NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Misterius

" Eh, Yesha kemarilah " Menepuk bangku disebelahnya

Yesha menghampiri Haneul untuk duduk di sebelahnya. Wajahnya masih sama tegang dan selalu kepikiran tentang isi chat malam itu.

Haneul yang tidak biasa lihat Yesha seperti itu tampak terlihat bingung.

" Yesha, kamu gapapa? " Tanya Haneul

" Ah, gapapa... Hanya aku belum terbiasa di Korea jadi harus berusaha terbiasa " Tersenyum kikuk

" Cuacanya disini dingin ya? Heheh.... Harus kuat ya, nanti juga terbiasa "

Yesha hanya menganggukkan kepalanya sedikit.

Ingin sekali Yesha menanyakan sesuatu Pada Haneul mengenai Pesan teror itu, tapi dirinya takut. Jika tanggal lahir dengan angka 11 seharusnya disembunyikan, jangan di ketahui oleh orang lain. Dan haneul pernah berkata seperti itu.

" Ada apa? Kok ngelamun terus? "

" Haneul " Panggil Yesha

" Wae? (Kenapa?) "

" Tentang pembunuhan disekolah itu, kamu tahu detailnya kayak gimana? Aku bahkan sangat penasaran " Bertanya dengan sedikit ragu

" Emmm... Kejadian itu bukan satu kali atau dua kali " Ucapnya sambil melahap kimbab di tangannya

" Maksudnya? Ini bukan kejadian pertama kalinya? " Sempat syok dengan yang dibicarakan Haneul, berarti ini sudah beberapa kali kejadiannya di sekolah itu.

Dan bisa-bisanya pihak sekolah menyembunyikan kejadian ini.

" Iya, bahkan sudah hampir terbiasa melihat kejadian seperti itu. Rasanya juga aku ingin keluar dari sekolah itu, tapi apalah daya sekolah itu sangatlah terpandang. Kalau ada salah satu siswa keluar dari Dwight School, berarti dia adalah murid yang paling bodoh dalam penilaian, dan itu pernah terjadi satu kali siswi yang dikeluarkan karena nilainya dibawah rata-rata,dan itu dianggap sangat memalukan "

Semakin kesini semakin takut untuk sekolah, semakin banyak tantangan untuk dirinya. Harus menghadapi pesan teror itu, lalu harus berhadapan dengan nilai yang harus tinggi. jika tidak, dia pun terpaksa harus dikeluarkan karena nilai dibawah rata-rata.

" Apakah yang siswa yang tewas itu, yang mempunyai angka tanggal lahir 11? " Tiba-tiba pertanyaan Yesha yang berbeda Alur.

" Katanya sih iya, sudah 3 kali orang yang meninggal itu mempunyai angka tanggal lahir yang sama " Mengangguk kepala kecil sambil mengunyah sepotong kimbab

" Lalu angka tanggal lahirmu berapa? " Penasaran dengan Tanggal lahir Haneul

" Aku? Aku 18 April "

Yesha Yakin Haneul pasti tidak akan mendapatkan pesan teror itu, makanya hidupnya tenang-tenang aja seperti itu. Sedangkan dirinya terbayang-bayang dengan pesan teror tersebut didalam ponselnya.

°°°°

Membuka pintu loker untuk mengambil sepatu cadangan, sepatu yang ia pakai lumayan kotor. Untungnya Yesha membawa sepatu satu lagi.

Setelah mengganti sepatunya, Yesha menutup kembali lokernya.

Lalu berjalan menuju Kelasnya, saat ingin berbelok tak sengaja Yesha menabrak dada Bidang Pria didepannya.

Brukkk.... 

" Awwsss " Memegang dahinya yang terpentok lumayan kencang.

Tersadar bahwa ini adalah salahnya, buru-buru Yesha mengucapkan kata maaf pada pria tersebut.

" Ah maaf, tadi saya jalannya terburu-buru. Jadi nabrak kakak, sekali lagi minta maaf " Membungkukkan tubuhnya

" Hm, lain kali hati-hati " Balas singkat, langsung pria tinggi itu pergi meninggalkan Yesha.

" Bisa-bisanya ada cowok setinggi itu, tinggi ku juga se dadanya. Kalo ngomong sama dia leherku pasti dipijat mulu karena lama-lama ngeliat keatas " Ucapnya dengan pelan sambil menggelengkan sedikit kepalanya

Saat dilorong, Wisna menunggu Yesha dari tadi, untungnya Yesha bertemu dengannya.

" Ada apa? " Tanya Yesha melihat Wisna menunggu di lorong dekat kelasnya

" Nunggu lo "

" Kenapa nunggu gue? "

" Setelah istrahat kedua gue tunggu lo dikantin, PEN... TING " Ucapnya dengan sedikit menekan

" Hm... Nanti gue ke kantin, kirain ada apa " Menghela nafasnya berat

Akhirnya Wisna meninggalkan Yesha di lorong dekat kelasnya, Tiba-tiba ada yang memanggil dirinya di belakang.

" Siapa Yesha? " Tanya Haneul

Menoleh ke sumber suara, ternyata itu ada teman Sebangkunya.

" Itu temanku wisna, Sama-sama anak pelajar Indonesia " Senyum tipis

" Ouuwwhh " Mengangguk kecil kepalanya

Mereka pun masuk kedalam kelas, karena sebentat lagi Bel sekolah berbunyi untuk dan saatnya mengikuti mata pelajaran selanjutnya.

Saat ingin mendaratkan bokongnya, mata Yesha tertuju melihat mejanya.

Ada bunga mawar kecil dan sepucuk surat yang tertempel di batang mawarnya. Menautkan kedua alisnya, siapa yang mengirim bunga ini. Menoleh ke Haneul, ia malah menggelengkan kepalanya.

Terpaksa membuka surat kecilnya, untuk melihat tulisan apa yang ada didalam Kertas kecil itu.

'Kau Cantik dan Manis, Aku suka senyumanmu. Jangan terlalu dekat dengan siapapun aku cemburu ' isi Surat yang ada didalamnya.

Saking kagetnya Yesha melempar ke mejanya, siapa yang mengirim surat ini? Padahal Yesha anak baru di sekolah ini, dan belum pernah dekat dengan laki-laki sebelumnya.

" Surat ini membuatku takut " Lirihnya, perlahan melihat ke arah Haneul dengan wajah yang sedikit takut

" Apa isi surat itu? " Penasaran dengan isi suratnya

" Kata-katanya sangat menakutkan " Ucapnya pelan

Dengan terpaksa Haneul mengambil Surat kecil itu lalu membacanya dengan serius, setelah tahu apa isi surat itu. Haneul malah menahan tawanyan dengan menutup mulutnya.

Melihat perubahan wajah Haneul membuat Yesha kebingungan, kenapa dia malah tertawa? Padahal isi surat itu membuat dirinya merinding.

" Kenapa tertawa? Ada yang lucu? "

" Hahahh..... Kamu ini kenapa sih, isi surat ini pastinya ada seseorang yang menyukai dirimu diam-diam. "

" Lalu? "

" Lalu? Berarti ada Pria yang menyukaimu Yesha, kenapa kamu sangat ketakutan seperti itu? Gaya Korea untuk menyatakan cinta ya seperti ini, memang terkesan sangat menakutkan. Tapi percayalah, pria disini tidak sejahat itu. " Menyenggol bahu Yesha untuk tidak terlalu takut akan hal itu.

Yesha belum yakin, apa yang dikatakannya itu benar. Jika ada yang menyukainya kenapa tidak langsung bicara padanya? Atau tidak jangan menuliskan kata-kata yang menakutkan seperti itu, ini terlihat seperti obsesesi atau posesif akut.

°°°°

Menyodorkan Americano pada Yesha.

" Nih buat lo " Menyodorkan minuman untuknya

" Hm thanks "

Dari tadi Wisna hanya menatap Raut Wajah Yesha yang melamun.

" Lo kenapa? Masih mikirin pesan teror itu? " Ujarnya sambil memasukkan sesendok mie kuah kedalam mulutnya.

" Bukan "

" Terus? Lo ngelamun gitu kenapa sih? Jangan buat gue bingung " Kesal dengan Yesha hanya seperti itu saja dari tadi.

Memberikan surat kecil yang sempat Yesha baca, lalu menyodorkan kertas kecil itu padanya.

Wisna sedikit mendongak, apa maksudnya memberikan kertas kecil ini.

" Ini apa? Lo dapet teror lagi? " Mengambil kertas itu lalu membacanya

Wisna sedikit terkejut dengan isinya, bibirnya sedikit terangkat setelah usai membacanya.

" Terus maksud lo, yang buat wajah lo kayak gini itu karna surat cinta ini? " Sedikit mengangkat tangan kanannya yang sedang memegang Kertas itu dan memperlihatkannya pada Yesha. Apakah karena kertas kecil ini, membuat Yesha berperilaku seperti orang bisu.

" Hmm... Buat gue merinding " Melipatkan kedua tangannya di bawah dada

Kalau di lihat-lihat juga benar sih, isi surat ini lumayan sedikit menakutkan bagi dirinya. Apalagi Yesha baru saja masuk ke Sekolah Dwight School, terutama Yesha belum pernah berkenalan dengan lelaki.

" Iya juga sih kalo dipikir-pikir juga, gue pasti sama kayak lo "

" Kan!! Gue bilang apa, lo juga pasti sama kayak gue. Lo pernah liat gak kalo gue ngomong sama cowok? " Wisna menggelengkan kepalanya

" Bantu gue, kalo misalkan ada surat kayak gini lagi, tolong bantu gue " Menatap Wisna dengan tatapan nanar.

Wisna memutar bola matanya, selalu saja dirinya yang membantu masalahnya.

" Hahh... Lo demen banget dapet pesan kayak gini ya? Pasti lama-lama lo stress deh " Melempar kertas kecil itu ke meja lalu bersandar di kursinya

Tidak tega melihat Yesha seperti ini terpaksa Wisna mengalah dan harus membantunya, Tiba-tiba Wisna memberikan benda kecil berwarna hitam padanya.

Yesha tampak kebingungan untuk apa benda sekecil ini untuknya.

" Ini alat perekam suara, bisa mendeteksi suara. Dan gue punya websitenya, jika suara itu dimasukkan kedalam website gue. Otomatis Wajahnya akan terlihat siapa dia " Ucapnya dengan tersenyum miring

Sedikit terpukau dengan ucapan Wisna tadi, ini juga bisa mempermudah dirinya siapa yang memberikan surat ini, Yesha akan mencobanya semoga ini berhasil.

Tanpa disadari Yesha sedikit melupakan pesan teror itu di ponselnya, Apakah pesan itu akan berlanjut? Atau sekedar iseng belaka?.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!