19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Terpesona
Thomas bergabung dengan Afrizal yang duduk santai di meja makan. "Makanlah sup pereda mabuk. Ini lezat dan tekstur nya ringan ". Afrizal pada sahabat nya menunjuk dengan dagunya.
"Apakah dia yang memasak nya?" Tanya Thomas menatapnya penasaran sambil menyeduh sup pereda mabuk itu.
"Dia cantik dan sangat menggoda. Apa kedudukan nya di sini? Kau anak tunggal jangan katakan jika dia adikmu!" Sarkas Thomas.
"Istri ku. Ratu di istana ku ini. Mengapa kau tergiur oleh pesonanya?" Jawab Afrizal pongah duduk bersandar pada kursinya.
"Sudah ku duga. Raja iblis seperti kamu pasti memiliki sesuatu yang kau sembunyikan dari kami." Sindiran Thomas tak membuat lelaki itu langsung kalah. Lelaki itu tak terpengaruh oleh nya asyik dengan makanannya.
"Apa Tuan sudah bangun? Apa dia sudah makan?" Andita bertanya kepada maid nya kala masuk ke ruang tamu mendapati seorang maid sedang bersih-bersih di sana.
"Tuan bangun siang jam satu dan beliau makan bersama tamunya di meja makan. Sudah memakan sup yang Nyonya masak tadi pagi." Lapornya sambil menunduk.
Andita mengangguk dan bermaksud kembali karena tujuannya pulang hanya memastikan Afrizal baik-baik saja. Namun wanita itu terhenti langkahnya kala mendengar suara bariton milik Afrizal.
"Mengapa tak masuk? Kau mau pergi lagi?" Tanya Afrizal, lelaki itu berdiri tegak diantara ruangan ruang tengah dan ruang makan. Di belakangnya ada Thomas yang membawa segelas air putih.
"Iya. Aku ada pekerjaan. Dan mungkin akan pulang telat." Jawab Andita menatapnya tak berkedip, bukan tatapan menantang atau sebaliknya.
"Bukankah aku meminta mu untuk keluar dari institusi itu? Kau masih tak menurut perintah ku lagi?" Suaranya terdengar kesal karena di abaikan.
"Lalu menjadi simpanan mu, duduk manis begitu? Kau lah yang datang dalam hidupku. Kaulah yang memaksa masuk ke kehidupan ku! Cari saja wanita yang menurut padamu!" Jawab Andita membalikkan badannya berjalan menuju ke motor nya.
Afrizal tak terima lalu berjalan menuju ke Andita, tersentak saat tangannya di cekal Andita memberontak. Terjadi pertarungan antara mereka. Thomas menatap nya takjub dengan pemandangan di depannya.
Andita melayang kan tendangan keras ke arah Afrizal yang menangkisnya saja, wanita cantik itu tak mau di hentikan terus melayang kan serangan. Pukulan keras juga tendangan keras. Afrizal meringis kala sepatu boots itu mampir ke pergelangan tangannya.
Lelaki itu tak mungkin membalasnya hanya menangkis saja dan mencoba melumpuhkan kekuatan istrinya. Andita menarik serangannya juga menjaga jarak dengan mundur beberapa langkah.
"Ini masih jam kerja, aku memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam pekerjaan juga ada sumpah yang ku junjung tinggi." Teriak Andita kesal.
"Bisa kan kau ambil ijin atau cuti?" Debat Afrizal tak mau kalah. "Kau gila! Ini bukan perusahaan mu! Sesuka hati nya kau ambil libur! Sudah habis semua jatah cuti ku! "
"Mengerti lah. Jangan egois, kau nikahi saja wanita cantik mana saja, dia akan menemani mu 24 jam. Toh aku cuma kau jadikan wanita simpanan! Kau yang melarang aku mengekspose tentang mu!"
Sekali lagi perdebatan Andita menohok hatinya, Afrizal tersinggung dan tak terima karena semua yang di lontarkan Andita benar apa adanya. Egonya tersentuh oleh perkataan itu.
Dengan gesit ia melangkah ke kendaraan motor nya menyalakan langsung mengebut, Afrizal kalah cepat dengan gerakan-gerakannya. Hanya menatapnya tajam kesal dengan gemuruh di dadanya.
Thomas terpaku tak bergerak dari tempatnya melihat semuanya seperti patung. "Dimana kau bertemu dengan nya? Begitu cantik dan pintar. Bahkan ia bisa mengatasi raja iblis seperti mu? Kurasa aku terpesona oleh nya."
"Jangan pernah kau sentuh dia biarpun itu sehelai rambut nya! Jika kau tak mau berakhir di kuburan!" Hardik Afrizal yang penuh emosinya melangkah masuk, dan Thomas hanya terkekeh geli melihat tingkah laku Afrizal.
"Cantik banget." Gumam Thomas melangkah ke mobilnya yang diparkir di halaman rumah tersebut. Melajukan mobilnya meninggalkan rumah Afrizal.
Di tempat lain Adam masih menelan kecewa karena tak bertemu dengan pujaan hatinya yang tak nampak di halaman kantor tersebut. Mau bertanya malu, takut nya menemukan beberapa fakta mungkin bisa menguntungkan atau membuat hatinya patah. Dia tak mau mengalaminya lagi. Patah hatinya karena wanita yang diinginkan memiliki pujaan hati.
Pucuk ulam pun tiba Adam melihat Andita yang melewati nya dengan motor matic nya. Adam bergegas menuju ke arahnya namun Andita lebih cepat dan gesit. Wanita itu sudah masuk ke dalam dan ia terpaksa lapor ke penjaga untuk keperluan nya. Namun karena ia masih minim informasi tentang Andita maka diputuskan untuk pulang saja.
Kedua lelaki itu terpesona dengan kecantikan serta pribadinya Andita. Wanita yang berbeda dengan biasanya mereka temui, wanita manja, genit dan penggoda.
Sedangkan Andita menuju ke ruangannya bersama partner kerja nya. Membaca berkas-berkas kasus pembunuhan berantai. "Korbannya rata-rata remaja dan yang diincar oleh pelaku adalah dia tinggal sendiri dan introvert dan pekerja.Satu lagi dia mandiri dari lingkungan sekitar nya." Tama membaca berkas-berkas dan menjelaskan.
"Tanpa sangkalan, tuntutan dari keluarga nya, korban memilih menerima nya adalah jalan yang baik. Sudah menjadi garis takdirnya." Sahut Andita secara tak sadar mencengkeram kuat berkasnya.
"Dan si pelaku melakukannya secara acak di lima titik." Tama menandai papan yang berisi denah wilayah dengan spidol warna merah.
"Jelas ini bukan hanya kasus biasa, pelecehan seksual ini harus kita berantas. Kejadiannya berurutan dan lokasi ada di sekitar wilayah ini." Tama berkata menatap anak buahnya.
"Diantara tempat kejadian berdekatan dengan wilayah sekolah kebanyakan di dekatnya adalah cafe, toko kelontong dan mini market. Ada warnetnya. Tak ada perkantoran atau semacamnya." Andita mengemukakan opini.
" Jadi pelaku kemungkinan besar adalah pengangguran atau siswa itu sendiri?" Gumam Bima.
"Bisa jadi juga gelandang sekitarnya, namun di sana jauh dari pemukiman juga wilayah kumuh." Tama kembali mengajukan argumentasi.
"Ck. Bisa jadi lansia kesepian seperti lelaki duda yang kerja nya pengangguran, jadi ***** bawaannya karena kurang belaian. Lihat paha anak-anak remaja yang sekarang makin berani." Sahut Bima.
"Bisa juga gitu. Masalah nya sekarang internet mudah di akses dimana aja dan kapanpun. Karena itu dia mengaksesnya, jadi baper dan tak ada tempat pelampiasan."
Sena.
"Tak hanya itu saja, bisa jadi enggak ada dana apapun jadi bukan?" Celetuk Sena. Semuanya menatap Sena dengan kesal. Dan yang bersangkutan hanya meringis karena argumentasi nya yang vulgar.
Mereka sedang berdiskusi tentang kasus baru yakni pelecehan pada remaja sepulang sekolah. Karena remaja kebanyakan dari mereka tidak langsung pulang namun nongkrong bareng dan pulang sendirian pada hari menjelang malam. Di saat rentan mereka di serang apalagi mereka melewati jalan yang sepi juga minimal cctv.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin