Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
Zahra mengoleskan lipstik ke bibirnya sebagai step terakhir dari ritual berdandannya pagi ini. Setelah merasa siap, ia keluar dari kamar, bertepatan dengan Jonathan yang juga keluar dari kamarnya, dan bertepatan dengan itu juga Mommy Alice melintas dengan membawa secangkir teh di tangannya.
"Kalian mau kemana?" tanya Mommy Alice.
"Ke kantor, Mom."
"Ke kantor, Nyonya." Zahra ikut menjawab bahkan hampir bersamaan dengan Jonathan.
"Susah-susah mencari pengantin pengganti supaya tidak ada gosip yang muncul di luar sana, lalu sekarang kalian akan masuk kantor setelah kemarin pemberkatan, begitu? Kalau begitu sia-sia bermain drama kemarin." omel Mommy Alice.
Jonathan dan Zahra saling lirik satu sama lain. Entah kenapa otak pintar keduanya seolah tidak berguna hari ini. Bukankah seharusnya mereka sudah memikirkan bahwa mereka tidak boleh bekerja dulu setelah pernikahan kemarin, karena biasanya di bulan pertama pernikahan, sepasang pengantin pasti akan melakukan bulan madu. Lalu, kalau hari ini keduanya sudah masuk kerja, apa yang akan orang pikirkan nantinya.
"Masih tetap ingin pergi?" tanya Mommy Alice kesal.
"Tidak, Mom."
"Tidak, Nyonya."
"That's good, sekarang kalian sarapan dulu, Mommy sudah sarapan tadi."
"Baik, Mom."
...•••***•••...
"Hei, kalian sudah lihat pemberitaan sosial media kemarin 'kan?"
"Hm, aku sudah melihatnya, dan ya ampun... Aku tidak percaya bahwa Sekretaris Zahra itu adalah kekasih Tuan Muda Jonathan, bahkan sekarang sudah menjadi istrinya."
"Pantas saja selama ini Tuan Muda selalu mengajak Sekretaris Zahra setiap ada pertemuan atau jamuan bersama klien, ternyata mereka berdua memang memiliki hubungan."
"Jujur, aku tidak kaget lagi." sahut salah satunya. "Kalian tidak bisa dengar ya bagimana Tuan Muda saat memanggil nama Sekretaris Zahra. Tuan Muda tidak pernah memanggil nama Zahra, melainkan Ara. Dari sana saja sudah terlihat jelas 'kan kalau mereka memang memiliki hubungan dekat."
"Oh iya astaga, aku baru sadar."
Paulus keluar dari lift dan melihat sekumpulan karyawan yang sedang bergosip pagi ini. Tanpa perlu dijelaskan, Paulus sudah tahu bahwa topik gosip terhangat pagi ini pasti menyangkut nama Tuan Muda dan Nyonya Mudanya. "Jika hanya untuk bergosip, tidak perlu datang ke perusahaan." ucap Paulus singkat, membuat sekumpulan karyawan tadi langsung membubarkan diri dan kembali ke meja masing-masing. Setelah itu, Paulus kembali melanjutkan langkahnya.
...•••***•••...
"Hais! Bosan sekali seperti ini." Terbiasa bekerja, berangkat pagi dan pulang larut malam membuat Zahra merasa sangat bosan saat berada di rumah seharian seperti ini, apalagi ia tidak melakukan apa-apa selain bermain ponsel di kamarnya. Mungkin ini bisa dikatakan bahwa dirinya terkurung di sangkar emas.
Ya, tinggal di rumah besar dan mewah dengan fasilitas yang serba ada, seharusnya membuat Zahra senang bukan? Tetapi kenapa kini ia malah merasa bosan.
Karena bosan, Zahra keluar dari kamar, lalu berjalan menuju dapur. Ia melihat banyak sekali bahan makanan, bahan pembuatan kue dan lain sebagainya yang tersedia secara lengkap dan tertata rapi. Zahra tampak bepikir sejenak, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat sesuatu sebagai teman hari liburnya ini.
Tanpa banyak kata, Zahra mengambil alat dan bahan pembuatan kue, lalu membuat kue dengan begitu telaten dan lincah. Tampaknya, selain berbakat menjadi seorang sekretaris, Zahra juga berbakat dalam pembuatan kue seperti ini.
Tahapan demi tahapan Zahra lakukan tanpa ada yang tertinggal sedikitpun, hingga akhirnya kue buatannya 'pun sudah siap disajikan. Zahra mengambil pisau, lalu memotong kue yang baru keluar dari oven tersebut hingga menguarkan aroma yang menyebar ke seluruh penjuru rumah. Membuat Mommy Alice dan Jonathan yang masih berada di ruang keluarga langsung menuju dapur.
"Zahra, kau membuat apa?" tanya Mommy Alice.
"Nyonya... Mmm i-ini aku hanya melihat banyak bahan kue tadi, jadi aku membuat ini. Tapi Nyonya tenang saja, aku akan membereskan semuanya setelah ini." ucap Zahra takut. Bagaimana 'pun Zahra belum sepenuhnya percaya jika Nyonya Alice tidak angkuh dan sombong. Sebab, rekam jejak yang masih tertinggal dalam benak Zahra tentang Nyonya Alice adalah keangkuhan dan kesombongannya saat meminta Zahra menikah dengan Jonathan kemarin.
"Hm, kelihatannya rotinya sangat enak, boleh Mommy mencobanya?" tanya Mommy Alice.
"Tentu, Nyonya." Zahra mengambilkan irisan roti untuk Nyonya Alice, lalu menaruhnya di piring kecil, tidak lupa Zahra juga memberikan sendok kecil agar Nyonya Alice mudah memakan rotinya.
"Kau sangat pintar membuat kue, ini sangat enak sekali." puji Mommy Alice.
"Benarkah, Nyonya?"
"Hm, ayo kau harus mencobanya." Tanpa sungkan, Mommy Alice menyuapkan kue buatan Zahra kepada Zahra langsung. "Bagaimana, enak bukan?"
Zahra hanya mampu mengangguk, sebab ia terkejut dengan perlakuan manis Nyonya Alice padanya. Terlebih, ia juga merasa malu karena saat ini Jonathan melihat interaksi antara dirinya dan Mommy Alice, dan Zahra sangat merasa salah tingkah saat ini.
...****************...
Kita masuk ke part-part manis yuk. Masa-masa PDKT Jo dan Zahra selama tiga bulan pernikahan.
Ubur-ubur ikan lele, jangan lupa dukungannya Lee
double up