Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Mommy aku Ijin keluar sebentar ingin membeli sesuatu.." Ucap Devita memberitahu Mommy sofia.
"Di antar Dafa saja ya kalau begitu nak.. Supir Mommy masih pulang kampung.." ucap Mommy Sofia.
"Nggak perlu Mommy,aku bisa sendiri hanya mau kesupermarket sebentar.." Ucap Devita.
"Baiklah berhati-hatilah kalau begitu ya.." Ucap Mommy mengijinkan Devita keluar.
"Ia Mom..Kakak keluar sebentar ya dek..nggak lama.." Ucap Devita.
"Ia kak..hati-hati kak." Ucap Dika yang di angguki Devita kemudian dia lansung berjalan menuju keluar,kemudian dia melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah mewah itu.
Disisi lain Dafa menurun anak tangga lalu menuju dapur.
"kak Dafa..ayo makan lagi.." Ucap Dika mengajak Dafa makan lagi.Dafa mendekati Dika duduk lalu mengusap kepala Dika.
"Kamu makan saja..kakak sudah kenyang.." Ucapnya.
"Mom buat aku jus Apel Mom.." Ucap Dafa.
"Sudah ada di dalam kulkas son..oh ya barusan Devita meminta Ijin keluar.." Ucap Mommy segaja memberitahu Dafa.
"Ya Mom.." Hanya itu jawabanya Dafa, kemudian mengambil minuman Jusnya di dalam kulkas lalu membawa duduk kembali menghadap meja makan.
"Dika mau berangkat sekolah barengan kakak besok..?" Tanya Dafa.
"Emm aku tanya kakak dulu nanti kak.." Ucap Dika belum mengiyakan ajakan Dafa.
"Baiklah..beritahu kakak kalau kamu sudah menanyakan kakak kamu.." Ucap Dika.
"Ia kak.." jawab Dika.
"Aku keruangan kerjaku dulu Mom..kakak pergi dulu Dika.." Ucap Dafa lalu memberitahu Dika juga.
"Ia kak.." Ucap Dika.
Dafa pun berlalu dari ruangan makan itu melangkahkan kakinya menuju ruangan kerjanya.
Berapa belas menit kemudian,terdengar di luar suara guntur dan petir menyembar begitu kuatnya dan tidak lama hujan kuat turun.
Dafa melanjutkan melihat pekerjaannya tampa perduli dengan suara hujan turun kuat sekali.
Tok..tok..
"Dafa..."
"Masuk saja Mom,tidak di kunci.." Ucap Dafa yang tidak lama Mommy sofia masuk kedalam.
"Ada apa Mom..?" Tanya Dafa sembari membuka kaca matanya.
"Devita belum juga kembali son..Hujan di luaran sana sangat kuat,Mommy takut terjadi apa-apa..Dika menangis terus mengingat kakaknya.tolong kamu cari dia son.." Ucap Mommy meminta.
kau benar-benar wanita sangat merepotkan ku sekali..
Gerutu Dafa dalam hatinya.
"Baik Mom..aku akan cari Dia.." Ucap Dafa.
"Makasih Son..Mommy mau menemui Dika dulu.." Ucap Mommy Sofia lansung keluar dari ruangan kerja putranya.
"Sungguh merepotkan sekali wanita itu.." kesal Dafa bangun dari tempat duduknya lalu keluar dari ruangannya itu berjalan cepat menuju mobilnya. Tidak lama Dafa melajukan mobilnya dalam keadaan Hujan masih kuat turun malam itu.
"Ais..aku lupa menanyakan kemana dia pergi kepada Mom tadi..sial.." Kesal Dafa lalu menelusuri jalanan itu.
"Apa mungkin Dia kesupermarket di depan...?" Dafa melajukan mobil menuju supermarket tidak jauh dari kawasan jalanan rumah mereka.
"Tapi mobilnya tidak ada disini..Kemana wanita itu pergi..Ahh sialnya aku lupa membawa ponselku juga,benar-benar sial.." Gerutu Dafa melihat kiri kanannya lalu melajukan lagi mobilnya menelusuri jalanan.terlihat di depannya dia melihat mobil Devita terparkir namun dengan keadaan pintu mobil tertutup semua.
Dafa lansung keluar tampa perduli tubuhnya basah-basah.Dia menyenter kedalam Mobil itu namun tidak melihat Devita ada di dalamnya.
"Apa yang terjadi dengan wanita ini, kemana dia..?dia tidak ada disini..? Apa mungkin di culik lagi..tapi siapa?" Dafa mengedarkan pandangannya melihat kiri kanannya dan terbesit dalam hatinya menghuatirkan keadaan Devita dan dia juga lansung teringat di ujung jalan ada sebuah Restoran.Dafa masuk kedalam mobilnya lalu melajukannya menuju Restoran Itu. Sampai disana Dafa turun lalu masuk kedalam Restoran itu ingin memastikan apakah Devita ada disana. saat dia melihat kearah kirinya, tangan Dafa lansung mengepal kuat dan Darahnya sangat mendidih saat itu. tampa perduli dengan keadaannya yang basah,Dafa melangkah cepat menuju meja itu dan sampainya disitu dia lansung mencekal kuat tangan Devita.
"Tuan..?" Ucap Devita terkejut melihat Dafa dan juga melihat keadaan Dafa basah kuyub.
"Kau..Aku menyesal karena sudah menghuatirkan keadaan kau..Kau membuat seluruh orang rumahku panik dan semantara kau malah asik berduaan disini Hah..wanita macam apa kau!!" Bentak Dafa sangat mengerikan saat itu.
"Dafa kamu..sa__"
"JANGAN IKUT CAMPUR!!" Bentak Dafa kepada Gani.ya Devita saat itu sedang duduk bersama Gani.
Dafa lansung menarik tangan Devita lalu menyeretnya menuju parkiran tidak perduli orang-orang melihat mereka saat itu.bahkan mereka beranggapan Devita,wanita yang tidak benar dan berani berselingkuh dari suaminya.
"Sakit Tuan..." Rintih Devita masih di seret Dafa dan tangannya di cekal kuat oleh Dafa.
"BERHENTI DAFA! Kau salah paham..!" pekik Gani.
"Dan aku tidak perduli! MASUK!!" ucap Dafa lalu kembali membentak Devita menyuruhnya masuk kedalam mobilnya. tampa berani membantah Devita lansung masuk kedalam mobil Dafa.
"Aku peringatkan kau Gani..jangan sekali kau mengulangi kesalahanmu jika tidak aku akan menghancurkan dirimu.!" Dafa lansung masuk kedalam mobilnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Hiks..hiks..
"Ber..berhenti Tuan..sa..saya takut Tuan..berhenti.." Ucap Devita memohon ketakutan melihat kegilaan Dafa membawa mobilnya saat itu.
Dafa menghentikan mobilnya,lalu menatap kearah Devita yang masih menangis ketakutan.
"Kau tau..Dirumah,Mommyku ketakutan seperti apa mengenai keadaanmu dan adikmu,dia menangis dirumah memikirkan kau..kau punya otak tidak hah..kau malah pergi keluar untuk bertemu pria..! Sungguh aku ingin mencabik-cabikmu saat ini..!" Triak Dafa marah.
"Tidak tuan...bukan seperti itu..anda salah paham.." Ucap Devita masih menangis.
"Salah paham katamu hah!! Jelas-jelas kau berduaan lalu apa yang kau bilang salah paham hah...!!" Bentak Dafa lagi.
Hiks...hiks..
"Anda salah paham Tuan...aku tidak__"
"Berhenti bicara omong kosongmu..!" Dafa mengambil alat di mobilnya lalu menghubungi Raka.
"Beritahu orang rumah,aku sudah menemukan Dokter Devita.katakan pada Mommy.aku tidak pulang kerumah..kami kembali keApartemen." Dafa lansung mematikan sambungan alat itu dengan Raka.Dafa melajukan mobilnya menuju Apartemen,dia tidak mungkin membawa Devita pulang kerumah dengan keadan seperti sekarang.
Tidak lama mereka sampai di Parkiran Apartemen Dafa.Dafa turun lalu membuka pintu untuk Devita,tampa bicara dia membopong tubuh Devita masuk menuju Apartemennya.
"Ganti pakaianmu!" perintah Dafa dingin.
"Ak..aku tidak memiliki baju ganti.." ucap Devita masih ketakutan.
"Gunakan baju kemejaku.." Ucapnya lagi.Dengan berjalan pelan,Devita menuju ruang ganti lalu mengambil baju kemeja Dafa yang tidak ada warna lain selain warna putih.Devita lansung menganti bajunya dengan kemeja Dafa. Setelah selesai dia lansung keluar dan duduk menuju Sofa dalam kamar itu sedangkan Dafa lansung masuk kedalam ruangan ganti tampa menoleh kearah Devita.tidak lama dia juga keluar dengan pakaian biasanya.
"kamu tidurlah diatas..aku bisa tidur di sofa itu.." Ucap Dafa Dingin.tampa berani Membantah,Devita lansung berjalan cepat menuju tempat tidur lalu menutupi jenjang kakinya dengan selimut,semantara Dafa sedang keluar dari kamar itu menuju Dapur mengambil minuman.
"Sial..." Pekiknya menghempas Gelas membuat gelas itu hancur seketika.
"Kenapa aku harus marah seperti ini.. Lagi pula dia bukan siapa-siapa aku.." Dafa mengusap wajahnya dengan kasarnya.
"Aku sungguh Gila.." Gumannya merasa bersalah sudah memarahi Devita sampai membuatnya takut seperti sekarang.