Zafa tidak pernah menyangka, hidupnya yang mulai tertata harus direcoki oleh seorang gadis tengil yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.
"Jangan panggil aku, Star jika aku tidak bisa mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Gadis Nakal
Dokter Teana sudah kembali ke rumah sakit. Nanti 1 jam kemudian, dia akan kembali lagi ke sana untuk melepas infus Star.
Zafa kini sedang duduk di samping Star. Dia masih memakai kemeja yang sudah digulung lengannya hingga ke siku. Zafa juga melepas dua kancing atas kemejanya. Dia sedang menyuapi istrinya makan.
"Sudah." Star mendorong sendok yang Zafa sodorkan kepadanya.
"Kau baru makan 3 suap, Star. Apa kau mau ku suapi lewat mulut?"
"Aku malah ingin adu mulut denganmu sekarang," jawab Star asal. Jujur saja dia merasa kesal sendiri. Karena kebodohannya dia justru berakhir dengan selang infus. Padahal seharusnya sekarang mereka melewati malam pertama dengan pertempuran di ranjang.
Alis Zafa bertaut. Apa Star ingin bertengkar dengannya? Tapi kenapa?
"Kau ingin adu mulut denganku? Kita baru menikah dan kau ingin kita bertengar? Begitu maksudmu?"
Star mengusap wajahnya kesal. Dia menoleh dan menatap suaminya dengan sengit. Star melihat jam di layar ponselnya. Infus itu baru terpasang setengah jam, tapi rasanya dia sudah baik-baik saja.
"Apa aku boleh mencabut jarum infus ini sendiri?" tanya Star.
"Bersabarlah, tunggu setengah jam lagi. Kau jangan mengalihkan pembicaraan kita. Apa maksudmu tadi kau ingin adu mulut denganku?" Zafa jadi ikut kesal. Namun, keduanya kesal karena hal yang berbeda.
"Ck ... ternyata hanya gelarnya saja yang Profesor."
"Hei! Aku ini suamimu. Belum apa-apa kau sudah membuatku kesal." Zafa meletakkan piring dan sendok di atas meja di samping ranjang mereka.
Sangking kesalnya Star pada Zafa. Dia secara nekat menarik jarum infus dari tangannya. Zafa membelalakkan matanya melihat kenekatan istrinya.
"STAR! Apa yang kau lakukan?" Zafa yang biasanya tenang kini malah justru malah terlihat cemas dengan ulah istrinya.
Star tak mempedulikan omelan Zafa. Dia justru naik ke pangkuan pria itu dan langsung melu*mat bibir Zafa dengan kasar.
"Aku akan beradu mulut denganmu sepanjang malam. Kau jangan membuatku kesal, Prof," desis Star dengan bibir yang masih menempel di bibir suaminya.
Star kembali memagut bibir Zafa. Kali ini gerakan bibir Star lebih lembut dari yang tadi. Zafa baru paham arti beradu mulut yang diinginkan Star.
"Dokter Teana sebentar lagi sampai."
"I don't care."
Star dan Zafa akhirnya saling memagut lembut. Zafa menjadi terpancing dan semakin memperdalam ciumannya. Lidah Zafa mulai menyusup dan menelusur kedalam mulut istrinya.
Lalu ...
Tok Tok Tok
Zafa menghentikan ciuman mereka. Kening Zafa dan kening Star masih saling menempel.
"Bersabarlah gadis nakal." Zafa mengusap pipi Star dengan sangat lembut. Zafa mengangkat tubuh Star dan mendudukkannya di ranjang. Dia merapikan bajunya yang ternyata kancingnya sudah terlepas semua tanpa dia sadari. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk dirinya dan Star. Karena Star sudah membuat yang di bawah sana terusik dan terbangun.
Zafa bangkit karena sejak tadi ketukan pintu tak berhenti berbunyi. Saat Zafa membukanya, ternyata mama Dian dan dokter Teana berdiri di sana.
"Mama mau melihat kondisi Star."
"Apa infusnya sudah mau habis?"
"Setengah jam yang lalu gadis nakal itu mencabut jarum infusnya. Ku harap itu tidak membahayakan dirinya."
"Oh God. Why?" dokter Teana terkejut dan langsung menerobos masuk. Star berbaring dengan menutup matanya menggunakan lengannya.
"Star, what are you doing?"
"Aku sudah lebih baik, Dokter. Jarum infus itu membuat ruang gerakku terbatas."
"Dasar gadis nakal." Dokter Teana mendekat dan memeriksa tangan Star. Mama Dian geleng kepala dengan kelakuan menantu barunya itu.
"Mama rasa hidupmu kedepan tidak akan lagi membosankan, Zaf."
"Ya, Mama benar."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hayooo... ngaku gaess 😂😂