NovelToon NovelToon
Hasrat Tuan Asloka

Hasrat Tuan Asloka

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Emak Gemoy

Anne tak pernah menyangka jika suaminya kembali berkhianat. Ia pikir permintaan maafnya lima bulan lalu tulus dari hati, akan tetapi semua hanya dusta belaka.

Anne sangat hancur ketika melihat suaminya berduaan di kamar hotel bersama sahabatnya — sahabat yang selama ini ia anggap sebagai adik ternyata tega menusuknya dari belakang.

Hatinya sangat hancur, Anne merasa percuma hidup di dunia hingga ia memutuskan mengakhiri hidupnya. Namun, disaat Anne akan mengakhiri hidupnya, tiba-tiba seorang lelaki datang dan mengagalkan semua.

"Lepaskan lelaki brengsek itu dan jadilah penyembuh pemuas hasratku, maka aku akan membantumu balas dendam."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emak Gemoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Pusaka Tersadar Dari Koma

Flashback ....

Desahann frustasi dari seorang lelaki yang kini tengah duduk, sambil melihat wanita di bawa sana berusaha membangkitkan gairahnya. Ia sangat kesal, bahkan sudah merasa lelah, ketika benda keramatnya tak kunjung merespon rangsangan dari Kety — wanita bayaran.

Sudah terhitung satu jam mereka melakukan pemanasan, tapi apa yang terjadi? Juniornya masih saja tidur dan tak mau merespon sedikitpun, padahal usaha wanita di bawahnya ini patut diacungi jempol. Akan tetapi, semua tak sesuai bayangan, kejantanann nya masih mati suri entah dia bisa bangun atau tidak.

"Tuan, mulutku terasa kebas. Apa ini masih terus berlanjut?" tanya Kety sambil mengempongkan kedua pipinya agar tidak kaku.

"Cukup! Bersihkan dirimu dan ambil bayaran mu di Sean," ucapnya terus memijat kepalanya sambil menatap langit-langit Apartemen.

Kety pun berdiri senang, dia mengambil pakainya di atas lantai dan bergegas masuk kedalam kamar mandi, "sebelumnya terima kasih, karena sudah memesan saya," ucapnya segera masuk ke kamar mandi.

"Huft, sampai kapan ini berlangsung Tuhan! Apa aku benar-benar menjadi lelaki cacat? Terus bagaimana nasib perusahaan jika tidak ada penerus," gumam Asloka sangat frustasi.

Asloka bangun dari duduknya, ia segera memakai celana dan ingin menyendiri. Tapi, baru saja Asloka mengancingkan kemejanya, tiba-tiba suara ketukan dari luar pintu membuatnya terganggu.

"Shitt!"

Asloka mengumpat kencang! Hatinya sudah sangat kacau saat ini, tapi masih saja ada yang mengganggu. "Awas saja, kalau sampai tidak penting!" Dengan kasar Asloka menarik pintu apartemennya sampai mengeluarkan bunyi.

Kreak! (Bunyi pintu terbuka)

"Ada ap --"

Seketika tubuh Asloka menegang melihat seseorang di depan pintu apartemennya. Entah Asloka harus bahagia atau sedih, tapi tanpa menunggu lama ia langsung memeluk erat tubuh wanita yang sangat ia cintai itu.

"Kau kembali, Ca? Kau sungguh kembali, ya Tuhan aku sangat bahagia, Ca!" seru Asloka sangat bahagia.

Ia tak menyangka jika Icha — sang kekasih akan kembali setelah menghilang beberapa bulan. Asloka sudah sangat frustasi selama ini, ia mencari Icha sampai ke pelosok negeri, tetap saja tidak menemukan kekasihnya. Tapi, sekarang tiba-tiba dia ada di depannya. Sungguh, Asloka sangat bahagia.

Cklek ....

"Tuan, aku akan per —"

Seketika mata Asloka terbeliak, ia lupa jika di dalam apartemen ini masih ada Kety. Dengan tatapan membunuh, Asloka mengisyaratkan agar Kety cepat keluar.

"Ah, maaf, sepertinya aku harus keluar!"

Tanpa menunggu lama, Kety segera pergi dari apartemen Asloka. Setelah memastikan wanita itu pergi, Asloka kembali menatap Icha.

"Ca, ini tak seperti yang kau pikirkan. Aku tidak melakukan apapun," jelas Asloka seakan-akan takut jika Icha salah paham.

"Itu bukan urusanku! Aku kesini hanya ingin memberimu ini, datanglah karena aku mengharapkan kehadiranmu." Icha segera menyodorkan sebuah undangan ke arah Asloka.

"Apa ini?" Walaupun bingung tapi Asloka tetap menerimanya.

Namun, tak lama setelah itu Asloka terbelalak ketika melihat nama Icha di dalam undangan tersebut. Hati Asloka semakin sakit, ketika mengetahui siapa lelaki yang akan menjadi pendamping Icha.

"Apa ini, Ca? Jadi selama berbulan-bulan kau menghilang karena ini? Karena kau memilih untuk menikah dengan Azan? Iya, Ca?"

Asloka mulai terlihat kecewa, matanya mulai memerah, bahkan ia tak malu memperlihatkan kelemahannya pada wanita yang sangat ia cintai ini.

"Maaf ...." Icha menunduk. Sebenarnya Icha juga tak ingin semua terjadi, tapi juga tak bisa membantah keinginan orang tuanya.

"Apa ini karena kelemahanku, Ca? Jawab aku, Ca!"

Asloka semakin terlihat frustasi, ia juga tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. Ia tidak menerima kenyataan ini, hanya karena kelemahannya, Icha wanita yang sangat ia cintai harus pergi selama-lamanya.

"Maaf, Laka. Tapi ... ke-kedua orang tuaku sudah mengetahui kelemahanmu dan mereka marah besar, mereka ingin memiliki cucu dariku, jika kau saja tidak bisa berdiri, terus aku punya anak dari mana, Laka?"

Mendengar perkataan Icha, membuat tubuh Asloka menegang. Ia tak habis pikir orang tua Icha berpikiran seperti itu, padahal ia sangat yakin akan sembuh, tapi kenapa mereka tak mau menunggu sebentar saja.

"Kita bisa melakukan bayi tabung, Ca. Yang mati suri hanya bungkusnya, tapi kualitas spermaa ku sangat bagus, Ca!" tegas Asloka semakin tak bisa menahan emosinya.

Siapa sih yang tidak marah, jika sudah sejauh ini menjalani hubungan, tapi tiba-tiba kandas begitu saja. Apalagi alasannya sangat tidak logis bagi, Asloka.

"Laka, kau juga harus memikirkanku. Aku wanita normal laka dan hubungan badan bagiku sangat penting. Percuma kita menikah, jika tidak bisa melakukannya, sama saja bohong, Laka!" seru Icha semakin melukai perasaan Asloka.

Asloka tersenyum getir, sungguh sakit rasanya, tapi ia tak mau berlarut-larut akan semua. Dari sini ia jadi tau, jika Icha tidak tulus mencintanya.

"Lucu ya, Ca. Kau berkata seperti itu seakan-akan kamu yang akan menderita nantinya, memang kau pikir aku baik-baik saja dengan keadaan seperti ini? Tidak, Ca! Aku sangat frustasi, sebagai seorang lelaki ini sangat memalukan, tapi ya sudahlah jika memang itu keputusanmu. Semoga bahagia bersama Azan!"

Tanpa membuang-buang waktu, Asloka langsung menurut pintu apartemennya sangat kencang. Ia tak peduli jika Icha akan terkejut, yang jelas saat ini Asloka sangat kecewa pada kekasihnya.

Asloka semakin frustasi, ia tak bisa berpikir lagi. Ia emosi, hingga semua barang yang ada di sana menjadi pelampiasan Asloka. Seluruh kamar hancur, hingga tak berbentuk.

"Bangsatt, kau Ca!"

***

Asloka berjalan memasuki restoran Jasssmie dengan keadaan masih marah. Setelah puas melampiaskan semua amarahnya, akhirnya Asloka memutuskan untuk ke restoran sahabatnya — Azkara.

Ia ingin menenangkan jiwanya di tempat ini, karena memang hanya Azkara yang bisa membuatnya tenang. Tapi, baru saja ia melangkah ke arah tangga, tiba-tiba ada seorang wanita menabraknya dari arah belakang.

Brukk!

"Shitt! Kau punya mata tidak!" teriak Asloka merasa malu karena terjatuh dalam posisi tengkurap.

"Ma-maaf, huaaaa ...."

Seketika Asloka terbeliak mendengar tangisan wanita yang menabraknya. Ia panik, hingga Asloka memutuskan untuk menayangkan keadaannya.

"Hey, kenapa malah nangis?" tanya Asloka sangat lembut, entah kemana rasa marahnya tadi, yang jelas Asloka menjadi kasian ketika mendengar isakan pilu dari wanita ini.

Namun, sekian detik berlalu Asloka tak kunjung mendapatkan jawaban juga, hingga seseorang datang dengan wajah panik.

"Astaga, An. Lo ngapain nangis disini, jangan bikin malu deh. Udah ninggalin gue, belum bayar makanan lagi," ucap Luca terus membantu Anne berdiri.

"Kau kenal dengannya?" tanya Asloka penasaran.

"I-ya, Pak. Maaf banget ya, temanku lagi galau, ja —"

"Ini semua gara-gara kau, Luca! Kenapa harus bilang sih, seharusnya diam saja, ngapain sih pakai ngomong segala!" seru Anne semakin membuat Asloka bingung.

Akhirnya Asloka hanya bisa diam menyaksikan perdebatan dua manusia ini, hingga tak lama setelah itu Asloka melihat tubuh gadis yang menabraknya tadi semakin merosot dan kehilangan kesadarannya.

"Anne!"

"Shiit!"

Mau tak mau akhirnya Asloka membantu Anne, dengan gerakan cepat ia menggendong Anne dan membawanya ke ruangan Azkara. Ia tak peduli ketika sahabatnya itu menatapnya bingung, yang Asloka tau hanya ingin menolong wanita di gendongannya saat ini.

"Loh ... loh, ini ngapain di bawa kesini!" tanya Azkara bingung. Ia langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Asloka.

"Panggil dokter, dia pingsan!" titahnya tak mau terbantahkan.

Sedangkan Luca merasa amat bersalah, kenapa juga ia berdebat dengan Anne tadi, sungguh Luca menyesal.

Tak lama setelah itu, dokter datang dan menyuruh mereka semua keluar kecuali Asloka. Ia ingin tetap berada di dalam, tak tau kenapa Asloka ingin sekali menemani wanita bernama Anne itu.

"Bagaimana keadaannya, Nga?" tanya Asloka.

"Dia mengalami stress berat, Laka. Tekanan darahnya juga sangat rendah, mungkin nanti akan aku kasih resep untuk ditebus di apotek," ucap Angga terus memasukkan semua peralatannya.

Asloka hanya mengangguk, dari tadi ia terus menatap wajah Anne. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, yang jelas ia ingin menatap wanita itu terus.

"Siapa dia, Laka?"

"Ha?" Asloka segera menoleh ke arah anggap.

"Dia siapa!" ucapnya sedikit menekan.

"Bukan siapa-siapa, hanya orang lewat saja," jawabnya acuh tapi kembali menatap Anne lagi.

"Ha ha ha, mulai kapan kau perhatian dengan orang asing?" tanya Angga tak percaya.

"Entahlah, tapi ada yang aneh saat aku menatap dia, hanya saja aku belum menemukan keanehan itu." Asloka terus berpikir dan menatap Anne.

"Kau aneh, Laka!" serunya langsung menuliskan sebuah resep. Tapi tak lama setelah itu, Angga mendengar desis-an Asloka dari arah belakang.

"Kenapa?" tanyanya khawatir.

"Ada yang aneh dari tubuhku, tapi apa ya? Rasanya seperti sesak, ingin keluar, tapi apa?"

Asloka semakin bingung dan memikirkan keanehan ini, namun semua langsung terjawab saat dirinya berjalan ke arah Anne. "Akkhh!" Spontan Asloka memegang celananya.

"Shiitt! Sepertinya resletingku nyangkut ke benda pusakaku, rasanya sesak dan nyeri." Tanpa tau malu Asloka langsung membuka resleting celananya dan berusaha membenarkan benda lunak di dalam sana.

Tapi Asloka merasa ada yang berbeda saat tangannya merogoh masuk kedalam saja. "Tunggu, sejak kapan benda lunak ini menjadi keras?" tanyanya sangat lirih tapi dapat didengar oleh Angga.

"Apa kamu bilang?" Angga langsung mendekati Asloka dan ingin melihat sesuatu di balik sana.

"Ih apaan sih, jangan aneh-aneh!" Asloka menepis tangan Angga.

"Diam bisa tidak! Aku mau priksa benda tak bertua milikmu," cetusnya tak mau dibantah.

Mau tak mau Asloka mengiyakan tindakan Angga, ia membiarkan lelaki itu merogoh benda pusakanya dan dirinya hanya pasrah saat Angga memegang benda beruratnya.

"Astaga, pusakamu sudah sadar dari mati suri Laka! Kau sudah tidak cacat lagi, lihatlah dia mengembang pesat!" teriak Angga membuat Asloka terbelalak.

"Haaaa!?" Asloka pun melorotkan celananya dan melihat semua.

Deg! Deg! Deg! Deg!

Sungguh, jantung Asloka kali ini berdetak sangat kencang, entah ia mau bahagia atau menangis. Tapi, ini sebuah keajaiban baginya. Pusakanya sudah sadar dari koma dan semua karena wanita di depan itu.

"Ngga, aku ... aku, huaaaa!"

Asloka pun langsung memeluk erat Angga, ia menangis sejadi-jadinya, ia sangat bahagia bahkan terbawa suasana. Ternyata dirinya tak selamanya cacat, buktinya sekarang ia bisa merasakan reaksi lagi, sungguh ini sangat membahagiakan.

Tapi, tanpa mereka sadari ternyata Anne sudah terbangun dari pingsannya. Wanita itu sangat terkejut ketika disuguhi pemandangan spektakuler, dengan cepat ia menutup kedua matanya rapat-rapat.

"Apa yang kalian lakukan!?"

Pertanyaan dari Anne pun seketika membuat mereka berdua terkejut. Suasana haru, penuh kebahagiaan berubah menjadi bumerang. Mereka berdua menatap cepat ke arah Anne dan segera melepaskan pelukan masing-masing, sedangkan Asloka juga langsung menaikan celananya kembali.

"Ini tidak —"

"Astaga, kalian Gay!"

"Tidak!!!"

...👻👻👻...

Hai emak kembali, jangan lupa tinggalkan komen dan like agar emak semangat 🔛🔥

1
Kuebalok Sekartaji
Luar biasa
niktut ugis
duh mama ega
@Al🌈🌈
Luar biasa
niktut ugis
kasihan sich sama geo secara tidak langsung dia juga korban keserakahan ortu nya
niktut ugis
minta sama emak thor aj an biar d ksh cepat
niktut ugis
minta di tabok pakai golok nech geo
niktut ugis
mangkanya sogok emak sama kalung berlian yg gede bget
niktut ugis
mereka sirik Mak karena tak bisa kaya emak yg cetar membahana
niktut ugis
kutuk aj Mak anakmu yg laknat itu
niktut ugis
emak yg bikin kita mewek...jadi lupa beli nasi uduk kan
niktut ugis
tapi jgn pakai ikan terbang juga ya Mak.... teri menari lah Mak
niktut ugis
laka buat kamu pasti ada pengecualian coba blg sama makthor
niktut ugis
laka kamu benar² minta di kutuk jadi malun Kundang ke 2 ya 🤣
niktut ugis
cetek... kondisi kali Mak 🫢🤣
niktut ugis
ya Anne kan tdak tau akan hal itu pak gay🥹
niktut ugis
klu laka msh rajin protes bikin lemes lagi aj Thor terong ajaib nya 😀
Sastri Dalila
👍👍👍
niktut ugis
ya ampun 🫢
Ani
gak salah kalau Anne manggilnya Laron lah wong kopi panas aja langsung dicemplungi..😂😂😂😂😂
Ani
kirain salah ketik eh ternyata si Anne memang manggilnya Laron 😂😂😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!