NovelToon NovelToon
STEP FATHER FOR MY DAUGHTER

STEP FATHER FOR MY DAUGHTER

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Single Mom / Hamil di luar nikah / trauma masa lalu / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:83.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rona Risa

Cerita ini buat orang dewasa 🙃

Raya Purnama menikah di usia 17 tahun setelah dihamili pacarnya, Sambara Bumi, teman satu SMA yang merupakan putra pengusaha kaya.

Namun pernikahan itu tak bertahan lama. Mereka bercerai setelah 3 tahun menjalin pernikahan yang sangat toxic, dan Raya pulang kembali ke rumah ibunya sambil membawa anak perempuannya yang masih balita, Rona.

Raya harus berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya seorang diri. Luka hatinya yang dalam membuatnya tak ingin lagi menjalin cinta.

Namun saat Rona bertumbuh dan menginginkan sosok ayah, apa yang harus dilakukan Raya?

Ada dua lelaki yang menyita perhatian Raya. Samudera Dewa, agen rahasia sekaligus penyanyi yang suara emasnya menguatkan hati Raya di saat tersulit. Alam Semesta, dokter duda tampan yang selalu sigap merawat Rona yang menderita leukemia sejak kecil.

Dan benarkah Sambara sudah tak peduli lagi pada Rona, putri kandungnya sendiri?

Pada akhirnya, siapa yang akan dipilih Raya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAK TERDUGA

"Bukan lah!" sahut Riris sambil tertawa. "Memang cuma satu orang yang namanya Al di dunia ini?"

Raya tahu pertanyaannya bodoh--mana mungkin sosok sebaik Alam Semesta adalah bos mafia? Lagipula jika itu memang Alam Semesta, mana mungkin Riris kalem saja setiap kali bersua dengannya? Sahabatnya itu pasti akan nge-reog habis-habisan kalau bertemu ayah kandung yang sudah begitu kejam menyakitinya dan ibunya.

Cerita Riris yang absurd sepertinya membikin jalan pikiran Raya sesaat absurd juga. Meski begitu, Raya lega setidaknya Riris sudah menenangkan hatinya dengan menegaskan kalau itu bukan Alam Semesta.

"Nama asli bokap gue itu--"

Penjelasan Riris terhenti saat ponselnya kembali berdering.

"Iyaa, Cintaaa... iyaa aku ke sana. Gak sabar banget sih!" gerutu Riris saat mengangkat teleponnya, namun matanya berbinar bahagia.

"Duluan ya, Ra! Macan gue udah nge-reog minta jatah," Riris melambai sambil tersenyum lebar.

Raya tertawa dan balas melambai. "Hati-hati ya, Ris."

Riris bergegas meninggalkan kafe, dan terkejut saat mendapati dua mobil jeep hitam parkir sejajar di depan kafe. Salah satunya jelas mobil Rangga.

Rangga berdiri di sebelah mobilnya, lengannya terlipat, serius bicara dengan Juna, yang sudah lulus workshop kopi Kafe Wayang dan kini bekerja sebagai barista di kafe milik Riris itu.

"...bukan urusanmu, Kak!" cetus Rangga ketus.

"Kalian saling kenal?"

Riris menghampiri dengan ingin tahu.

Rangga dan Juna menoleh.

"Ya," jawab Rangga pelan. "Dia kakakku."

Riris membelalak kaget. "Agen Garuda juga?"

Rangga mengangguk.

Sejenak Riris kesulitan berkata-kata. Ia sama sekali tak menyangka lelaki jangkung, tampan, berambut ikal sebahu yang baru dikenalnya dan selalu sopan dan cekatan bekerja di kafenya itu adalah kakak Rangga, sekaligus salah satu Agen Rahasia Garuda.

"Lo... ngapain Agen Garuda ngelamar jadi barista di tempat gue? Lo punya misi apa di sini?"

"Apa lagi? Untuk mengawasimu," balas Juna. Ekspresi dan tatapannya yang biasanya hangat, kini berubah dingin, seperti adiknya.

"Gue? Apa maksud lo? Emang gue salah apa?!" seru Riris kaget.

"Kamu putri bos mafia terbesar dan terkuat di negeri ini," jelas Juna datar.

"Terus?! Lo pikir gue sebusuk bokap gue?!" amarah Riris membuncah, luka hatinya kembali menyeri. "Jangan samain gue sama penjahat jahanam itu! Gue nggak terima ya diperlakukan begini! Mulai sekarang, lo gue pecat dari kafe gue! Jangan pernah datang ke sini lagi!"

Juna tertawa.

"Kamu tidak bisa memecatku. Aku punya Akses Hijau yang diberikan pemerintah negeri ini khusus bagi agen rahasia untuk bebas masuk dan bekerja di mana saja demi menunjang misi. Kalau kamu memaksa memecatku, justru kamu yang akan dipenjara!"

Riris memelototi Juna berang. Apa-apaan dia ini?

"Selain itu, jelas aku harus makin mengawasimu. Ternyata kamu menjalin hubungan dengan adikku yang dibuang," Juna melirik Rangga tajam. "Aku tahu kamu merencanakan sesuatu, Rangga. Kupastikan kamu tidak bisa berbuat sembrono kali ini. Kalau perlu aku sendiri yang akan menembakmu untuk menghentikanmu."

"Lakukan saja!" tantang Rangga. "Pikirmu aku takut dan peduli? Aku juga tak akan segan menembakmu kalau kamu berani menghalangiku atau menyentuh wanitaku!"

Usai berkata begitu, Rangga langsung merangkul bahu Riris dan membawanya masuk ke dalam mobil jeep-nya.

"Jangan sampai kamu menyesal, Rangga!" seru Juna saat Rangga memasuki kursi kemudi dengan tak acuh. "Sudah kuingatkan kamu!"

Rangga menyalakan mesin mobil dan meluncur dengan cepat meninggalkan kafe.

"Maaf Ris... aku nggak tahu kalau Kak Juna ternyata punya misi seperti itu sampai bekerja di kafemu... selama ini misinya memang top secret karena dia tangan kanan ayahku," kata Rangga pelan, raut mukanya geram dan muram. "Tapi kamu nggak perlu khawatir. Selama ada aku, dia nggak akan bisa macam-macam ke kamu. Lagipula, nggak ada alasan baginya untuk bisa menangkapmu. Kamu nggak terlibat sama sekali dengan kejahatan ayahmu..."

"Belum," sela Riris pelan. "Kita udah sepakat kan akan menyusup masuk ke sana? Aku harus jadi bagian dari mereka kalau kita mau bisa mencapai ayahku dan menghancurkan pasukannya dari dalam..."

"Untuk sementara tunda dulu--atau ganti rencana," sergah Rangga.

"Maksudmu?" Riris terperanjat.

"Keselamatanmu adalah prioritasku," tegas Rangga. "Sementara kamu jangan bertindak apa-apa dulu. Tapi percayalah, jika saatnya tiba, kamu akan punya kesempatan membalas dendam pada ayahmu dan menghancurkan organisasinya. Saat itu, seluruh Pasukan Rahasia Garuda akan mendukungmu, bahkan menjadi pasukanmu yang siap membelamu sampai akhir."

Riris memandang Rangga tidak mengerti.

"Sebenarnya apa yang kamu bicarakan, Ngga...? Apa yang kamu rencanakan?"

"Kamu akan tahu nanti."

Riris merengut. "Kenapa nanti? Nggak sekarang?"

"Demi keselamatanmu. Kamu harus percaya padaku," Rangga melirik Riris, ekspresinya melembut. "Kamu mau mempercayaiku, kan?"

"Dasar," Riris mendesah pasrah, meski hatinya tak sepenuhnya puas. "Kalau kamu bilang begitu, apa boleh buat..."

Rangga tersenyum. "Bagus."

Namun sedetik kemudian, raut wajahnya berubah serius. "Oh ya, satu lagi, jangan beritahu identitas asli ayahmu pada siapapun. Termasuk sahabatmu. Kita nggak tahu kemungkinan terburuk apa yang bisa terjadi. Kalau ayahmu dan anak buahnya tahu ada yang mengenali identitas asli ayahmu sebagai bos mafia, orang itu pasti diburu dan dibunuh."

"Aku--," wajah Riris memerah. "Heh, kamu nguping pembicaraanku dan Raya ya? Kamu nyadap ponselku?!"

Rangga tampak tak menyesal. "Memang perlu, kan? Ternyata kamu hampir saja berbuat bodoh! Aku juga kan harus melindungimu 24 jam dan memastikan kondisimu aman walau kita lagi nggak bersama. Kamu keberatan?"

Riris yang tadinya cemberut kini berubah tersenyum cerah.

"Segitunya kamu perhatian dan sayang aku, my tiger? Aku nggak boleh lecet sedikit pun, ya?"

Rangga mendesah dan memutar bola mata. Riris tertawa, lalu mencondongkan tubuhnya dan mencium pipi Rangga.

"Heh! Aku lagi nyetir!" tegur Rangga, pipinya merona.

"Nggak tahan... habis kamu ganteng banget sih," kekeh Riris sambil mencubit lembut pipi Rangga. "Terus ini kita mau ke mana kalau ternyata rencana semula batal?"

"Tetap ke villa," sahut Rangga, masih dengan wajah memerah. "Sementara aku harus menjauhkanmu dari Kak Juna, dan aku harus memberitahumu apa saja yang harus kamu lakukan untuk menghadapinya ke depannya."

"Ah, nggak seru kalau cuma itu...!" cibir Riris. Ia kemudian menyalakan radio di dasbor tengah, dan lagu Ice Cream yang dinyanyikan Blackpink & Selena Gomez mengudara di dalam mobil.

"Look so good, yeah, look so sweet (hey)!

Lookin' good enough to eat.

Coldest with the kiss, so he call me ice cream.

Catch me in the fridge, right where the ice be..." 🎶

Tiba-tiba mata Riris berkilat nakal. "Kamu mau jajan es krim spesial seperti kemarin, my tiger? Hari ini mau rasa vanilla atau dark chocolate?"

Rangga kentara menelan ludah, wajahnya semakin merah, namun ia tak bicara apa-apa.

"Oke. Dark chocolate aja kalau gitu," Riris cekikikan, lalu ikut bersenandung lagu Ice Cream.

"You could double dip 'cause I know you like me..." 🎶

***

Malam itu, sepulang dari kafe, Raya bergegas menuju rumah sakit menggunakan ojek online. Ia membawa dua cup hot coffee di tangan, berharap angin malam tak segera mendinginkannya selama perjalanan menuju tempat Rona dirawat.

Setibanya di rumah sakit, Raya menaiki lift di lobi menuju lantai tiga. Ia berjalan cepat menuju Kamar Bambi 3. Namun begitu sampai di depan pintu, ia sengaja berdiri dan tak masuk dulu.

Raya diam-diam mengamati situasi dalam kamar perawatan melalui jendela persegi panjang kecil di permukaan pintu.

Al sedang mendongeng untuk Rona di tempat tidurnya. Ia menutup bukunya setelah halaman terakhir usai dibaca, dan Rona sudah tertidur pulas di atas bantalnya.

Raya bisa melihat Al tersenyum dan mencium kening Rona lembut. "Selamat malam, putri Ayah. Tidur nyenyak ya. Semoga semakin sehat."

Kalimat Al terdengar sangat tulus. Ia bahkan menyelimuti Rona dengan hati-hati sebelum beranjak pergi.

Hati Raya bergetar dipenuhi haru saat menyaksikan pemandangan itu.

Al membuka pintu, terkejut saat melihat Raya berdiri di hadapannya.

"Raya?" Al mengendalikan kekagetannya dengan cepat, lalu tersenyum hangat. "Kamu sudah pulang bekerja? Rona baru saja tertidur."

"Ya...," Raya mengulurkan satu cup hot coffee kepada Al dengan napas tertahan. "Untukmu, Al. Kudengar kamu suka kopi. Ini racikanku sendiri. Anggaplah ini sebagai ucapan terima kasihku karena kamu sudah menjaga Rona selama aku tak bisa mendampinginya karena harus bekerja..."

"Itu sudah kewajibanku sebagai dokter penanggung jawab di sini. Jadi kamu tak perlu repot begini... tapi, terima kasih, ya..."

Al menerimanya dengan senang hati, kemudian perlahan menghirup aroma dan rasanya.

"Hmm. Wangi dan lezat sekali," puji Al. "Kamu memang mahir meracik kopi. Ini kopi terenak yang pernah kucicipi. Terima kasih."

Wajah Raya merona. "Bukan apa-apa... kembali kasih, Al."

"Aku sudah memberi Rona obat. Ia akan tidur nyenyak malam ini, jadi kamu bisa istirahat juga. Tapi kalau ada apa-apa, kamu langsung hubungi aku saja... aku akan ada di kantorku semalaman. Kamu sudah menyimpan nomorku?" tanya Al.

"Eh... belum," sahut Raya gugup.

"Boleh pinjam ponselmu?"

Raya merogoh ponsel di kantong celananya dan tanpa ragu menyerahkannya pada Al setelah membuka kunci sandinya.

Al mengetikkan nomornya, menekan tombol 'panggil'. Setelah ponselnya sendiri bergetar, ia mematikan panggilan di ponsel Raya, lalu menyimpan nomornya di ponsel Raya dengan namanya, Alam Semesta.

"Sudah. Aku akan menyimpan nomormu juga," Al tersenyum lembut sambil mengembalikan ponsel Raya. "Mulai sekarang, kamu bisa menghubungiku kapan saja jika terjadi situasi darurat. Aku akan langsung datang membantu."

"Trims, Al," gumam Raya. Entah mengapa, pipinya merona. "Kamu beneran nginap di rumah sakit malam ini? Nggak pulang? Kamu nggak capek seharian terus di rumah sakit?"

Al mereguk kopinya, sejenak tatapannya menerawang sendu.

"Lebih baik bagiku menyibukkan diri di rumah sakit seperti ini," kata Al perlahan. "Di sini aku tak punya waktu untuk larut dalam kesedihan... bagaimanapun, aku sudah berjanji untuk melanjutkan hidup dengan bahagia demi Sienna..."

Raya menatap Al lembut dan sendu. "Jika ada yang bisa kulakukan untukmu, Al..."

"Kamu sudah membantuku bangkit dari duka terdalamku. Aku tak akan lupa itu," sela Al lembut. "Berkatmu, aku bisa berjalan kembali dan merawat anak-anak seperti ini. Menyembuhkan anak-anak itu, termasuk Rona, perlahan juga menyembuhkanku. Aku betul-betul berterima kasih untuk itu."

"Syukurlah," Raya mengangguk lega. "Kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan juga hubungi aku. Kamu nggak pernah sendirian, Al. Aku akan selalu ada untukmu. Rona juga... dia akan selalu cerewet menanyakanmu jika kamu nggak ada di sisinya, jadi sudah pasti dia nggak akan membiarkanmu sendirian, kamu tahu itu..."

Al tertawa. "Ya, aku tahu itu. Sekali lagi, terima kasih."

"Kembali kasih, Al."

***

Di kejauhan, di ujung lorong gelap, Samudera duduk di atas kursi roda elektriknya, matanya memandang Al dan Raya mereguk kopi hangat bersama dan tertawa di depan kamar Rona.

Diam-diam Samudera menimbang rasa hatinya. Jujur ada api cemburu membara di sana. Tetapi di sisi lain, pikirannya tetap dingin dan tenang. Bagaimanapun, ia telah bertahun-tahun meneguhkan dirinya sendiri untuk mencintai Raya tanpa syarat, tanpa tapi, tanpa harapan untuk dicintai kembali.

Samudera bisa melakukannya karena ia tak ingin menyakiti dan kehilangan Raya. Saat Raya terpenjara dalam sangkar pernikahan beracunnya dengan Sambara, ia menyaksikan sendiri bagaimana wanita yang dicintainya itu menangis dan menderita. Ia tahu betul seberapa parah luka hati Raya. Seakan lara yang sama juga telah merajam hatinya.

Samudera tak sanggup memperdalam luka itu. Ia akan melakukan apa saja asal luka itu bisa pulih, meski mungkin tak bisa kembali seperti sedia kala.

Tapi bagaimana kalau Raya jatuh cinta pada Al?

Suara hati misterius itu menggema lirih dalam benak Samudera.

Itu kebebasan hatinya. Selama itu tak melukai hatinya, aku akan merelakannya...

Pikiran dingin Samudera menyahut tenang.

Lalu bagaimana dengan hatimu sendiri...? Kamu sungguh tak ingin berjuang meraih cintanya?

Hati kecilnya masih saja mendesak, menyimpan gejolak.

Aku akan berjuang untuk kebahagiaannya. Hatiku bahagia jika dia bahagia. Itu lebih dari cukup buatku.

Pikiran Samudera menutup percakapan itu. Aneh juga rasanya berdialog dengan diri sendiri seperti ini. Tapi setidaknya, ia berhasil tetap meneguhkan diri.

Ketika Samudera hendak berputar dan meluncurkan kursi rodanya kembali ke Adam's Wings, tiba-tiba Kevin muncul dan menatapnya tajam.

"Kenapa kamu keluyuran malam-malam di sini?"

"Bosan di kamar," sahut Samudera kalem. "Ingin jalan-jalan saja."

"Hmm," gumam Kevin. Mata lentiknya menangkap sosok Raya dan Al di kejauhan.

"Kamu sendiri sedang apa di sini? Apa sedang bertugas shift malam?" tanya Samudera.

"Ya. Dan aku perlu memberikan hasil pemeriksaan terbaru Rona kepada Al sebagai dokter penanggung jawabnya--aku baru saja kembali dari laboratorium dan radiologi."

"Bagaimana hasilnya?" tanya Samudera. Hatinya dihinggapi firasat tak enak saat melihat ekspresi muram Kevin.

"Buruk. Rona tak akan sembuh, kecuali jika ia mendapat transplantasi sumsum tulang belakang."

...***...

1
MentariSenja
/Rose//Rose/ 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚊𝚖
MentariSenja
🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗.....
Esther Lestari
love😘😘
Rona Risa: ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Esther Lestari
😭😭 nyesek banget.
Rona Risa: yang nulis aja nangis 😭😭😭
total 1 replies
Esther Lestari
si tante jijay🤬 nafsunya ngalah2in binatang.
nasibmu Sembara
Rona Risa: parah memang 😭😭😭
total 1 replies
Inces 05
mksh othor udah kasih cerita yang seru, sedih, happy, tegang .. keren banget cerita ny ... hebat bisa membuat cerita bagus seperti ini ... smg othor bisa memberikan lagi cerita2 lain yang sama keren nya ...
Rona Risa: makasih banyak kak udah mampir baca dan suka cerita ini... terharu banget aku kak 😭😭😭 aamiin semoga cerita lain bisa menghibur kakak pembaca semua ❤️❤️❤️ lope lope sekeboon ❤️❤️❤️✌️😆
total 1 replies
zin
Tetap mampir baca menggunakan akun zin 🥰
zin
Oalah 😆😆😆
zin
sedih sambalado meninggoy
zin
hamidun apa covid? 😆
zin
alesan😆 , bilang aja sengaja, biar bapaknya join🤣
zin
kemasukan gtu tor? 😆
zin
Aku jg bahagia ini, meskipun kalian gak undang aku 😭
zin
Saya terhuraaa
zin
Good Al!
zin
aku ya langsung nyungsep
zin
SOSOOOOOOR
zin
sekali jumpa langsung lamar
Widi Widurai
ceritanya bagus, alur nya jg bagus
penulisan jg oke. yg terpenting bisa membuat pembaca hanyut dlm perasaan/suasana yg diciptakan dlm cerita. ❤️❤️
Rona Risa: terima kasih banyak kakak sudah mampir dan suka cerita ini ❤️❤️❤️
total 1 replies
👑Queen of tears👑
jgn dijual ip Ar

gadaikan aja dlu,,,laku berapa


aku takut hrgnya jatuh🤣🤣🤣🤧 krn terkontaminasi ke absurd tan mu slm ini😭😭🤧
Rona Risa: harganya makin naik doong... kan aku the only wife of jeon jungkook... im so precious baby, yeaaaahhh 🤪🤪🤪🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️
Rona Risa: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

baru kali ini ada yang bilang gadai ginjal 🤣🤣🤣 ngakak sumpah 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!