Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Apaan sih mas, kamu tu terlalu berlebihan, tau!" Zein mendengus kesal.
"Ya iya lah... Segala kemungkinan bisa aja terjadi. Dan yang akan diserang habis-habisan tu biasanya pasti pihak perempuan bukan laki-laki!" tegas Rafdelia.
"Syukur kalau dianggap kekasih aku, kalau dianggap pembantu aku, gimana?" Zein menahan tawanya.
"Mas!!" Rafdelia melotot pertanda marah.
"Wkwkwk.... habisnya kamu tu lebay, terlalu banyak nonton sinetron sih." Zein terkekeh.
"Udah ah, aku keluar dulu. Makasih udah antar aku." Rafdelia hendak membuka pintu mobil.
"Tunggu! Kalau nanti Tony deketin kamu, jangan diladeni ya, kecuali urusan pekerjaan." Zein mewanti-wanti.
"Dokter Tony gak shift malam, mana ada aku bakal ketemu dia."
"Ya siapa tau kan kalau ketemu." balas Zein.
"Tu kan, kamu aja takut kalau teman-teman kamu tau tentang kita... Giliran aku aja dibilang berlebihan." sindir Rafdelia halus.
"Gak gitu Rafdelia, kamu tu gak akan mengerti..." Zein bingung menjelaskan.
"Ya udahlah, aku memang gak akan mengerti." Rafdelia hendak keluar lagi.
"Eh bentar dulu.." Zein menahan Rafdelia lagi.
"Apa lagi sih mas??? Nanti aku terlambat."
"Kok kamu cuek banget sama aku. Aku aja tau tentang kamu, kamu gak mau tau tentang aku? Kamu gak nanya gitu aku mau kemana malam-malam begini?" Zein memancing Rafdelia.
"Ngapain?! Kan udah sepakat gak akan ikut campur urusan satu sama lain. Lagian kamu tu gak tau apa-apa tentang aku mas, jangan sotoy deh. Kalau kamu, aku mah bisa tebak sekarang paling kamu mau ke club lagi kan... Minum dan cari cewek cantik yang **** buat temeni malam panjang kamu..." jawab Rafdelia membuat Zein sedikit kaget.
"Kok kayaknya aku buruk banget ya di mata kamu. Aku ke club juga gak selalu minum apalagi cari cewe. Ceweknya aja yang suka deketin aku, lalu masuk infotainment kalau mereka lagi dekat sama aku. Biasalah cari sensasi lalu naik pamor, banyak dapat job." Zein melipat kedua tangannya didada.
"Iihh sombong amat! Tu kan lagi-lagi pasti ceweknya yang terlihat salah. Kamunya suka tebar pesona sih.." balas Rafdelia lagi.
"Emang kamu keberatan kalau aku dekat sama cewek lain?" Zein melirik penasaran kearah Rafdelia.
"Ya jelas lah mas... Kamu tu harus setia tau!"
Glek! Zein menelan ludah mendengar ucapan Rafdelia.
"Ke... Kenapa? Zein tergugup.
"Kamu harus ingat mas, kalau cinta kamu tu cuma buat Gina, jadi jangan macam-macam di belakang dia. Gimana nanti kalau Gina dengar pemberitaan tentang kamu yang sering dekat dengan banyak wanita. Hati-hati lho kamu, nanti dia benar-benar gak mau lagi balik ke kamu beru nyesel. Jadi jangan suka tebar pesona lagi ya mas!"
Zein terdiam dengan ucapan Rafdelia, ada sedikit rasa kecewa disana atau apalah itu...
"Ngapain tebar pesona. Aku diam aja cewek-cewek pada terpesona.." balas Zein menatap lurus kedepan.
"Gak semua orang juga kali, mas." ucap Rafdelia datar.
"Emang kamu enggak? Bohong pasti. Kamu juga kan tapi gengsi aja mengakuinya.."
Zein mendekatkan wajahnya kearah Rafdelia sambil tersenyum nakal.
"Pede banget! Kamu mau bukan tipe aku mas.." Rafdelia mendorong dada bidang Zein agar kembali ke posisi semula.
"Ng? Emang tipe kamu yang gimana?" Zein penasaran.
"Kepo!" Rafdelia membuka pintu dan segera keluar.
Zein menatap kepergian istrinya itu...
"Ada apa denganku? Apa yang sebenarnya aku harapkan..." batin Zein semakin tidak paham akan perasaannya.
********
Sabtu pagi yang cerah....
"Ahhh senangnya hari ini dan besok kita libur. Yeee pas banget weekend ya. Ada rencana mau ngapain nih? Nonton ke bioskop aja yuk bestiee..." ajak Lala pada dua rekannya sesama perawat, Boby dan Viko yang sama-sama shift malam bersama Rafdelia. Saat ini mereka telah selesai melakukan operan tugas dengan petugas shift pagi.
"Yok lah... Lagi ada film action bagus katanya... Aku pengen banget nonton nih." jawab Boby antusias.
"Aku sih hayuk aja... Kapan?" Viko menambahi.
"Ntar sore gimana?" tanya Lala.
"Boleh lah... Aku lagi gak ada kegiatan apa-apa hari ini." Boby menyetujui, diikuti anggukan Viko.
"Dokter Rafdelia mau ikut juga gak? Kan pas ni, dua cewek dua cowok..." Lala menawarkan dengan wajah berharap.
"Emmm... Mau sih. tapi saya belum bisa pastiin bisa apa enggak nanti sore. Kalau saya bisa ikut, saya kabari ya..." Rafdelia tersenyum sambil mengemasi barang-barangnya untuk segera pulang.
"Benar ya dok.... kamu tungguin entar kabarnya." balas Boby.
"Wah, ada yang mau pergi nonton bioskop nih... Kok gak ajak ajak saya?" Tony yang baru datang tiba-tiba bergabung bersama mereka.
"Emang dokter mau nonton ke bioskop bareng kita?" tanya Lala penasaran sejak kapan pria ini mau bergabung dengan sembarangan orang.
"Kalau dokter Rafdelia ikut saya juga mau dong... Entar sore kan?" tanya Tony semangat.
"Asyiikkk... Makin rame makin seru..." Lala kegirangan, begitupun Boby dan Viko.
"Okelah... Saya duluan semua, entar saya kabari ya..." Rafdelia beranjak dari tempat duduknya.
"Dokter Rafdelia pulang naik apa?" tanya Tony.
"Saya naik taxi online dok, ni baru aja pesan." jawab Rafdelia sopan.
"Oo... Jauh gak? Emang tempat tinggal dokter dimana?" tanya Tony lagi.
"Di rumah." jawab Rafdelia singkat.