Nayra, sigadis bar-bar yang hidup sebatang kara, orang tua nya telah meninggal akibat kecelakaan yang menimpa nya yang meninggalkan dia seorang diri di dunia ini. Namun disaat keterpurukan nya ada kekasih yang sangat dia cintai yang selalu menemani nya. Namun sayang kekasih nya itu berselingkuh dengan teman kerja nya, Dan pada saat itu juga Nayra dipertemukan dengan seorang pria tampan yang akan membawa nya dalam sebuah hubungan yang dilandasi dengan kontrak namun sayangnya pria itu adalah seorang Casanova yang selalu bermain dengan wanita.
Lantas bagaimana hubungan Nayra dengan sang Casanova itu? Apakah hubungan yang pura-pura akan menjadi cinta sungguhan atau sang Casanova itu menjadi berubah demi Nayra atau pria itu akan menjadi sang Casanova selama nya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDSC 11 Fitting Baju
Kejadian di lorong tersebut tidak luput dari pandangan Arsen. Karena semenjak ia memutuskan untuk menikah dengan Nayra, meskipun pernikahan kontrak, ia selalu mengawasi Nayra dari cctv yang terhubung langsung dengan laptop nya. Awal nya ia hanya iseng, lama-lama jadi terbiasa melihat apa yang dilakukan Nayra.
Arsen merahi ponsel nya untuk menelpon HRD, ia ingin memberikan Surat SP 1.. kepada Sinta dan kedua teman nya. Karena sudah berani membuat keributan di dalam kantor nya,apalagi keributan itu disebabkan karena merebutkan laki-laki yang hanya jabatan lebih rendah dari diri nya.
Sungguh itu sangat melukai harga diri nya sebagai CEO, yang merasa punya jabatan tertinggi di perusahaan GOUTHIN group sekaligus pemilik perusahaan. Dan ia juga merasa diri nya lebih tampan dari pada karyawan laki-laki nya tersebut. Masa ia kalah saing sama karyawan biasa.
Mungkin kalau Sinta dan kedua temannya membuat keributan karena merebutkan diri nya, mungkin ia akan memberikan teguran biasa, tanpa harus kena surat SP 1.
****
Sebulan kemudian.
Saat ini Arsen sedang melakukan meeting di perusahaan nya. Setelah meeting selesai, ia berencana pergi kesebuah cafe untuk ketemuan dengan rekan kerja nya. Arsen dan rekan kerja nya mau ngopi bareng, dan sekalian membahas tentang pekerjaan.
"Ken siapkan mobil, kita akan pergi ke Cafe MINTI.." ucap Arsen kepada Ken.
"Baik tuan.." ucap Ken patuh.
Ketika Arsen berjalan ia berhenti sejenak di meja kerja Dinda, sekretaris Arsen.
"Atur ulang jadwal saya hari ini, karna saya harus keluar sebentar" ucap Arsen.
"Baik tuan" ucap sang sekretaris.
Lalu Arsen pergi menuju lift. Saat pintu lift terbuka, dia terkejut melihat sang mama keluar dari dalam lift.
"Mau kemana sayang?" Tanya Alya sang mama.
"Mama kok datang ke perusahaan?" Bukan menjawab sang mama,Arsen Malah bertanya balik.
"Emang mama gak boleh datang ke perusahaan? Bagaimana pun ini perusahaan peninggalan suami tercinta mama, kapanpun mama mau datang tidak ada yang boleh melarang termasuk kamu" ucap Alya sang mama dengan sebal nya.
"Iya deh ma.." ucap Arsen tanpa membantah ucapan sang mama. Karena ia malas berdebat dengan sang mama, yang tidak akan pernah ada habis-habis nya kalo udah bicara.
"Sekarang mama ada perlu apa datang kemari?" Tanya Arsen lagi.
"Itu... Mama mau ngajak kamu fit...." Ucapan sang mama terpotong saat Arsen langsung memotong ucapan sang mama.
"Ma.... Mari bicara diruangan Arsen saja, tidak baik membicarakan hal yang pribadi disini sambil berdiri" ucap Arsen sambil merangkul sang mama membawa ke ruangan nya,
Hampir Saja sang mama bicara membahas pernikahan di depan lift. jika itu terjadi, bisa dipastikan karyawan di perusahaan nya akan gempar, bila mengetahui ia akan segera menikah.
Sementara status pernikahan ia kelak, akan di rahasia kan.
Setelah ia berada di dalam ruangan dengan sang mama, Mereka kemudian membahas tentang maksud kedatangan sang mama.
"Sekarang katakan ma... Ada perlu apa mama datang kemari" tanya Arsen.
"Itu....mama mau ngajak kamu hari ini fitting baju pernikahan di butik Mawar. Karena pernikahan mu akan di lakukan satu Minggu lagi" ucap Alya sang mama.
Arsen menghela nafas mendengar tujuan sang mama datang ke kantor.
"Baiklah ma.. Arsen dan Nayra akan menyusul ke butik Mawar. Mama pergilah terlebih dahulu." Ucap Arsen.
"Baiklah... Kalau begitu mama pergi dulu." ucap sang mama lalu bangkit dari duduk nya.
Setelah kepergian sang mama, Arsen menghubungi sekretaris nya melalui intercom yang berada di atas meja kerja.
"Dinda.. keruangan saya segera"!
"Baik pak"
Tok... Tok... Tok...
"Masuk"
"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Kosong kan jadwal saya hari ini, Saya ada urusan diluar, jadi kemungkinan saya tidak akan kembali lagi ke perusahaan."
"Baik pak, ada lagi pak?"
"Tidak... Kau sudah boleh kembali ke mejamu"
Dinda sang sekretaris pun pergi meninggalkan ruangan sang CEO.
Lalu Arsen menghubungi Ken sang asisten melalui intercom lagi.
"Ken... Kau pergilah ke Cafe MINTI, wakilkan saya, karena saya tidak bisa hadir,dan handle pekerjaan di perusahaan saat saya tidak ada." ucap Arsen pada sang asisten nya.
"Baik tuan," jawab Ken patuh tanpa bertanya.
Kini Arsen keluar dari ruangan nya, berjalan menuju lift untuk turun ke basmen, di mana mobil nya berada. Sesampai nya di dalam mobil ia segera menghubungi nomor handphone Nayra.
Drrt... Drrt.Drrt..
Ponsel Nayra berdering. Nayra merahi ponsel nya yang berada di atas meja tak jauh dari nya, lalu melihat panggilan dari atas nama pria gila.
Nayra langsung pergi ke toilet, agar yang ia bicarakan dengan sang boss, tidak kedengaran orang lain.
"Hallo pak selamat siang" ucap Nayra begitu telpon nya ia angkat.
"Kau turunlah ke lobby, saya sudah di mobil. Kita harus pergi fitting baju pengantin" ucap Arsen tanpa basa basi.
"Harus sekarang ya pak?." tanya Nayra yang heran.
"Iya harus sekarang, segeralah turun,saya tidak suka menunggu lama" ucap Arsen.
"Baiklah pak" ucap Nayra, dan Nayra pun langsung mematikan panggilan telepon nya.
Tut...Tut..Tut...
"Berani-berani nya dia mematikan telepon nya." gumam Arsen yang tampak kesal.
Tak berselang lama, Arsen pun sudah berada di lobby. Ia pun memantau sekitar nya, agar orang lain tidak ada yang melihat ia memasuki mobil sang CEO. Setelah merasa aman, Nayra pun langsung memasuki mobil, dan duduk di bangku penumpang.
"Siapa dirimu... Berani-berani nya duduk di belakang, dan apa kau pikir saya ini sopir mu, keluarlah... Duduk di depan" ucap Arsen dengan ketus.
"Ba-baik Pak" sahut Nayra pun langsung keluar dari kursi penumpang,lalu duduk di kursi sebelah pengemudi.
Arsen pun memasangkan seat belt Nayra. Nayra yang merasa tiba-tiba Arsen mendekatkan wajah ke arah diri nya, refleks Nayra memejamkan kedua mata nya.
Ceklek.... Suara sabuk pengaman terpasang.
Nayra yang menyadari itu, lalu membuka mata nya, dan membuang muka kearah jendela kaca mobil. ia menyembunyikan rasa malu nya, Karena berfikiran Arsen akan mencium nya seperti malam itu.
"Cih.... Kepedaan banget kamu mau saya cium" ucap Arsen sambil tersenyum mengejek.
"Tidak... Siapa juga yang merasa mau dicium" ucap Nayra gugup.
"Eleh ngga usah ngeles deh kamu... Dari wajahmu sudah terbaca kau berharap saya cium" ucap Arsen lagi dengan bermaksud memprovokasi Nayra, agar Nayra merasa malu..
"Terserah..." Ucap Arsen acuh.
Arsen pun menjalankan mobil nya, sepanjang jalan, tidak ada yang memulai obrolan. Sekali-kali Arsen curi-curi pandang ke arah Nayra.
*
Bersambung............