"aku Aestic seorang gadis biasa dengan pengalaman cinta yang minim namun takdir cinta ku berubah setelah aku bekerja di sebuah toko ponsel".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datil Aula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Mimpi buruk
"Ibu…ayah maafin Aestic,”bibir ku bergetar aku tak sanggup melanjutkan ucapanku aku menatap lesu kedua bola mata ayah dan ibu mata yang berkaca-kaca seakan terlihat isi pikiran mereka aku menelan ludah dada ku terasa sesak aku menangis di dalam pelukan kedua orang tua ku.
Ibu mencoba menenangkan ku dan ayah terus saja menyemangatiku dan sesekali mulai bercanda untuk menghiangkan kesedihanku sesaat aku mulai merasa tenang aku mulai tersenyum kembali mendengar gurauan ayah.
“Drrrttt..”terdengar bunyi ponsel ku dari dalam tas ibu
“Haloo?”kepala ku masih terasa pusing aku mencoba menjawab tanpa melihat siapa yang menghubungi ku
"Sayang kamu dimana?aku telpon kamu dari tadi loh kok nggak ada kabar?
“Maaf Ash aku di rumah sakit tadi nggak sempat liat hp”
“Dirumah sakit? memang nya siapa yang sakit?”
“Dirumah tadi aku pusing mual juga kayaknya sempat nggak sadarkan diri ayah sama ibu yang bawa kesini”
…
Sejenak Ash terdiam entah apa yang ada di dalam pikiran nya sebenarnya aku ingin merahasiakan kejadian ini tidak mau membuat Ash khawatir dan lagipun ini bukan sakit yang parah gara-gara mimpi bodoh itu aku harus berakhir disini dan membuat semuanya khawatir tapi karena Ash sudah duluan menghubungi ku aku terpaksa jujur dan mungkin kalau aku tidak jujur Ash akan marah besar (hhuuftt).
“Sayang kamu shareloc sekarang aku kesana oke”.
Ash mematikan telpon nya semoga semuanya baik-baik saja aku tidak ingin masalah ini menjadi rumit semoga hari-hari buruk ku cepat berlalu kedepannya hanya ada hari hari baik (aamiin).
Perlahan mataku mulai terpejam malam yang dingin seakan angin tembus dari jendela rumah sakit tapi aku bersikeras untuk tetap terjaga aku tidak ingin mimpi bodoh itu kembali aku mencoba menatap sekeliling agar kantuk ku hilang ayah pulang mengambil barang barang yang diperlukan disini aku ditemani ibu.
“Drrt..” ponsel ku kembali berbunyi aku sudah bisa menebak pasti dari Ash
“Sayang aku didepan aku masuk ya” Ash meminta izin dengan suara sedikit khawatir karena mungkin akan merasa segan dengan orang tua ku
“Iya masuk aja nggak apa-apa kok” Ash mematikan panggilan nya
Krriit.. suara pintu berbunyi perlahan
“Assalamualaikum”
Terdengar suara pria yang tak asing dari luar iya itu Ash aku mencoba menatap wajah yang penuh kekhawatiran itu khawatir akan keadaan ku dan ayah ku pasti nya dia mencoba menghampiri ibuku menjabat tangan dan memberi kan sedikit oleh oleh.
Tap..tap..tap suara langkah kaki nya perlahan semakin mendekat aku menatap bola mata nya yang sedikit berkaca-kaca itu mata yang lesu Ash sejenak berdiam mungkin sedang menata kata kata nya yang akan dia lontarkan pada ku perasaan ku mulai bercampur aduk sedih mata ku kembali berkaca-kaca aku menutup mataku dengan pergelangan tangan ku seakan tak ingin Ash melihat airmata ku yang terurai.
"Kenapaa…?
Aku mulai mendengar suara lembut Ash aku menahan tangisku karena tidak ingin ibu yang ada diruangan ini mendengar nya dan tidak ingin menambah nambah kan keadaan buruk saat ini tapi air mata ku ini tidak berhenti mengalir aku harus bagaimana ya tuhan.
“Ssst..ssst.. udah nggak apa-apa ada aku disini yang tenang ya”