AKU MASIH PERAWAN

"Hentikan, anak muda, kau telah menyakiti cucuku." Teriak Nurma saat keluar dari dalam mobil mewahnya dengan tergopoh gopoh tanpa harus menunggu sopir membukakan pintu atau apalah, dia sudah sangat geram dengan tingkah laku suami Ais, bahkan Nurma sudah tidak peduli kalau dia tidak boleh ikut campur urusan rumah tangga orang lain.

Kalau Nurma diam saja, buka. hanya fisik Aisyah yang terluka pasti batin dan mentalnya juga.

Dirga menoleh ke arah Nurma yang turun dari Roll royce yang di lihatnya tadi mengantar Ais pulang. Deg batin Dirga.

" Siapa anda, kenapa tiba tiba berada di tempat saya?" Tanya Dirga mempertahankan Egonya yang tinggi

" Dia cucu saya, apakah kau menikahinya hanya untuk menganiaya dia ha." Kata Nurma dengan nada tinggi. Nurma menoleh ke arah Aisyah yang pingsan, dan di tolong dua orang asisten rumah tangga Dirga.

" Rudi bawa Aisyah ke rumah sakit!" perintah Nurma dengan nada yang cukup keras.

" Siap nyonya." jawab Rudi sopir pribadi Nurma.

" Tunggu, kalian tidak perlu ikut campur urusan rumah tangga saya." Dirga mencegah Rudi mengangkat tubuh lemah Aisyah.

" Rudi tunggu apa lagi, bawa Aisyah ke rumah sakit, kalau sampai terjadi apa apa kamu yang bertanggung jawab." Kata Nurma Lagi.

Segera Rudi mengangkat tubuh Aisyah tanpa mempedulikan Dirga, di bantu Susi membukakan pintu mobil untuk mereka.

" Kau tidak lebih dari seorang iblis, daripada seorang suami." jawab Nurma.

" Anda tidak tahu apa apa nyonya, wanita itu telah menjual tubuhnya pada banyak orang, lalu apa yang harus saya lakukan, harus bangga begitu, bahkan dalam satu hari saja ada 2 orang kaya yang membawanya, pagi tadi seorang pengusaha memakai ferrari merah, barusan dengan om om menggunakan Roll royce." jawab Dirga tak terima.

" Apa itu roll Royce yang anda maksud tuan, apakah seorang nenek tidak boleh mengantarkan cucunya?" tanya Nurma dengan Geram.

Lalu dia segera masuk ke dalam mobilnya dan membawa Aisyah ke rumah sakit. Sementara Dirga masih tidak percaya dengan pendengarannya.

" Apa, cucu bukannya dia cuma pelayan toko roti, yatim piatu ahh, sial kenapa bisa begini." Dirga meremas rambutnya kasar dia tidak habis fikir bagaimana bisa Aisyah punya nenek konglomerat.

Dirga kembali ke mobilnya, dia ingin menyusul Nurma, kemana nenek itu membawa Aisyah.

Minah dan Susi cuma bisa mengelus dada mereka, dan ikut menyesali perbuatan majikannya yang sudah sangat sadis itu.

" benar kata nenek itu, tuan Dirga tak ubahnya hanya seorang iblis." ucap Minah.

" Benar budhe, dan pasti nyesel tu, karena ternyata Aisyah cucu konglomerat, kalau saya jadi Ais, lebih baik cerai saja dari si iblis itu." Jawab Susi.

Saat itu mobil Dona juga masuk ke halaman rumah, Dona Melihat Mobil Dirga dengan buru buru.

" Susi, ada apa ini, kenapa Dirga pergi buru buru?" Heran Dona.

" Itu lo nyonya, tuan muda baru saja menyiksa Non Aisyah sampai pingsan, tapi non Aisyah Nya sudah di bawa neneknya, sepertinya tuan salah faham, karena non Aisyah di antar pulang oleh seseorang memakai roll royce, tapi ternyata itu mobil nenek non, Ais." Jawab Minah dengan jelas.

" Apa, bodoh sekali sih itu anak, lalu apa tadi Aisyah sempat menandatangani sesuatu?" tanya Dona.

" Sepertinya tidak tuan, karena dari tadi ketika datang Tuan sudah marah besar dan menyeret non Ais." Jawab Susi.

" Ah, bisa berantakan kalau sudah begini, ke rumah sakit mana mereka membawa wanita itu?" Tanya Dona lagi.

" Maaf, kami tidak tahu." jawab Susi.

Dengan kesal akhirnya Dona masuk ke dalam rumah, bukannya iba, tapi malah kesal.

"Dasar ibu dan anak yang aneh budhe, pasti ada sesuatu yang mereka rencanakan." bisik Susi.

" Yo wis ayo kita kerja lagi, nanti bisa marah lagi dia." Minah segera mengajak Susi kembali ke belakang.

Sementara Rudi membawa Aisyah ke rumah sakit purnama, Nurma merupakan salah satu pemegang saham terbesar di rumah sakit tersebut.

" Ayo Rud, cepat!" Pinta Nurma.

" Iya nyonya, saya masih berusaha untuk maksimal." jawab Rudi.

15 menit kemudian mereka sampai di rumah sakit Purnama dan langsung menyambut Nurma serta memberi pelayanan terbaik untuk Aisyah.

Aisyah segera dibawa masuk ke dalam dan di tangani dokter terbaik disana, yang kebetulan juga hendak pulang, jadi Dokter Damar tidak jadi pulang, dan menangani Aisyah dengan baik.

Nurma juga menghubungi Leo cucunya.

" Leo, nenek ada di rumah sakit Purnama." ucap Nurma dalam voice note Wanya.

Di Star Atmaja, Leo serta Jimy dan Robi juga sudah turun ke lobi untuk pulang kerja.

" Jalan yuk bos, cue carikan barang bagus." kata Jimy.

" Halah apa lo bisa jamin, Arjun mau bangun seperti melihat Aisyah?" tanya Leo sambil menyindir.

" Hehe, itukan cuma bos dan Arjun yang tahu, lagian istri orang bos suka." jawab Jimy.

" Dia beda, dan sepertinya gue jatuh cinta pada pandangan pertama deh, makanya kalau di beri tugas segera di laksanakan, kebiasaan ngaret." kesal Leo.

" Sori bos, hari ini jadwal kita padet banget bos." jawab jimy.

" Sukurin." ejek Robi.

" sialan lo, coba lo jadi gue, gak sampai seminggu di pecat lo." balas Jimy, dan memiting Robi.

" Ampun ampun, bos tolong gue, ada kdrt." Kata Robi sambil berusaha lepas dari Jimy.

Leo tidak menggubris tingkah kedua asistennya itu yang selalu berantem dan bercanda, tapi mereka akan tetap profesional dalam pekerjaan mereka.

Leo terus melangkah ke Tempat parkir, dalam perjalanan dia melihat chat neneknya yang bilang kalau sekarang di rumah sakit.

Leo segera masuk ke dalam mobil Mercedes-Benz yang tadi di kirim dari rumah, Leo segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, takut terjadi sesuatu pada Nurma.

Leo menyalip mobil mobil di depannya dengan lihai hingga tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah sakit.

Kalau Dirga dia masih mencari Aisyah, Dirga menuju ke rumah sakit terdekat dengan rumahnya, tapi tidak ada pasien baru bernama Aisyah sampai Dirga juga Menuju ke Rs Purnama juga.