Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 19 - Dewa Penolongku
Aston sudah mengenal Gloria sejak lama, mereka bahkan tumbuh dewasa bersama-sama. Karena alasan itu pulalah Aston sudah menganggap Gloria sebagai adiknya.
Jadi ketika Ivana mengatakan bahwa dia ingin berteman dengan Gloria maka dia tidak merasa keberatan sedikitpun, justru mendukung keputusan tersebut.
Baginya Dia tidak memiliki ikatan apapun dengan Gloria ataupun Ivana. Gloria adalah wanita yang akan segera dia ceraikan, sementara Ivana, Aston belum bisa menebak Sampai kapan hubungan mereka akan berlangsung.
Tapi jika harus memilih diantara kedua wanita itu jelas perasaan Aston lebih berat kepada Ivana, karena hanya Ivana lah yang mampu membuatnya sangat bergairrah.
"Istirahatlah, hari ini kamu pasti lelah sekali," ucap Aston, dia pun mengelus puncak kepala Ivana dengan lembut.
Sementara Ivana hanya menanggapi dengan anggukan kepala. "Jika besok-besok aku bertemu dengan Gloria, tidak apa-apa kan?" tanya Ivana lagi, hanya untuk memastikan.
"Tidak apa-apa Ivana, lakukan Apapun yang kamu mau, jalin lah pertemanan seluas mungkin. Bukankah aku sudah mengizinkanmu untuk berteman dengan pria juga? asal kamu tahu batasannya, aku tidak suka wanitaku terlalu dekat dengan pria manapun," jelas Aston panjang lebar dan Ivana kembali mengangguk paham.
"Terima kasih," ucap Ivana kemudian.
"Mandilah," titah Aston pula.
Mereka berpisah dan menuju kamar masing-masing.
Sebelum mandi Ivana putuskan untuk kembali memeriksa pesan yang telah dia kirimkan pada sang kakak. Ternyata hingga sekarang belum juga ada respon apapun, jangankan dibalas, dibaca pun tidak.
"Aku mohon Bang, setidaknya beri aku kabar, Abang dimana sekarang," gumam Ivana, lalu menghela nafasnya dengan begitu kasar.
Saat makan malam tiba, barulah Aston dan Ivana keluar. Mereka memesan makanan dari restoran yang ada di apartemen ini, menunggu selama 10 menit dan hidangan tersaji di atas meja.
"As, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Ivana. Mereka kini duduk saling berdampingan. Awalnya Ivana ingin duduk saling berhadapan saja, tapi Aston malah pindah di sampingnya begini.
"Apa? Katakan?"
Ivana tak langsung menjawab, dia diam beberapa detik, sampai menciptakan hening sesaat. Sebelum akhirnya buka suara. "Apa kamu dimana keberadaan kakaku dan keluarganya?" tanya Ivana lirih.
Aston yang hendak makan jadi menghentikan pergerakan tangannya.
"Sebenarnya aku juga masih mencari, tapi belum menemukan hasil apapun. Beberapa bulan lalu aku hanya fokus mencarimu," balas Aston jujur, sumpah memang inilah kebenarannya.
Setelah berhasil menemukan Ivana, Aston pun memerintahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Di mana keberadaan kakak kandung Vana. Namun hingga kini belum membuahkan hasil apapun.
Ivana sampai merasa terenyuh saat mendengar jawaban tersebut, di satu sisi Aston selalu mampu membuatnya semakin jatuh cinta seperti ini.
"Sabarlah, ku usahakan untuk secepatnya menemukan kakak-kakak mu," balas Aston, Ivana memang memiliki dua kakak laki-laki dan kedua kakaknya itu pun menghilang bersama keluarganya masing-masing.
"Terima kasih," balas Ivana, hanya mampu menjawab seperti ini. Mengingat semua hal yang dilakukan Aston untuknya, membuat Ivana ingin selalu patuh pada pria ini.
Namun rasa bersalahnya pada Gloria membuat dia bimbang sendiri, entahlah, Ivana tak tahu harus apa sekarang. Hanya bisa mengikuti alur yang telah disusun oleh Tuhan.
"Makanlah, jangan memasang wajah sedih seperti itu. Aku tidak suka melihatnya," ucap Aston.
Ivana langsung tersenyum seketika itu juga, "Aku tidak akan bersedih lagi, karena disampingku ada dewa penolongku," balas Vana, mulai bersikap manis dan menggoda.