Cover by me
Namanya Saga Bimantara, perwira tentara berpangkat letnan satu. Ia di jodohkan dengan anak dari komandannya di kesatuan yang bernama Nada queenza rahadi. Tentu saja Saga menerima perjodohan itu di karenakan dirinya juga membutuhkan istri agar sang ibu tidak sibuk menyuruhnya untuk nikah.
Namun di sisi lain Nada—gadis yang akan di jodohkan dengan Saga menolah mentah-mentah perjodohan tersebut, tentu saja dengan alasan dia tidak mengenal Saga lebih-lebih usia pria itu yang sangat jauh di atasnya. Dalam bayangannya pria dengan usia segitu sudah peot, reyot, dan tentu saja dekil mengingat pria itu berprofesi sebagai tentara.
Sampai suatu hari takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah insiden yang dimana Nada dalam bahaya yang akan di perkosa para pembegal. Di situlah Saga datang sebagai penolong Nada dan di situlah Nada jatuh cinta pada pandangan pertama ke Saga. Tapi baik Saga maupun Nada tidak tau kalau merekalah yang di jodohkan.
Yuk, baca ceritanya disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sementara menjanda
Saga dalam perjalanan kembali ke perbatasan. Mebaca satu persatu pesan dari Nada yang masuk.
Saga senyum-senyum sendiri membaca pesan itu. Melihat pesan Nada yang khawatir disana membuat senyum Saga terbit dibibirnya.
"Habis teleponan sama istri, terus kehilangan akal, cinta memang sebegitu dahsyatnya. Bisa membuat orang yang dulunya sedingin kulkas 2 pintu , sekarang jadi musim semi yang berbunga-bunga" ledek Abhian dengan kekehan.
Membuat yang lain, yang juga berada di dalam mobil itu ikut terkekeh mendengar ucapan Abhian yang di tujukan pada Saga.
"Kalian bisa diam?" ucap Saga datar, dengan wajah garangnya.
Semuanya orang yang berada didalam mobil pun langsung terdiam.
Semenjak terakhir kali Saga menghubunginya 5 bulan yang lalu, Saga bahkan belum menghubungi Nada lagi sekarang.
Jangan ditanya rindunya sudah seperti apa? Rasa rindu Nada sudah seperti gunung berapi yang bersiap-siap akan meledak kapan saja.
Pesan yang Nada kirim di WhatsApp pun sudah ratusan menumpuk, tapi satu pun tidak ada yang di baca apa lagi di balas. Bahkan sekarang Nada sudah mulai terbiasa dengan itu semua, walaupun sudah terbiasa, jika Nada mengingat akan Saga, ia kembali menangis, karena terlalu merindukannya.
Selama Saga meninggalkan Nada bertugas, Nada belajar dengan giat, semua mata kuliah ia ikuti, kerjaannya di dalam perpus belajar. Sampai para sahabatnya sulit untuk menemuinya.
Hari ini Nada sedang duduk di perpustakaan sambil menyalin beberapa pelajaran dari buku-buku yang menumpuk di mejanya.
Saat itu juga Tasya datang menghampirinya.
"Nada, kita jalan yuk ke mall. Udah lama kita gak jalan bareng" rengek Tasya, sambil berbisik takut mengganggu yang lain.
"Lain kali aja, masih banyak yang harus gue kerjakan" ucap Nada dengan tangannya masih sibuk mengetik papan keyboard di laptopnya, tanpa menatap lawan bicaranya.
"Iiih lo mah, Kesambet setan ya akhir-akhir ini gilak belajar banget"
Nada hanya melirik Tasya dengan tatapan setajam silet.
"Gak asik lo mah, Raiden aja biasa aja, beda sama lo yang Gilak belajar!"
"Setidaknya nanti waktu suami gue pulang, gue udah selesai kuliah. Terus lulus dengan IPK tertinggi. Buat dia makin bangga punya istri kayak gue dan dia merasa gak sia-sia ninggalin gue tugas selama ini"
"Ah terserah lo lah Nada! Emangnya suami Lo itu pulangnya kapan?"
Nada menggidikkan bahunya "gak tau sya" Nada menghentikan kegiatannya, langsung menatap Tasya dengan tatapan sendu.
"Ck,ck" Tasya berdecak. "Ternyata status janda lo gak tau kapan akan berakhir ya Nada"
"Anjir!! Mulut lo sya! Laki gue masih idup setan!" bentak Nada, membuat orang yang berada di perpustakaan melihat sinis ke arah mereka.
Nada seraya mengulum senyum di bibirnya meminta maaf kepada orang-orang yang meras terganggu atas keributan yang dibuat olehnya.
Tasya malah terkekeh. "Makannya ayok keluar, Boring banget gue"
Nada memutar bola matanya malas.
_______________________
Bahkan di rumah pun Nada sibuk belajar. Dengan kaca mata yang nangkring di wajahnya, dan rambut di cempol ke atas. Dia fokus membolak-balik lembaran buku yang ada di hadapannya.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu kamar membuat fokusnya Nada membuyar.
"Masuk pa" Nada tau siapa yang mengetuk pintu kamarnya itu.
Lingga pun masuk, membawa segelas susu hangat untuk Nada, kebiasaan Lingga setiap malam sebelum tidur mengecek putrinya dan mengantarkan susu untuk Nada.
"Gak capek kamu apa di kampus belajar, di rumah belajar. Otaknya gak pernah istirahat" ucap Lingga dengan meletakkan segelas susu di nakas tempat Nada belajar sekarang.
"Makasih pa, ya otaknya istirahat dong pa"
"Kapan?"
"Kalau lagi tidur" Nada pun terkekeh ringan. "Kalau Nada gak sibuk belajar gini, Nada sibuk mikirin Om Saga pa, entar aku nangis lagi karena kangen banget sama dia" ekspresi wajah Nada seketika berubah sendu, dengan senyuman kecut di bibirnya.
Lingga menepuk punggung anaknya itu "Saga pasti baik-baik aja, dia pasti juga merindukan kamu, kamu berdoa saja supaya Saga cepat menyelesaikan tugasnya dan kembali ke sini bersama dengan kamu lagi"
Tanpa sadar Nada menitikan air matanya, menangis dalam pelukan Lingga. Ia hanya mampu meluapkan isi hatinya pada Lingga yang memang mengerti keadaannya sekarang.
Setelah Lingga keluar dari dalam kamar, Nada mengambil ponselnya dan membuka WhatsApp membuka kontak last seen Saga tanggal 12 September. "Oke Nada kamu kuat!" Nada berusaha menguatkan dirinya sendiri.
______________________
Nada dan Raiden baru keluar dari dalam kelas. Tiba-tiba seorang gadis yang merupakan Junior menghampiri mereka. Berhenti di hadapan keduanya.
Ia mengulurkan kotak bekal berwarna merah muda ke arah Raiden.
"K–kak ini a–aku buatin b–bekal untuk ka–kak" ucap gadis itu sangat gugup.
Seketika Nada melongo menutup mulut dengan kedua tangannya, tak percaya ada gadis yang berani mendekati Raiden secara terang-terangan.
"Buset, jadi kembang kampus lo den" bisik Nada.
Raiden hanya melirik Nada acuh, lalu kembali menatap gadis itu.
"Anjir, ada tontonan gratis. Judul sinetronnya apa ni?" tiba-tiba suara Dimas muncul.
Nada memberi isyarat jari telunjuk yang ia tempelkan di bibirnya, menyuruh Dimas diam.
Dimas menurut, ia kembali menatap kedua orang yang berada di hadapannya. Raiden masih diam tidak mengambil bekal yang sudah di siapkan gadis tersebut.
"Terima kali den!" ucap Dimas.
Raiden malah menatap kedua sahabatnya yang berada di sebelahnya "gimana gue terima gak?"
"Lah terserah lo kali den, kok malah nanyak kita?" ucap Nada.
Ponsel Nada berdering saat itu juga.
Nada memekik keras setelah melihat siapa yang menghubunginya, ya Saga. Bahkan itu vc lagi.
"Kenapa lo? Kesambet?" ucap Dimas yang kaget mendengar pekikan Nada.
"Diem lo, laki gue vc" Dengan semangat 45 Nada mengangkatnya, menjauh dari Raiden dan Dimas.
"Thanks" Raiden menerima bekal dari gadis tersebut, sambil menatap punggung Nada yang kini mulai menjauh.
"Si Nada mau kemana?" tanya Tasya yang baru muncul.
"Suaminya nelpon" jawab Dimas.
"Om Saga" pekik Nada yang girang gak ketulungan, bisa melihat wajah dan mendengar suara Saga kembali.
"Assalamualaikum"
"Ehh iya lupa waalaikumsalam"
"Baru keluar dari kelas?"
Nada menganggukkan kepalanya.
"Bagus, kuliah yang bener kamu"
Nada menganggukkan kepalanya "Om Saga tau gak, aku udah semester 5 lo sekarang"
Saga menganggukkan kepalanya mengerti "Kalau saya pulang. kamu harus udah sarjana ya"
Nada mengacungkan jempolnya dengan mengulum senyum di bibirnya. "Eh Om Saga lagi dimana?"
"Lagi anterin temen belanja ke pasar" Saga mengedarkan ponselnya menunjukkan lingkungan pasar disana dan rekan-rekan tentaranya yang sedang menyusuri pasar Saga kembali memfokuskan kamera ponselnya dengan wajahnya.
"Kok radak kurusan kamu?"
"Ngeledek ya, aku naik 4 kilo tau!"
Saga terkekeh. "Kamu sih banyak makannya"
Nada tersenyum, air matanya kembali menggenang di matanya, seakan akan tumpah saat itu juga, mendengar suara tawanya Saga membuat rasa rindunya akan pecah.
"Om Saga kapan pulang?"
Raut wajah Saga berubah "Belum tau" Saga menundukkan kepalanya.
Nada pun tersenyum berusaha kuat "Yang penting Om disana jaga diri baik-baik ya"
"sip, udah pasti kalau itu" Saga kembali tersenyum.
Mereka akhirnya berjam-jam menelpon sambil melepas rindu, sekarang Nada berada di dalam mobil.
"Let, bantu angkat ini dulu" ucap seorang rekan yang sedang bersama Saga. "Udah dulu yang Nada, saya harus bantu temen saya angkat beberapa barang"
Nada menganggukkan kepalanya. "Jaga kesehatan terus Om. Aku nungguin Om Saga pulang"
Saga hanya tersenyum. "assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Akhirnya panggilan itu berakhir.
klo ke bawahan,biasanya iya..kopraal,atau Pot.