Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .
" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Rombongan Jin
Hawa dingin kian naik . Wajah - wajah itu tampak penuh kemarahan , cekungan mata hitam serta bibir putih pucat .
Aku terus memperhatikan mereka sampai akhir nya aku nyaris saja terjatuh dari tumpuan kedua kaki ku sendiri sebab ada salah satu dari mereka tiba - tiba berdiri tepat di dekat jendela .
Makhluk itu menyeringai sampai bibir nya mengeluarkan banyak darah berwarna hitam pekat . Mata yang besar nya tak lazim itu terus menatap ku tanpa berkedip .
Dia terus menyeringai menakuti tapi aku berusaha untuk tetap tenang dan dalam hati aku terus berdoa .
" Jangan ikut campur urusan kami , kami hanya numpang lewat kampung ini . Kami tidak akan mengganggu siapapun kalau kami tak di ganggu duluan " . Jin itu memperingati ku suara nya sangat keras di telinga ku .
" Siapa yang kalian bawa itu ? " . Tanya ku yang tiba - tiba lolos begitu saja dari mulut ku . Maklum mungkin terlalu besar nya rasa penasaran ku sehingga begitu ada kesempatan bertanya mulut ini langsung saja membuka suara .
" Bukan urusan mu ! , ingat jangan pernah ikut campur urusan kami kalau kamu tak ingin celaka . Kami akan menghabisi mu tak peduli ada jin nasab di belakang mu " .
Jin itu masih menggertak sebelum akhir nya dia menghilang dalam sekejap . Rombongan tadi pun juga sudah menghilang , hening tak terdengar suara derap langkah kaki lagi .
Aku yang penasaran dengan kalimat jin tadi langsung membalik badan melihat ke arah belakang ku , tak ada siapapun , entah jin nasab yang bagaimana yang di maksud jin tadi .
" Nduk , Viya tidurlah , jangan seolah ingin menantang mereka . rombongan jin yadi memang hanya menumpang lewat , mereka menuju tempat yang sangat jauh " . Mbok Darmi mengejutkan ku dengan menjelaskan panjang lebar .
" Viya cuma penasaran mbok seperti nya ada orang di dalam keranda itu , Viya melihat ada dua pasang kaki di dalam nya yang bergerak - gerak seperti minta untuk di lepaskan " .
" Lupakan yang kamu lihat barusan nduk , yang mereka katakan benar kalau mereka hanya menumpang lewat saja , mereka tak akan mengganggu kalau mereka tak di ganggu . Pasti ada hal yang membuat mereka marah jika benar ada manusia di dalam nya tapi itu bukan urusan kita , sebaik nya kamu istirahat lagi nduk biar ndak kesiangan nanti sholat subuh nya " .
" Iya mbok " . Aku pun kembali membaringkan tubuh ini di samping mbok Darmi .
" Nduk , ayo bangun dulu , mbok temani kamu ke kamar mandi " .
Aku terbangun ketika merasakan guncangan ringan di kaki ku , ku lihat jam di layar ponsel sudah menunjukkan jam setengah lima .
" Mbok , Viya mau mandi dulu sebelum sholat " .
" Iyo ra popo , tak baturi nduk " . { Iya ndak pa pa , mbok temani nduk } .
Hawa dingin menyeruak menyusup sampai ke tulang , menggigil rasa nya kalau sampai kulit ini menyentuh air .
" Allahumma inni a'udzu bika minal khubusi wal khabaisy " .
Sedari kecil aku sudah terbiasa berdoa dulu sebelum dan sesudah dari kamar mandi . Itu karena ibu yang selalu memperingati ku sebab salah satu tempat yang senang dikunjungi oleh jin adalah kamar mandi . Karena itu ketika hendak masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil atau buang air besar sebaik nya berdoa terlebih dahulu , begitu pula saat keluar dari kamar mandi .
SREEKK !! SREEK !!
" Mbok , mbok Darmi " .
Hening hanya suara hembusan angin yang membuat benturan pada ranting - ranting pohon bambu .
SREEKK !! SREEK !!
Aku menajamkan pendengaran ku , tak mau berpikir lama aku pun segera menuntas kan kegiatan bersih - bersih badan ku .
Setelah keluar daru kamar mandi dan berdoa , mata ku mengedar ke sekeliling , sepi dan masih agak gelap . Mbok Darmi kemana tak ku dapati ada di sini .
WUSSSH !
Tiba - tiba ada angin yang terasa lewat di belakang ku . Tengkuk ku meremang aku pun spontan menoleh ke belakang tapi tak ada siapa - siapa .
Aku putuskan untuk segera kembali masuk saja terlebih tengkuk ku sudah meremang .
" Nduk " .
Aku menoleh ke samping yang ternyata mbok Darmi sedang mengumpulkan kayu bakar untuk di bawa masuk ke dapur .
" Mbok , Viya kira mbok sudah masuk duluan " .
" Mbok masih nunggu kamu dari pada nganggur mbok kumpulin kayu - kayu ini saja , kamu sudah wudhu nduk ? " .
" Sudah mbok " .
" Ya sudah buruan masuk biar ndak kesiangan sholat subuh nya " .
" Galuh sudah bangun mbok ? " .
" Sudah nduk , Galuh tadi ikut sholat jamaah di musholla depan rumah pak RT " .
" Ya sudah Viya mau sholat dulu mbok " .
" Kalau sudah selesai sholat tolong gorden nya di buka semua ya nduk baik yang di kamar ataupun ruangan lain nya , jendela nya juga di buka saja biar udara nya ganti " .
" Ngge mbok " .
Usai sholat seperti yang di minta mbok Darmi aku pun membuka semua gorden dan jendela , saat akan membuka gorden ruang tamu aku mendengar ada yang mengetuk pintu .
TOK TOK TOK !
Terdengar kembali suara ketukan pintu itu , ku lirik jam sudah menunjukkan pukul enam pagi . Aku memutuskan untuk membuka kan pintu saja toh tak mungkin ada hantu di jam segini .
KRIEEEET ... !
Saat pintu terbuka tampak seorang perempuan muda memakai baju warna merah dengan motif bunga - bunga putih , dia berdiri tepat di hadapan ku dan tersenyum .
" Pagi mbak , aku Laras anak nya pak kades " . Ujar nya dengan masih tetap tersenyum .
" Anak pak kades ? , pak kades yang kata nya sedang di kota karena menantu nya sakit ? " .
" Iya mbak , aku ke sini untuk mengundang ke acara anak ku nanti malam " .
" Eh iya nanti aku sampaikan ke mbok Darmi mbak " .
" Mbok Darmi biasa nya gak bisa hadir kalau malam sebab penglihatan nya sudah rabun , kamu saja yang hadir mbak , itu kalau mbak nya gak repot " .
" InsyaAllah ya , makasih undangan nya nanti aku ijin mbok Darmi dulu " .
Wajah perempuan itu pun seketika berubah , dia tampak bersedih . Tak lama kemudian dia pun pamit pulang .
" Aku pulang dulu mbak " . Perempuan itu berlalu tanpa mengucapkan salam . Aku memperhatikan nya dia berjalan sembari sesekali mengusap air mata nya .
" Apa dia menangis ? , apa aku salah bicara tadi ? " .
" Hei " . Seru Galuh dari samping mengejutkan ku .
" Apaan sih ! " .
" Kamu nya yang apaan , pagi - pagi sudah bengong depan pintu " .
" Enak aja bengong , memang nya kamu ndak liat ada perempuan bertamu ke sini tadi ? " .
" Hah perempuan ? , mana ? " . Galuh makin bikin kesal saja seolah meledek ku dengan kalimat nya .
" Ya perempuan tadi yang aku liat dia jalan pulang sambil mengusap air mata nya , kasian dia tampak sedih banget " .
" Ada apa nduk ? " .
" Ini loh mbok , tadi ada perempuan bertamu ke sini tapi kata Galuh ndak liat siapa - siapa " .