Terjerat Gairah Musuh

Setelah bertemu Sheina, Bara datang ke kantor karena papanya. Hari ini, papanya akan mengumumkan pada seluruh karyawan bahwa Bara akan menjadi direktur utama menggantikan sang ayah.

Setelah acara selesai, Bara langsung menduduki posisinya. Ia mulai dihadapkan dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang tidak main-main. Namun, yang pertama kali Bara lakukan malah memasang foto Sheina saat SMA yang berhasil ia dapatkan dari teman kelas Sheina.

"Kamu masih aja cantik, Shein dan aku masih jadi pengecut yang nggak bisa ngungkapin perasaan aku," ucap Bara yang berbicara dengan potret lama Sheina.

"Kalau aja dulu kamu nggak pacaran sama Mondy, aku pasti nggak akan buli kamu dan bikin kamu kesel sama aku. Aku emang bo*doh Shein, semua yang aku lakuin malah bikin kamu benci sama aku. Malam itu juga, kalau aja aku nggak mabuk, dan nggak lihat kamu sama laki-laki tua itu, aku pasti nggak akan lakuin hal bodoh itu Shein. Maafin aku."

Bara memejamkan mata sambil mengepalkan tangan. Lalu, ia membuka mata dan berkata lagi, "Tapi Shein, sekarang kamu udah punya kehidupan baru. Apa sekarang aku harus merebutmu dari laki-laki itu? Terutama Gabriel." Kepalan tangan Bara semakin kuat saat mengingat Sheina yang mengkhawatirkan pria bernama Gabriel, tanpa ia tahu bahwa Gabriel adalah nama putranya sendiri.

Pintu ruangan Bara tiba-tiba diketuk. Bara yang terkejut, langsung menyembunyikan foto Sheina di laci mejanya. Lalu ia menyuruh masuk dan berpura-pura sibuk dengan menyalakan laptop.

"Selamat siang Bos," sapa seorang laki-laki yang membuat Bara semakin terkejut.

"Cepet banget. Udah dapat info?" tanya Bara yang kini semakin bersemangat. Ternyata Gery yng datang ke ruangannya.

"Sabar dong Bar. Bokap masih di luar negeri sekarang, besok pagi baru sampai rumah," ucap Gery yang kini duduk di hadapan Bara.

"Lama banget."

"Ya ampun. Nggak sabaran banget sih. Emang itu cewek siapa sih?"

"Kepo. Ngapain kamu ke sini?" tanya Bara yang kini menatap tajam sepupunya itu.

"Aku kerja di sini, udah dua tahun. Dan sekarang aku dipekerjakan papa kamu untuk ngawasin kamu. Jadi, hati-hati sama Gery." Gery menepuk pundaknya dengan bangga.

"Si*alan. Jadi, papa nyuruh kamu buat ngawasin aku?"

"Yuppy. Siapa cewek itu?"

"Kepo!"

*

*

*

Seina datang ke kantor seperti biasa. Meski ia dan Devan kemmarin mengalami sedikit masalah, tapi Sheina tetap bersikap profesional.

Hari ini Devan ada kunjungan ke luar kota. Ia sebenarnya sudah berpamitan pada Sheina, tapi wanita itu tidak mau menjawab panggilan telepon maupun membalas pesannya. Sheina masih marah dan kecewa karena ia pikir Devan sengaja mengundang neneknya kemarin.

Devan tak habis akal. Ia mendatangi ruangan Sheina untuk berpamitan sekaligus bertemu langsung dengan kekasihnya itu.

"Ada apa Bapak kemari?" tanya Sheina, masih tersenyum meski terlihat dipaksakan.

"Aku mau ke luar kota hari ini. Aku minta maaf atas sikap nenek kemarin. Aku juga nggak tau kalau nenek tau kita di sana."

"Maaf, Pak. Saya banyak pekerjaan. Kalau tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, lebih baik kita tidak usah bicara," balas Sheina.

"Oke. Kalau gitu, aku pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik, dan titip salam buat Gabriel."

Sheina hanya mengangguk, lalu Devan meninggalkan ruangan kerja Sheina. Wanita itu kembali melanjutkan pekerjaannnya karena ia memang benar-benar sibuk.

Sheina keluar untuk makan siang, saat ia kembali, Bara sudah berdiri di depan pintu ruangannya. Tentu saja Sheina sangat terkejut melihatnya. Untuk apa laki-laki breng*sek itu menemuinya? Dari mana Bara tahu tempatnya bekerja?

🥀🥀🥀

Sleamat siang. Aku up nya 1 bab 1 bab ya.. nggak bisa langsung banyak gitu karena aku nggak nimbun bab 🙏🙏🙏