Nicolas Raymond atau kerap disapa sebagai Niko, pria tampan yang sangat di incar oleh banyak kalangan gadis remaja.
Pria ini tertarik dengan seorang gadis pendiam yang berprestasi di sekolah nya. Yah, gadis itu bernama Helena Lavender...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacar gue!
"Helen?"
Sontak Helen menoleh kepada pemilik suara.
"Eh, Kiki?"
"Iya,"
"Kamu ngapain disini?" Tanya Kiki mengambil duduk di tempat Niko tadi.
"Cuma nyari angin aja,"
"Sama siapa?"
"Sama Niko,"
"Ooh,"
"Eh, kamu ikut gak pergi hari Minggu?" Tanya Kiki.
"Ikut kok,"
Keduanya terus mengobrol tanpa di sadari Niko menatap dari jauh dengan amarah dan api cemburu. Ia mempercepat langkah nya agar sampai di tempat Helen.
"Helen?"
Sontak keduanya menoleh. Helen terkejut namun ia ingin membuat Niko merasakan bagaimana rasanya cemburu.
"Hm?"
"Dia siapa?"
"Kenalin ini teman aku,"
"Hai nama ku Kiki," sambil mengulurkan tangan nya.
Niko menyambut nya.
"Niko. Gak usah manggil aku-kamu gue gak biasa kecuali sama pacar gue!" Niko menekan kata 'pacar gue'
"Oh oke,''
"Kalau gitu aku pulang dulu ya Helen,"
"Loh kok cepat banget?"
"Aku ada urusan,"
"Eh, jaket kamu belum aku balikin kan? Ya ampun," Helen menepuk jidatnya.
"Gak papa kok,"
"Nih," Niko menyodorkan lima lembar uang kertas berwarna merah kepada Kiki.
"Loh buat apa?"
"Buat bayar jaket yang di pinjam pacar gue," lagi-lagi Niko menekan kata 'pacar gue'
"Gak usah. Kalau Helen masih mau pake gak papa kok,"
"Udah Kiki kamu ambil aja," Helen ikut menyuruh Kiki untuk menerima.
"Beneran?"
"Hm," dehem Niko.
Kiki menerimanya dan pamit untuk pergi.
"Es krim nya mana?"
"Gak jadi beli,"
"Loh kenapa?"
"Gak jadi aja,"
Sontak ucapan Niko membuat Helen cemberut.
"Ya udah kalau gitu yuk kita ke pasar malam," ajak Niko.
"Hah, emang nya ada ya?" Raut wajah Helen kembali ceria.
"Iya ada kok tadi aku liat,"
"Ya udah kita kesana!" Seru Helen semangat.
"Yuk," Niko kembali menggandeng tangan Helen.
Kebetulan jam sudah ingin beranjak malam.
"Gak mau beli jajan dulu?" Tawar Niko.
"Boleh,''
Keduanya menghampiri penjual popcorn dan memesan dua.
Tiba-tiba saja ada seorang anak kecil yang memakai baju sobek dengan penampilan menyedihkan.
"Kak?" Tanya anak kecil tersebut.
Niko dan Helen menoleh ke belakang saat anak kecil tersebut menarik baju kedua nya.
"Iya dek?" Helen mensejajarkan tinggi badan mereka.
"B-boleh minta pop corn nya gak?" Tanya anak kecil tersebut gemetar.
Helen menatap anak kecil tersebut dengan tatapan iba.
"Boleh kok,"
"Makasih ya kak,"
"Iya dek, tunggu dulu ya,"
Setelah menunggu sebentar akhirnya tiga pop corn siap, tadi Helen menambah satu lagi. Niko membayarnya, dan segera meninggalkan tempat tersebut.
Helen mengikut dari belakang bersama Anak kecil tersebut dan sesekali tertawa saat mendengar celotehan anak tersebut. Ternyata namanya adalah Rey.
Niko baru menyadari bahwa Helen tak berada di samping nya, ia membalikkan badannya.
"Yang, kok kamu gak di samping ku sih?!"
"Apasih Niko! Aku cuman mau ngobrol sama Rey,"
"Huh,"
Niko menarik tangan Helen yang sedari tadi menggandeng tangan Rey.
"Eh, eh Niko pelan-pelan! Rey!"
"Iya kak," Rey berlari dengan kaki kecilnya mengikuti kedua nya.
Niko berhenti di sebuah permainan kincir angin dan membeli tiket.
"Reeey!" Helen masih memanggil Rey.
Rey sampai dengan napas terengah-engah.
"Sini!" Ajak Helen yang di angguki Rey. Ia berdiri di samping Helen.
"Kak aku juga mau main," pinta Rey.
"Kamu mau juga?"
"Iya!!"
"Niko, kamu beli tiket berapa?"
"Dua,"
"Loh, kok dua sih?!" Protes Helen.
"Emang kenapa?"
"Kan ada Rey!"
"Huh, ya udah deh. Tapi dia pisah ya dari kita. Aku mau berdua sama kamu pokoknya titik!"
