gitu! Gue pilih dulu lah rumah yang kira-kira aman dan bagus menurut gue. " jawab Izam kembali bersemangat memainkan ponselnya.
Akhirnya ada empat buah rumah yang akan mereka lihat hari ini, dengan lokasi yang tidak terlalu jauh antara semuanya. Izam dan Davin turun dari mobil menuju rumah yang pertama.
"Beneran ini lokasi nya Bro? Kok gue jadi gak yakin kalau lihat di sekelilingnya ini! " ucap Davin ketika mereka memasuki halaman rumah tersebut.
"Yakin gue ! Tuh lihat alamatnya sama dengan alamat yang di hp! " tunjuk Izam ke nomor rumah yang tertera di dinding rumah tersebut.
Davin hanya mengangguk dan kemudian berjalan melihat di sekeliling rumah tersebut. Izam menelpon pemilik rumah, namun panggilannya tidak terjawab.
"Gimana Bro? Apa kata yang punya rumah? " tanya Davin setelah berkeliling sebentar.
"Gak di jawab panggilan gue! Padahal nomornya aktif. " jawab Izam sembari menghubungi nya kembali.
Setelah lama berusaha, Izam akhirnya menyerah dan mereka pun langsung menuju rumah yang selanjutnya.
"Haduh!! Capek juga cuma lihat-lihat rumah doang! Mana gak ada satupun yang sesuai dengan yang di iklankan! " keluh Izam sembari mengipasi wajahnya dengan tangan.
"Iya, capek banget gue! Kita makan siang aja dulu yuk! Udah meronta-ronta nih cacing di perut gue mintak makan. " ajak Davin sambil memegang perutnya.
"Ayok! Gue juga udah lapar! " jawab Izam setuju.
Mereka pun pergi ke sebuah rumah makan untuk mengisi perut mereka yang sudah minta di isi.
Setelah makan, Izam dan Davin pergi ke masjid yang tidak jauh dari lokasi tempat mereka makan tadi untuk melakukan sholat dzuhur sebelum melanjutkan kembali aktivitas mereka dalam mencari rumah untuk Izam.
"Ya ampun... Segini amat nyari rumah! Dari pagi sampai jam tiga begini belum ada yang benar-benar cocok. " keluh Davin sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.
"Mau gimana lagi, gak ada satu pun yang sesuai dengan yang di iklankan. Menipu semuanya! " jawab Izam juga dengan nada kesal.
"Terus sekarang gimana lagi nih Bro! Tidak lama lagi Asar tiba, sedangkan rumah untuk elo tinggali belum juga dapat. Apa kita tunda aja cari rumahnya minggu depan lagi? " ucap Davin meminta pendapat Izam.
"Tunggu dulu lah Vin, masih ada satu lagi nih rumah yang akan kita tengok. Letaknya agak jauh sih dari lokasi kita yang sekarang ini. Kalau memang tidak sesuai juga, kita tunda sampai minggu depan. " jawab Izam sambil melihat ponselnya.
"Ayo kita ke sana, mumpung azan Asar belum berkumandang! " ajak Izam sembari memasuki mobil.
Davin pun ikut masuk duduk di samping Izam yang menyetir membawa mobil ke alamat yang terakhir.
Setelah berkendara selama hampir 20 menit di tambah jalanan macet hingga memakan waktu hampir setengah jam, mereka berhenti di sebuah rumah yang cukup sederhana, dengan halaman hijau yang luas dan di pagari keliling. Terdapat pohon Mangga dan rambutan di sisi kanan rumah tersebut dan sebuah taman kecil yang belum ada bunga yang di taruh di sana.
"Wah, kayak nya lumayan Bro kalau dari luar! " puji Davin ketika turun dari mobil.
"Mudah-mudahan lah Vin. Kita tunggu yang punya rumah dulu, katanya tadi sebentar lagi ia sampai. " ucap Izam dengan sangat berharap.
Mereka berdua menunggu sambil duduk-duduk di dekat mobil karena pagar rumah ini masih terkunci.
"Assalamualaikum, Nak ! " ucap seseorang yang datang dari arah kanan Izam.
"Waalaikumsalam, benar dengan ibu Yasmin? " jawab Izam sambil bertanya.
"Benar, saya Yasmin. Pemilik rumah ini. Ayo kita masuk dan lihat-lihat di dalam. " jawab nya sambil membuka gembok pagar.
"Iya Bu, perkenalkan saya Izam, dan ini sahabat saya Davin. " ucap Izam memperkenalkan diri.
Mereka saling menangkup kan kedua tangan di dada tanda memberi salam tanpa harus bersalaman. Izam dan Davin mengekori Ibu Yasmin dari belakang memasuki halaman rumah tersebut.
Izam dan Davin memeriksa hingga ke dalam rumah sambil bertanya-tanya dengan Ibu Yasmin tentang rumah tersebut.
"Jadi gimana Nak Izam? Apa suka dengan rumah ini? " tanya Ibu Yasmin dengan ramah.
"Alhamdulillah, saya sangat suka banget Bu! " jawab Izam dengan tersenyum puas.
"Bunda Yasmin, panggil saya Bunda Yasmin seperti yang lainnya. " ucap Bunda Yasmin kepada Izam dan Davin.
"Eh i-iya Bu-bunda. "jawab mereka berdua dengan sungkan.
"Tidak perlu sungkan begitu, oh ya nak Izam mau menyewa nya berapa lama? " tanya Bunda Yasmin kembali.
"Satu tahun dulu lah Bunda. Nanti kalau betah, saya sambung lagi masa sewanya. "jawab Izam dengan pasti.
Mereka bertiga terlibat akad sewa menyewa dan Izam langsung mentransfer uang sewa nya melalui SMS banking.
Setelah selesai transaksi mereka, Bunda Yasmin pamit pulang setelah memberikan kunci rumah tersebut ke tangan Izam.
"Alhamdulillah Vin, akhirnya dapat juga gue rumah untuk misi gue! " ucap Izam penuh syukur.
"Alhamdulillah Bro! Gue ikut senang usaha kita akhirnya gak sia-sia. " jawab Davin ikut senang.
"Kalau gitu, ayo kita pulang! " ucap Izam sambil berjalan ke arah mobilnya.
Karena terlalu senang, Izam tidak melihat sisi kirinya ada mobil lewat dan tanpa sengaja menyenggol Izam hingga Izam terjatuh di pinggir jalan.
"Astaghfirullah hal adzim Bro? Elo gak papa? Begok banget tuh orang, masa gak tau wujud orang segede ini.! " omel Davin dengan wajah terkejut.
"Ma-maaf Kak, saya gak sengaja. Saya buru-buru mau pulang. " ucap seorang wanita yang turun dari mobil dengan wajah menyesal.
"Ini kartu nama saya Kak! Kalau ada yang sakit langsung saja kerumah sakit dan hubungi saya untuk biaya rumah sakitnya. " ucap perempuan itu dengan buru-buru.
"Anita Fitria Amir " gumama Izam ketika melihat kartu nama tersebut.
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beristirahat ya bestie...
tulisannya juga nggak banyak yang salah.
sampai di sini belum kelihatan tanda-tanda mau tamat.
sebetulnya akan bagus kalau dibuat season 1,2,3 dst
begitu kak..
maaf ya 🙏🙏