NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Patah Hati

Sementara itu di sisi kota yang lain.

"Abiyyu?" Darmawan tersenyum lebar melihat siapa yang datang. "Jangan berdiri terus. Ayo, cepat masuk!"

Pria paruh baya itu menyambut kedatangan Abiyyu dengan hati senang. Rasanya baru kemarin Darmawan memberikan beasiswa agar Abiyyu bisa menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang tertinggi.

Tapi sekarang Abiyyu sudah bisa menghidupi dirinya dan keluarganya dengan sangat layak. Jabatannya pun cukup mentereng, yaitu sebagai General Manajer. Tepatnya di hotel tempat Nisa bekerja.

"Bagaimana pekerjaan kamu?" Darmawan menepuk pundak Abiyyu. "Tidak ada masalah, kan?"

"Alhamdulillah, semuanya lancar, Pa!" Abiyyu tersenyum simpul. "Ini semua berkat bantuan papa!"

Ya, begitulah cara Abiyyu memanggil Darmawan. Abiyyu memang bukan anak Darmawan, tapi hubungan mereka jauh lebih manis dari hubungan ayah dan anak.

Abiyyu sangat menghormati Darmawan sementara Darmawan menganggap Abiyyu seperti anak kandungnya sendiri. Dua minggu sekali, setidaknya Abiyyu akan datang ke rumah Darmawan untuk bersilaturahmi.

"Baguslah kalau seperti itu," puji Darmawan.

Darmawan pun membawa Abiyyu masuk. Dan di dalam sana, senyuman hangat Hanni menyambut kedatangan mereka.

"Kamu lihat itu, Abiyyu?" Wanita bernama Hanni itu merajuk. "Suamiku bahkan tidak tersenyum selebar itu saat berbincang denganku. Sepertinya dia lebih suka berbincang denganmu."

Hanni, dialah sang nyonya rumah. Satu-satunya istri Darmawan yang lembut, cantik dan baik hati.

"Sayang, tolong jangan bicara seperti itu di depan Abiyyu!" Darmawan bergegas menghampiri istrinya. Lekas membujuknya sebelum dia marah tak jelas.

"Aku sangat suka berbincang denganmu, sayang. Tapi ... " Darmawan menggantung kalimatnya. Lalu melirik Abiyyu sebelum melanjutkan ucapannya, "Bukankah wajar kalau suamimu ini tersenyum lebar saat Abiyyu datang? Dia sudah tumbuh menjadi pria hebat sekarang."

Mendengar ucapan suaminya, Hanni pun tertawa ringan. Lalu bergegas menghampiri Abiyyu yang sebenarnya sangat dia rindukan. "Nak, dua minggu terlalu lama untuk mama. Kalau bisa, datanglah ke rumah setiap hari!"

"Maafkan Abiyyu, Ma!" Abiyyu tersenyum tipis, lalu memeluk erat wanita yang sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. "Abiyyu janji akan lebih sering datang kemari."

Di sisi lain, Darmawan yang tak habis pikir dengan permintaan istrinya pun berujar, "Kenapa tidak meminta Abiyyu tinggal di rumah kita sekalian, sayang?"

Tentu saja ucapan Darmawan hanyalah ungkapan untuk menghangatkan suasana. Tapi, rupanya Hanni menanggapi ucapan suaminya dengan serius.

"Itu ide bagus, Pa!" Senyum sumringah menghiasi bibir Hanni. "Tapi ada syaratnya."

"Syarat?" tanya Darmawan dan Abiyyu bersamaan.

Dua pria itu bahkan saling memandang karena tidak mengerti syarat apa yang Hanni maksud.

"Apa syaratnya, Ma?" tanya Abiyyu.

"Kamu harus jadi menantuku," jawab Hanni singkat.

"Uhuk!" Abiyyu batuk pelan. Sekalipun, Abiyyu belum pernah melihat sosok putri Darmawan dan Hanni meskipun mereka sering bercerita.

Apapun itu, Abiyyu yakin, putri mereka pasti sangatlah cantik, baik, dan berpendidikan tinggi. Abiyyu yang hanya seorang anak yatim tentu tidak berani membayangkan untuk bersanding dengannya.

Terlebih ada dua hal penting yang menjadi fokus utamanya sekarang. Yaitu membahagiakan ibunya yang bertatus janda dan memperjuangkan pendidikan adiknya yang masih duduk di bangku SMA.

Selain itu, sebenarnya Abiyyu sudah memiliki satu wanita yang selama ini menjadi incarannya.

"Abiyyu, kamu mau, kan?" tanya Hanni. Wanita itu memanggil Abiyyu karena Abiyyu tak menyahut.

"Oh. I-itu ... " Abiyyu menggaruk pipinya yang tidak gatal. Sementara Darmawan yang menyadari perubahan sikap Abiyyu malah menggodanya.

"Lihatlah, wajahmu merah. Apa kamu sudah punya calon istri?" tanya Darmawan.

"I-itu. S-sebenarnya Abiyyu sudah punya pacar."

Bohong. Semua itu bohong. Abiyyu tidak punya pacar. Dia hanya takut di jodohkan. Yang mengejutkan, Hanni dan Darmawan justru memberikan reaksi yang tak terduga.

Bukannya memaksa Abiyyu. Mereka malah meminta Abiyyu membawa gadis yang menjadi pilihannya. "Kalau begitu, bawa calon istrimu itu kemari. Mama ingin melihatnya," pinta Hani.

"Membawanya kemari?" tanya Abiyyu.

"Iya, membawanya kemari." Hanni memegang tangan Abiyyu. "Apa kamu tidak ingin memperkenalkannya pada mama dan papamu ini?"

Saat ini, Abiyyu memang menyunggingkan senyum di bibirnya. Tapi, pikirannya melayang entah kemana.

Kalau boleh jujur, Abiyyu ingin memenuhi permintaan Hanni barusan. Membawa gadis pilihannya menemui ibunya untuk meminta restu sebelum memperkenalkannya pada Hanni dan Darmawan.

Lalu menikah seperti pasangan lain dan hidup bahagia. Sayangnya, Abiyyu tidak bisa melakukannya karena gadis yang dicintainya sudah lebih dulu dimiliki Arman.

Iya, wanita yang dicintai dan diinginkan Abiyyu, tak lain dan tak bukan adalah Nisa, Althafunnisa.

"Lain kali, Ma!" Abiyyu menghela nafas panjang. "Lain kali, Abiyyu pasti akan membawanya kemari!"

"Janji?" tanya Hanni.

"Ya, Abiyyu janji."

.

.

.

Keesokan harinya.

"Selamat pagi, Pak!" sapa beberapa karyawan ketika berpapasan dengan Abiyyu.

"Selamat pagi!" sahut Abiyyu.

Beberapa hari terakhir, Abiyyu sangat sibuk karena ada pekerjaan di luar kota. Selama itu pula Abiyyu tidak menginjakkan kakinya di hotel. Termasuk tidak tahu kabar terbaru tentang Nisa.

"Kamu baik-baik saja kan, Nis?" Pria berwajah tampan itu tersenyum tipis. Tak sabar menyapa Nisa di meja resepsionisnya.

Sayangnya Nisa tidak ada disana. "Apa dia masih belum datang?" gumamnya seraya melihat jam yang melingkar di tangannya.

Abiyyu masih berpikir positif, mengira Nisa kebagian jadwal shift sore atau semacamnya. Sampai Abiyyu melihat Nisa keluar dari ruangan Sandra.

"Nisa?" panggil Abiyyu.

"Selamat pagi, Pak!" sahut Nisa.

Abiyyu sedikit gelagapan. Antara senang, kaget dan tak percaya. "Sepagi ini mencari Sandra, ada masalah?" tanyanya basa-basi.

"I-itu ... " Nisa menundukkan kepalanya. Lalu menunjuk ke ruangan Sandra sembari menjelaskan maksudnya menemui Sandra. "Saya baru saja menyerahkan surat pengunduran diri, Pak!"

"Apa?" Abiyyu melongo saking terkejut. "Kamu mengundurkan diri? Tapi kenapa?"

"Saya hamil, Pak Abiyyu!" Nisa memegang perutnya. "Dokter meminta saya untuk istirahat total."

"H-hamil?" Abiyyu melirik perut Nisa yang masih rata. Tersenyum tipis meskipun kabar baik itu bagaikan sambaran petir. "Jadi, kamu sudah menjadi calon ibu sekarang?"

Nisa mengangguk dan tersenyum manis. Tak lupa berpamitan pada pria yang tingginya nyaris dua jengkal darinya. "Kalau begitu, Nisa permisi, Pak!"

"Tunggu, Nis!" Abiyyu memutar tubuhnya. "Aku senang mendengarnya. Jadi, beristirahatlah dan jaga dirimu baik-baik. Kalau mau, kamu bisa mampir kesini kapanpun kamu mau."

"Baik dan terimakasih, Pak!" Sekali lagi Nisa mengangguk. "Sampai jumpa!"

Pelan tapi pasti, Nisa semakin menjauh. Meninggalkan Abiyyu yang terus melihatnya sampai hilang dari pandangan matanya.

Padahal, beberapa menit yang lalu, pria itu sangat antusias. Tapi sekarang, entah kemana semangatnya yang tadi.

Dengan langkah gontai, Abiyyu mendekati jendela kaca. Melihat rintik hujan yang mulai turun dan menghapus semua jejak yang tertinggal diatasnya tanpa ada yang tersisa.

"Maafkan aku, Tuhan. Tapi, kalau boleh jujur, aku lebih senang jika aku yang jadi suaminya," gumam Abiyyu.

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!