Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

"Apa ?!" Pekik Tiar.

Bude Sira menghela nafas nya dengan kasar , dirinya sudah menduga sebelum nya , ekspresi putra nya itu bagaimana jika mendengar semua cerita dari nya tentang kehidupan Nisa .

Tidak ada yang bude  Sira tutupi , dirinya menceritakan semua nya kepada anak nya itu.

"Kejam sekali mereka  . Mereka kenapa bisa jahat seperti itu buk ?" Ucap Tiar geram sekali mendengar cerita dari ibu nya itu.

"Ibuk juga enggak tau apa yang ada di dalam pikiran bibik mu itu Tiar . Bibik mu itu selalu saja menyalahkan semua nya pada Nisa . Padahal Nisa itu baik sekali.  Dia wanita yang penurut . " Cetus bude Sira .

Tiar menghembuskan nafas nya dengan kasar , merasa sangat iba dengan wanita itu . Sungguh dirinya pikir Nisa akan hidup bahagia dengan Doni . Tapi apa yang dirinya dengar itu sungguh sangat jauh dari kata kebahagiaan . Walaupun sebelum nya , Tiar bisa melihat dari pakaian lusuh yang di kenakan oleh wanita itu, tapi Tiar tidak bisa mengukur suatu kebahagiaan dari sebuah pakaian , karena bisa saja ekonomi mereka sedang tidak baik-baik saja. ,tapi hubungan kedua nya tetap harmonis dan romantis . Namun dugaan nya salah . Nisa tidak sama sekali kebahagiaan selama pernikahan nya .

Rasanya sesak sekali dada nya , membayangkan hari-hari Nisa seperti itu setiap hari.

Bagaimana dengan tegar wanita itu menghadapi nya.  Sungguh kuat sekali wanita itu .

Hati nya pasti hancur berkeping-keping , namun dirinya masih bisa menampilkan senyuman indah nya .

Di dalam hati nya , jika saja dirinya dulu yang mempersunting wanita itu, Tiar tidak akan membiarkan wanita itu seperti saat sekarang ini . Terlebih saat wanita itu tengah mengandung . .

"Sudahlah, ibuk mau mandi dulu , nanti mau ke rumah bibik mu , mau panggil Nisa . ," Ucap bude Sira yang akan bangkit dari duduk nya , namun Tiar langsung mencekal lengan ibu nya itu .

"Buk sebentar, ada yang ingin Tiar katakan sebelum nya kepada ibuk " ucap Tiar .

Bude Sira mengangguk , lalu duduk kembali . "Ada apa nak ? Apa yang ingin kamu katakan ? Jangan bilang kalau kamu mau balik lagi ke Kalimantan ya . Is , ibuk kan masih kangen sama kamu Tiar . Balik nya nanti saja deh " gerutu bude Sira .

Tiar terkekeh mendengar nya . "Bukan itu buk "

"Lalu ?"

Tiar menghela nafas nya kasar , sebaik nya dirinya jujur dengan ibu nya ini . Tiar tidak mau menyembunyikan sesuatu apa pun pada ibu nya .

"Buk, sebenarnya , wanita yang Tiar cintai itu Nisa buk , istri Doni "

Deg 

Sebuah pengakuan dari mulut anak nya , membuat bude Sira terkejut , tapi dirinya tetap berekspresi biasa saja . Diri nya memang tau jika anak sulungnya ini pernah bilang menyukai seseorang gadis , namun Tiar tidak pernah menyebut kan nama gadis itu .

"Tiar masih sayang buk ,sama Nisa . " Sambung Tiar lagi .

Bude Sira menghela nafas nya kasar , tersenyum tipis . Lalu menepuk pundak anak sulung nya itu dengan sayang . "Dia masih jadi istri orang nak . Kamu telat . Sebenarnya ibuk seneng banget dapet menantu kayak Nisa . Dia baik , penyayang , pokok nya enggak bisa di deskripsi kan lah . Tapi mau bagaimana lagi,  mulai sekarang kamu harus buang perasaan kamu itu nak . Kamu tidak boleh mencintai istri orang dosa . . " Ucap bude Sira lembut.  Dirinya tidak bohong , andai dulu Tiar yang menikah dengan Nisa , mungkin bude Sira sangat bahagia saat sekarang ini , karena mendapat kan menantu sebaik Nisa . .

Namun siapa sangka , jodoh dan takdir seseorang tidak ada yang tau , selain Allah .

Tiar menghela nafas nya dengan kasar , tadi dirinya juga sempat berusaha untuk ikhlas , tapi saat tau bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Nisa saat sekarang ini , hati nya bersorak ingin merebut Nisa dari Doni . Dan Tiar akan memberikan kebahagiaan pada wanita itu .

Bude Sira yang tau seakan tau isi hati dari anak sulung nya ini . "Nak , ibuk tau , sampai sekarang pun kamu masih menyukai nya . Dan ibuk enggak larang kamu suka sama Nisa nak . Ibuk saja suka dengan Nisa karena wanita itu baik . Apa lagi kamu yang lawan jenis sama dia . Pasti punya ketertarikan tersendiri . Tapi nak . Sekarang Nisa itu sudah menjadi istri orang , tidak baik kamu menyukai seseorang yang haram untuk mu . " Jelas bude Sira .

Tiar hanya mengangguk kan kepala nya saja , dirinya enggan menanggapi perkataan dari ibu nya itu.  Rasa di hati nya sungguh teramat dalam untuk wanita itu , apalagi saat melihat kehidupan wanita itu tidak baik-baik saja .

"Yasudah , ibuk mau masuk dulu, ibuk mau mandi ya . " Pamit bude Sira .

"Iya buk " sahut Tiar ,

Setelah kepergian sang ibu , Tiar menatap lurus ke depan , tepat pada rumah bibik nya yang berada di samping warung bakso di sebelah rumah nya   . Walaupun begitu, masih ada beberapa lahan kosong yang membuat jarak di antara kedua rumah itu .

Tidak sengaja Tiar , menatap Doni sepupu nya yang baru saja keluar dari dalam rumah nya dengan wajah yang masam .

Doni juga menoleh , dan menatap Tiar , Doni malah mendengus , saat melihat sepupu nya itu .

Ya kalau di bandingkan , sangat jauh sekali perbandingan antara Doni dan Tiar itu . Kalau fisik nya , Doni itu berkulit hitam manis, serta badan nya agak kurusan , tidak seperti Tiar yang berbadan tinggi tegap , dan berkulit putih bersih .

Ya semua itu karena pekerjaan mereka yang berbeda.

Doni melengos , dan kembali pada tujuan nya untuk pergi ke warung kopi yang tidak jauh dari rumah nya . Pria itu mengendarai sepeda motor matic milik nya dengan kecepatan tinggi . Dirinya ingin menenangkan pikiran nya akibat pertengkaran nya dengan istri nya tadi . Entah mengapa kata-kata yang keluar dari mulut Nisa tadi membuat hati Doni tidak tenang . Karena baru kali ini Nisa berani mengatakan hal tersebut.

"Sial !! " Pekik Doni emosi , tangan nya mencengkram kuat stang motor matic itu . Pikiran nya memang benar-benar sangat kacau saat sekarang ini .

"Aku enggak akan lepasin kamu Nisa , sampai kapan pun . "

•

"Nisa !!! Nisa .... " Panggil bude Sira di depan rumah adik kandung nya yang terlihat sangat sepi sekali itu .

Nisa yang memang duduk termenung di dalam kamar yang di tempati nya langsung terperanjat , dirinya langsung keluar dari rumah itu saat mendengar suara yang sangat di kenali oleh nya memanggil nya .

"Bude "

Bude Sira tersenyum . "Ayo ikut bude sebentar ke rumah , bude mau kasih kamu sesuatu . " Ajak bude Sira .

Nisa tersenyum mendengar nya , lalu menutup pintu dan berjalan menghampiri bude Sira . "Ada apa ya bude . "

"Ada lah , kamu pasti seneng nanti nya . Ayo Desi udah nungguin kamu ...  "