Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Braak
" Fyuuuuh, sial. Kenapa juga sih harus ketemu sama mereka. Mall banyak lho, kenapa juga mereka harus pergi ke sini. Huft, beneran ngabisin energi."
Neha melemparkan paper bag ke kursi sebelah di mobilnya. Ia lalu mengeluhkan apa yang baru saja terjadi.
Beberapa hari yang lalu, pesan yang ia kirimkan kepada Neel akhirnya mendapat balasan.
< Aku nggak pernah merasa bahwa kamu salah Neha. Aku seneng kamu mau berbagi cerita sama aku. Jadi kamu nggak usah ngrasa nggak enak atau sejenisnya. Yang penting sekarang kamu udah bebas dari pria itu, maaf kalau aku harus ngomong gini. Selamat atas perceraian mu.>
Seperti itulah balasan pesan dari Neel. Waktu itu Neha menuliskan pesan yang berisi permintaan maaf karena mungkin Neel akan merasa terluka setiap ia bercerita mengenai hubungannya dengan Dimitri. Tapi balasan yang diberikan Neel begitu sangat tenang.
Hati Neha tercubit, meskipun benar dia memang tidak salah karena tidak menyadari perasaan Neel, tapi ia merasa sudah berbuat salah kepada pria itu.
Dan setelah itu Neha memiliki ide untuk pergi ke Inggris. Seperti yang pernah dikatakan Neel bahwa dia butuh liburan. Agaknya Neha benar akan melakukan itu. Ia juga sudah meminta izin kepada sang ayah. Nataya jelas mengizinkannya pun dengan Naisha.
Maka dari itu saat ini Neha berada di pusat perbelanjaan untuk membeli baju-baju hangat. Sebenarnya dia juga punya, tapi ia tinggalkan semuanya itu di rumah Dimitri.
Rasanya sangat enggan membawa sesuatu yang mengingatkan kenangan diantara mereka berdua.
Saat keluar dari rumah Dimitri, Neha hanya membawa barang pribadinya. Baju-baju yang ia bawa juga hanya baju yang ia beli dengan uangnya sendiri. Semua yang dibelikan Dimitri ia tinggalkan termasuk perhiasan.
" Cih, wanita itu pasti bakalan seneng banget dapet tinggalan. Tapi bodo amat, kalau mau pake ya pake aja. Siapa yang peduli. Ughhh, leherku beneran jadi tegang. Baiklah, ayo balik ke rumah sakit dulu. Bereskan perkejaan terakhir sebelum berangkat."
Neha menepis rasa kesalnya. Ia lalu kembali bersemangat mengingat dirinya akan pergi liburan. Ya dia sangat antusias. Setelah sekian lama tidak merefreshingkan hati dan pikiran, akhirnya dia pun bisa melakukannya.
Sudah sangat lama sejak terkahir dia melakukan liburan. Saat ulang tahun pernikahannya dengan Dimitri kemarin, itu namanya bukan liburan karena Dimitri pergi untuk pekerjaan.
Kali ini Neha bertekad untuk menghabiskan waktu liburnya dengan sebaik mungkin. Dia akan mencoba membuang semua rasa gundah dan kesalnya itu.
Tapi agaknya rencana itu belum bisa terlaksana sesuai yang ia pikirkan. Ketika sudah sampai di rumah sakit dan bejalan menuju ruangannya, di depan sana terlihat Dimitri yang sedang berdiri. Jelas sekali pria itu tengah menunggunya.
Neha dengan ketus bertanya, " Ngapain kamu di sini? Tuh calon bini emang nggak ngamuk kalau tau kamu ke sini buat nemuin aku? Lagian cepet amat udah sampe sini aja, bukannya kamu tadi lagi di Mall?"
" Neha, kenapa kamu nggak pernah angkat telpon aku? Kamu juga nggak pernah bales pesen ku."
Ceklaaak
Neha melenggang masuk ke ruangannya. Ia tidak ingin orang-orang melihat mereka berdua yang bicara di depan ruangan sambil berdiri.
Belum banyak yang tahu tentang perceraian Neha dan Dimitri, kecuali orang-orang terdekat mereka. Dan Neha juga merasa tidak perlu menjelaskannya. Lambat laun mereka semua akn tahu. Terlebih Nilam melakukan pemeriksaan kandungan di sini. Pasti mereka akan tahu secara perlahan bahwa wanita itu merupakan istri baru Dimitri.
" Mas, aku nggak perlu menjawab chat ataupun telpon mu. Nggak ada kewajiban buat ku buat lakuin itu semua. Kamu lupa kalau kita uda pisah. C E R A I, itu berarti kamu dan aku BUKAN LAGI suami istri. Kita ini sekarang statusnya adalah ORANG LAIN, jadi ngapain aku harus bales pesen maupun jawab telpon kamu?"
Degh!
Benar sekali, sangat benar, apa yang dikatakan Neha sama sekali tidak salah. Dan Dimitri tahu itu. Dia sangat tahu bahwa semua perkataan Neha adalah benar. Namun hatinya begitu sakit ketika mendengar semua itu keluar dari mulut Neha.
Wanita yang dulu ia kenal begitu lembut itu kini terlihat tegas dan lebih galak. Neha di mata Dimitri berubah mejadi orang yang berbeda.
" Kamu berubah Neha," ucap Dimitri lirih.
" Oh ya harus, gila aja kalau aku nggak berubah. Masa iya aku harus diem, tenang dan bersikap biasa aja dengan mantan suami yang bersikap sok masih memiliki. Mas, ini buah dari kesalahan yang kamu tanam. Dulu, ya dulu aku sangat mencintaimu. Bahkan aku berpikir untuk memaafkan mu jika kamu hanya sekedar jalan atau main-main biasa dengan jalangg itu. Tapi mengetahui kamu sampai melakukan sekss dengan dia, maka aku sama sekali tidak bisa mengampuni mu."
Ucapan Neha yang menggebu-gebu itu membuat Dimitri diam. Selama ini dia hanya diam, dan enggan untuk bicara. Namun sekarang ada kesempatan, maka dia benar-benar meluapkan semuanya.
" Kamu pikir aku nggak tahu Mas kamu ada fair sama si jalangg itu? Aku tahu tapi aku milih diem dan mencoba memperbaiki diriku karena aku miki akunya yang salah. Tapi siapa sangka, kau main gila sampai wanita itu hamil. Dan bodohnya aku, ternyata kamu pernah ingin menggugat ku. Jadi sekarang keinginanmu sudah terkabul dong. Lalu, ngapain kamu masih ngejar aku kayak gini. Tahu nggak Mas, aku jijik banget sumpah sama kelakuanmu itu."
" Neha, aku mohon maafin aku. Maafin aku Neha, please."
Air mata Dimitri tumpah. Dia menangis di depan Neha ketika mengingat semua yang sudah ia lakukan kepada wanita yang ada di depannya itu.
Tapi hati Neha sudah mati untuk Dimitri. Jangankan iba, Neha malah muak melihat dimitri saat ini.
Braaak!
" Sebaiknya kau pergi, ini rumah sakit dan sebagai wakil direktur aku nggak suka pekerja ku diganggu. Neha adalah dokter ku sekaligus keluargaku, jadi jangan pernah ganggu Neha lagi. Hubungan kalian udah kelar kan, jadi pergilah."
Fattah muncul dari balik pintu. Dia memang ada yang ingin dibicarakan dengan Neha terkait izin cutinya. Tapi siapa sangka di sana malah dia menemukan Dimitri.
Lagi pula ucapan Neha yang sedikit keras tadi terdengar dari luar ruangan. Dan Fattah menjadi buru-buru masuk karena ia khawatir terjadi sesuatu pada Neha.
" Bang, biarin aku yang urus ini."
" Nggak Neha, ini adalah tempat kerja. Aku berhak mengusir orang yang tidak berkepentingan."
Fattah terlihat sangat tegas, dia benar-benar ingin segera membuat Dimitri keluar dari ruangan Neha. Jika bisa dia pun ingin menghajar Dimitri, tapi Fattah tidak bisa melakukan itu, meskipun dia menahan sekuat tenaga agar tidak melakukannya.
" Maaf, saya akan segera keluar. Permisi."
Dengan langkah lunglai, Dimitri keluar dari ruangan Neha. Ia benar-benar lupa bahwa Neha berasal dari keluarga besar. Neha juga masih bagian dari keluarga pemilik rumah sakit.
Sekarang Dimitri baru merasa dirinya benar-benar bodoh. harapannya untuk kembali kepada Neha agaknya akan pupus.
" Kamu semakin jauh Neha, kamu terlihat semakin tidak bisa kugapai. Aku beneran minta maaf."
TBC
selamat buat kalian berdua
Bahwa kehadirannya sungguh berharga 🎶