My Teacher Husband

Masih di tempat yang sama, Keyla dan Lio saling melempar tatapan dingin. Tidak ada yang mau mengalah sama sekali sejak tadi.

"Dasar pak tua menyebalkan." Keyla bicara sangat lirih agar tak terdengar sampai ke telinga Lio.

Namun siapa yang menyangka jika Lio itu sangat peka dengan hal apapun. Termasuk kalimat umpatan yang keluar dari bibir Keyla.

"Kamu bilang apa tadi?" Lio mulai terpancing emosi. Kesabaran seorang Lio sepertinya tengah di uji oleh gadis bar-bar yang ada dihadapannya ini.

"Jangan asal bicara kamu. Saya ini masih muda dan tampan. Mana ada tampang tua nya!" seru Lio membela diri sambil bertolak pinggang.

Bagaimana bisa Keyla mengatakan kalau dirinya itu sudah tua? Apa matanya buram?

Banyak perempuan yang menginginkan Lio, hanya saja Lio tidak tertarik sama sekali pada mereka.

"Mau muda atau tua saya nggak peduli. Saya nggak mau nikah sama bapak-bapak seperti Pak Lio!" pekik Keyla dengan dada naik turun menahan kesal. "Saya ini sudah—" belum selesai Keyla melanjutkan kalimatnya. Tubuhnya perlahan mundur ke belakang.

Keyla menunduk. Lagi-lagi ia dibuat tak berkutik oleh seorang Arcelio. Keberanian Keyla untuk melawan entah hilang kemana.

"Sudah apa, hum?" Lio berjalan mendekati Keyla, memojokkan tubuh kecil gadis itu ke tembok. Ujung jari telunjuknya terulur, menyentuh dagu Keyla dan mendorongnya ke atas.

"Saya ada di depan sini, Key. Kenapa kamu terus melihat kebawah?" mata mereka bertemu.

Dan lagi-lagi, Lio merasakan getaran aneh saat menatap mata sendu Keyla. Membangkitkan sesuatu yang ada di dalam dirinya.

"Sial! Dia bangun lagi hanya karena bertatapan dengan gadis ini? Sebenarnya apa istimewanya dia?" batin Lio.

Tidak hanya Lio, Keyla juga merasakan hal yang sama. Berdekatan seperti ini dengan Lio membuat dadanya berdebar seakan ingin meledak.

Apalagi, ini kedua kalinya Keyla berdekatan seperti ini dengan Lio. Mungkinkah jantungnya sedang bermasalah?

"Pokoknya saya menolak nikah sama Bapak. Kayak nggak ada pria lain saja," tegas Keyla.

Lio menurunkan tangannya. Kemudian memberi jarak.

Kalimat yang baru saja Keyla ucapkan membuat Lio mengeraskan rahangnya. Seperti ada jarum kecil yang menusuk jantungnya.

Lio menyeringai licik, membuat Keyla sedikit heran melihatnya. Apa yang sedang guru killer nya itu pikirkan?

"Tapi sayang sekali, kamu harus tetap menikah denganku." Lio merogoh saku kemejanya.

Lio membuka selembar kertas yang memang sudah Lio siapkan jika sewaktu-waktu Keyla menolak pernikahan ini.

"Baca ini," kata Lio menyodorkan kertas tersebut ke arah Keyla.

Disana tertulis berapa banyak hutang ayah Keyla yang harus di bayar kepala keluarga Alfredo.

Dan yang paling membuat Lio terpaksa menikah dengan Keyla adalah, keinginan Krystal. Dia menginginkan seorang cucu dari Lio.

Bahkan belum lama ini, Krystal mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Lio menolak permintaannya.

Keyla langsung merebut kertas tersebut dari tangan Lio, lalu membacanya dengan teliti. Bibir Keyla menganga lebar dengan kedua mata yang membulat tak percaya.

"J-jadi karena ini ayah tega menjual Key? Ayah jahat..." Keyla bergumam lirih sembari meremas kertas yang ada di tangannya dengan kecewa. Hingga tanpa sadar, butiran bening menetes dari kedua ekor matanya.

Kenapa mereka tega menjual Keyla demi uang? Apa mereka sama sekali tidak pernah memikirkan perasaanya? Selama ini, mereka bahkan tidak pernah menanyakan apa yang Keyla inginkan.

Lio mengepalkan erat tangannya. Ia benci melihat perempuan menangis. Tapi, tidak mungkinkan saat ini Lio menarik Keyla dan memeluknya. Gengsinya terlalu tinggi.

"Tidak usah merasa paling tersakiti. Karena posisi saya juga sama dengan kamu. Sekuat apapun kamu berusaha menolak, kita akan tetap menikah. Meski sebenarnya saya malas punya istri bar-bar kayak kamu," celetuk Lio sembari melirik Keyla.

Apa kata Flora, Sean dan sepupunya yang lain jika mereka tahu Lio akan di jodohkan dengan bocah seperti Keyla.

Mereka pasti mengejek Lio habis-habisan, apalagi Sean. Putra pertama Tristan dan Violet itu tak kalah pedasnya jika sudah bicara dengannya.