Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Kau ini benar benar Dokter berkelakuan memalukan" Risya datang dan langsung duduk di depan Aby yang tengah menyantap makan siangnya di Kantin Rumah Sakit.
Wanita bertubuh tambun itu mengaduk terlebih dahulu salad sayurannya sebelum menikmatinya.
"Kau ini?" Aby memutar matanya Jengah menunjukkan beberapa dokter koas dan Residen yang tengah memperhatikan mereka berdua ia hanya tidak ingin para juniornya mendengar bahasa non formal dan umpatan Risya kepadanya.
"Mereka melihatmu, bukan melihatku"Balas Risya ketus, sambil terus menyantap saladnya, "Kau tidak sadar semua orang membicarakan suasana hatimu yang beberapa hari ini berubah baik, Entah besok apaĺagi, semua junior di departemen bedah umum dibuat ketar ketir dengan kelakuanmu yang sering berubah ubah, Kau ini sama sekali belum berubah sejak dulu, aku kasihan dengan Senja dirumah, harus menghadapi suami yang tidak bisa mengendalikan perasaannya"jika sedang mood yang baik Aby memang tak pernah marah marah ditempat kerja, kemarin bahkan ia menggantikan seorang residen yang tidak tahu cara melakukan intubasi tanpa memarahinya.
"Apa urusanmu" Jawab Aby acuh tak acuh.
"Jadi jadi bagaimana sekarang? Apa kau dan Senja sudah memutuskan untuk hidup bahagia hingga ajal memisahkan" Tanya Risya antusias, ia sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan, sahabat Aby yang satu ini memang selalu ingin tahu dan ikut campur dengan kehidupan teman seperjuangannya itu.
"Kau fikir saja sendiri"
Risya kembali menarik tubuhnya dan bersandar di sandaran kursi, beberapa hari ini Aby memang terlihat berbeda, dan ia yakin itu semua karena senja, sebab sepengetahuan Risya, Aby tak peenah terlihat sebahagia ini ketika menikah dengan Laras.
"Selamat kalau begitu, kau memilih keputusan yang tepat"
Mereka berdua akhirnya melanjutkan makan siang tanpa suara, sampai akhirnya beberapa percakapan Dokter Residen dari departemen Obgyn yang hendak makan siang dimeja tepat disamping aby dan Risya mengalihkan atensi keduanya.
"Kenapa ya Dokter Larasati gak pernah masuk? Padahal ini sudah 3 hari loh"
"Iya mana gak bisa dihubungi, diapartemennya juga gak ada orang"
"Apa gak ada yang bisa dihubungi yah, aku jadi khawatir"
Risya dan Aby saling menukar pandangan heran.
Larasati tidak masuk? Aby tidak percaya ia tahu bagaimana ambisinya mantan istrinya itu ia tak mungkin mengabaikan pekerjaan sekaligus pendidikannya tanpa alasan.
Aby segera mengambil ponsel dari dalam saku jas putih kebanggaannya dan hendak memeriksa Chat Laras, ia memang mengabaikan pesan wanita itu beberapa hari yang lalu, bagi Aby asal ia mengirimkan uang semuanya pasti beres.
Namun saat hendak membuka kunci layar ponselnya Pergelangan tangan Aby dicekal oleh Risya.
"Jangan khawatir berlebihan By, ingat kau sudah punya Senja"
"Aku hanya ingin mencari tahu Risya, bagaimanapun dia masih menjadi mama dari Kaila"
"Ingat Aby, jangan berlebihan!!" Tukas Risya penuh penekanan.
.
.
.
'Aku pulang telat ya, tidur duluan ingat tidur dikamar kita'
Senja yang tengah menyiapkan makan malam melepaskan apronnya setelah selesai membaca pesan yang baru saja masuk dari Aby.
"Kaila bobo ya, yuk ganti baju sayang" Senja membawa Kaila yang baru saja menyelesaikan makan malamnya kedalam kamarnya lalu menidurkan gadis kecil itu.
Senja tak bisa tidur malam itu karena jam dinding dikamarnya sudah menunjukkan pukul 10 malam dan suaminya belum juga pulang.
Sementara Aby yang memang ada jadwal operasi hingga jam 9 malam langsung ke Apartemen Laras mencari keberadaan mantas istrinya itu.
Aby langsung masuk karena Laras sudah memberitahu passcode pintu nya adalah tanggal pernikahan mereka dulu. Ada rasa enggan saat aby menekan angka yang pernah sangat penting untuknya itu,bagaimanapun kini ia memiliki Senja wanita muda yang seakan mengalihkan semua dunianya.
.
.
"Dia sudah mencarimu?" Tanya Dokter Aleta, Seorang Dokter umum pemilik klinik kecil di pinggiran kota.
Dokter wanita itu adalah teman seangkatan Laras saat kuliah dulu, artinya ia juga adalah junior aby dan Risya.
" Sudah" Laras tersenyum smirk sembari mengamati layar ponselnya yang memperlihatkan rekaman cctv di Apartemennya,ia bisa melihat Aby tengah kebingungan mencari keberadaannya.
"Padahal kau sudah menghilang 3 hari tapi dia baru sadar, apa tidak sebaiknya kau menyerah saja ras, betul kata mantan mertuamu, mungkin kalian memang sudah tidak memiliki Jodoh" Meski Mendukung Laras kembali pada Aby namu Aleta juga berusaha mengembalikan kesadaran Dokter 32 tahun yang kini ia rawat di klinik kecilnya itu.
Yah Sudah dua hari Laras terbaring lemah dengan selang infus yang menempel dipunggung jarinya, wanita itu baru saja berbuat bodoh kemarin, ia sengaja menelpon Aleta setelah meminum begitu banyak pil penenang hingga mengalami keracunan obat, sebenarnya Laras sudah menghubungi Aby namun panggilannya diabaikan.
Aleta yang panik langsung membawa Laras kerumah sakit, tentu bukan rumah sakit tempat aby dan Laras bekerja.
Namun saat sudah lebih baikan Laras justru meminta Aleta membawanya ke kliniknya saja demi bisa menjalankan rencananya.
Yah Laras ingin melihat masikah Aby peduli padanya? meski ia kecewa karena Aby baru menyadari ketidakberadaannya setelah 3 hari.
"Leta, aku minta tolong ya" Laras menyerahkan ponselnya yang berdering dan memperlihatkan nama Aby disana.
"Hah" Aleta menghela nafas, "Baiklah sesuai skenario ya"ucapnya lagi.
"Mengapa menghubungi Laras lagi? Bukankah kau sudah tidak peduli padanya" Ujar Aleta ketus pada Aby.
"Dimana dia sekarang?" Aby masih menjawab dengan nada datarnya, tak perlu perkenalan karena Aby sudah tahu sosok yang menjawab ponsel Laras.
Yah, mantan istrinya itu dulu beberapa kali mengajak Aleta kerumah mereka, sehingga Aby dan Aleta sempat akrab.
"Dia baru saja melewati masa kritis, Laras mencoba bunuh diri karena kamu!!"
Tit....tit.....
Aleta mengakhiri panggilannya lalu menonaktifkan ponsel Laras sesuai dengan perintah siempunya.
"Kau yakin Aby akan kesini?"
"Aku yakin Leta, Aby pasti masih ada perasaan padaku, aku tak percaya ia bisa dengan muda berpaling dengan anak ingusan itu"
.
.
"Bunuh diri" Aby menggelengkan kepalanya, ia pun terkejut dan takut dengan apa yang baru saja di katakan Aleta.
Ada rasa bersalah dihati Aby karena seharusnya ia tidak mengabaikan Laras tapi menyelesaikan semuanya dengan cara baik baik.
"Mas...." Senja menghampiri Aby yang nampak sangat kusut.
Pria itu terlihat sangat lelah saat memeluk tubuh Senja Erat " Ini sudah jam 1 malam kenapa belum tidur hemmm"
"Bagaimana aku bisa tidur kalau mas belum pulang"
"Tadi ada operasi malam dan ada beberapa masalah" Aby jelas tak akan bilang kalau ia habis mencari keberadaan mantannya, ia tak ingin membuat Senja kecewa dan akhirnya kembali menyerah dengan pernikahan ini, jujur Aby tak bisa membayangkan kelak hidupnya dengan kaila tanpa sang istri.
"Ya udah Mas aku siapkan air hangat dulu ya,mas bersihkan tubuh terus tidur ini sudah sangat larut"
"Iya sayang" Aby melepas pelukannya, sehingga ia bisa melihat wajah Senja yang bersemu merah berjalan menuju kamar mandi.