kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.
Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.
Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.
Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerak
Wuuuuuushhh....
Sebuah desiran angin bertiup begitu sangat lembut dan memasuki sebuah kamar yang dihuni oleh sepasang suami istri yang sedang tertidur lelap.
Udara yang tadinya sangat dingin berubah menjadi gerah.
Saat bersamaan, satu sosok berambut panjang dengan wajah pucat pasi berdiri menatap sosok pria yang kini tubuhnya mulai kurus dan seolah tidak bersemangat.
Sosok itu masih berdiri ditempatnya. Aroma mepati menguar begitu sangat menyengat memenuhi ruangan kamar bercampur dengan aroma singkong bakar.
Sosok tersebut berjalan melayang menghampiri sang pria, tugasnya adalah membuat rudal pria itu kembali membusuk.
Sssssstttsss....
Terdengar suara seseorang memanggil sosok pucat tersebut.
Sosok wanita itu menoleh kearah sumber suara yang sedang memanggilnya. Disudut ruangan, terlihat satu sosok berbulu dengan taring yang mencuat disudut bibirnya sedang memperhatikannya.
"Ada apa?" tanya sosok wanita itu dengan nada tak suka.
"Kamu mau ngapain?" bisiknya.
"Kepo banget! Kamu sendiri ngapain?" sosok wanita berambut panjang nan keriting itu terus melangkah dan kini sudah berada ditepi ranjang.
"Aku sudah membuatnya lumpuh, tetapi aku ingin wanita itu!" tunjuknya pada wanita yang sedang mengandung dengan perut membuncit dan dasternya tersingkap hingga kepangkal pa-ha.
Sungguh sosok berbulu itu tak dapat menahan hasratnya. Ia inginkan wanita tersebut.
"Tidak ada perintah untuk mengganggunya, maka jangan lakukan!" sosok wanita berwajah pucat itu mengingatkan.
Sosok berbulu tak dapat lagi menahan hasratnya, namun sesaat ia terdiam, ada sesuatu panggilan yang samar, dan membuat ia harus pergi segera meninggalkan kamar tersebut.
Sementara itu, sosok wanita berambut panjang dengan aroma melati yang sangat begitu kuat, menatap kembali sosok pria yang kini masih tertidur pulas. Sepertinya ada kekuatan lain yang berusaha menyembuhkan pria itu, namun selalu berbentrokan dengan kekuatan kegelapan yang dimiliki oleh Anton, sehingga membuat kekuatan lain itu harus tersingkir.
Nafas sang pria yang tak lain adalah Adjie, bergerak dengan lambat. Dadanya naik turun mengikuti irama yang begitu berat.
Dengkurannya seolah memperlihatkan bagaimana sesaknya ia saat ini.
Sosok itu terbang melayang diudara, perlahan menyusup masuk kedalam tubuh sang pria dan menuju pada satu titik, yaitu rudal Adjie yang saat ini mulai menyusut karena kekuatan lain yang mencoba melawan utusan Anton.
Wuuuusssh....
Sosok itu menelusup masuk, lalu menyatu bersama aliran darahnya dan mulai menetap disana.
"Hah!" adjie tersentak bangun. Kedua matanya terbuka lebar. Rasa sakit yang saat siang tadi mereda, perlahan mulai datang kembali.
Sesaat ia merasakan ingin buang air. Matanya melirik kearah sang istri yang masih tertidur pulas.
Rasa sesak itu terus menguat, ia beranjak bangkit dari ranjangnya. Berdiri dengan lemah dan sempoyongan ditepian ranjang.
Sesaat ia merasakan sesak ingin buang air kecil yang teramat mendesak, dan akhirnya membuat ia tak lagi dapat menahan, hingga cairan itu merembes keluar dibalik celananya.
Adjie tercengang saat melihat cairan air seninya berwarna merah pekat yang disertai rasa sakit bercampur perih dan kembali menggerogoti rudalnya.
Pria berkulit coklat itu meringis menahan sakit. Gigi-giginya saling merapat untuk menahan rasa sakit yang teramat sangat.
Pemandangannya mengabur, saat sesuatu meluncur dari liang rudalnya, dan benda itu berjatuhan dilantai.
Makhluk-makhluk kecil berwarna putih dengan gerakan lincah yang bercampur darah berjentik ria bagaikan seorang penari membuat Adjie semakin merasakan sakit yang tidak tertahankan.
Kakinya terlihat gemetar menahan semua perih yang seolah berlomba merajam tubuhnya. Ia berpegangan pada tepian ranjang, lalu menatap rudalnya yang bergerak memanjang dengan memperlihatkan urat-uratnya yang mene-gang.
Saat bersamaan, perutnya juga membuncit dan mengeras, seolah ada sesuatu yang bersarang disana.
Kini lambungnya juga seolah terkena sayatan sembilu yang semakin membuatnya menderita, tak berselang lama, ia memuntahkan darah kental bercampur belatung, lalu ambruk dilantai.
Ditempat lain, sosok berbulu menyelusup masuk le dalam kamar Mawar. Ia mendekati kasur yang sudah sangat lepek dan berbau apek karena wanita itu selalu buang air sembarangan, sehingga membuat kapasnya semakin lepek.
Aroma pengap semakin begitu kentara saat berlama didalam ruangan tersebut.
Sosok berbulu itu mendekati Mawar yang sedang terjaga. Ia tidak lagi meminum obat pemberian Janny, sebab telah habis dan hal itu membuatnya kesulitan untuk tidur.
Aroma singkong bakar menguar begitu jelas saat sosok makhluk itu mendekatinya. Mawar menatap sosok itu dengan senyum yang mengembang, sebab hadir dalam rupa yang indah dan mempesona.
Wanita yang tidak pernah mengenakan pakaian itu, menjadi sebuah kesenangan bagi sosok berbulu yang sangat menyukai wanita.
Sosok itu sudah berada diatas tubuh sang wanita, dan memberikan percintaan yang menggila pada Mawar, sehingga membuat wanita itu tertawa disertai rintihan yang menggoda.
Ditempat lain, Anton berjalan dilorong yang gelap. Ia baru saja selesai menjalankan ritualnya, dan segala dendam yang ada harus ia balaskan dengan cara yang keji.
Ia tiba diruangan tengah yang hanya diterangi oleh sebuah lampu pelita dengan asap hitam yang membumbung keudara.
Sesaat ia menghentikan langkahnya. Pria itu merasakan kehadiran sosok lain dengan aura negatif yang begitu kuat dan membuat ia merasa curiga, sebab itu bukan dari makhluk sekutunya.
Samar-samar ia mendengar suara rintihan manja yang datang dari arah kamar tempat dimana Mawar ia kurung.
Ia tersentak kaget. Lalu menyambar pelita yang berada diatas lantai, dan bergegas membuka pintu kamar, lalu mengarahkannya pada sang istri yang saat ini sedang terbaring dengan kaki yang terbuka lebar, seolah memberi peluang bagi siapapun untuk bercinta dengannya.
Pria itu tak mendapatkan siapapun yang ia curigai. Namun aroma yang ditinggalkannya masih sangat ia kenali.
Seketika ia membolakan matanya. Rasa amarah bercampur kesal menerobos hatinya. "Brengsek! Siapa yang sudah berani mengirimkan makhluk itu?!" umpatnya dengan kesal.
Darahnya seolah mendidih menahan gejolak amarah yang tak dapat ia sembunyikan.
Terlihat sang istri masih terjaga dengan racauan yang tak jelas, dan terkadang tersenyum sendiri dengan disertai tawa kecilnya.
Anton mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang sudah menodai sang istri, dan ia meyakini jika itu adalah kiriman Adjie, sebab ia tidak dapat membaca wajah sang pengirim, seolah ada tabir gelap yang menghalanginya.
"Awas saja kau, Adjie! Aku akan membalaskan yang lebih perih!" pria itu berjalan menghampiri sang istri, dan ketika ia memeriksa liang selangka Mawar, terlihat kembali cairan pekat berwarna hijau yang keluar dan meleleh dengan aroma busuk yang menyengat.
Pria itu semakin terpuruk. Ia tidak dapat menerima semuanya. Ia akan mencari tahu kekuatan yang datang menyerangnya.
~Bagi wanita jangan suka tidur dengan menggunakan pakaian kurang bahan. Sebab sosok jin kafir sangat menyukainya, dan ia dapat menyenggamai wanita yang menggugah seleranya.
ternyata kamu kembang desa tapi kekurangan. sehingga orang semena-mena sama kamu...😥
yang pasti bukan Mande kan... jauh dari kriteria...
tapi masalahnya, kenapa mereka teriak-teriak dirumah Mande . minta pertanggungjawaban...
ada apakah gerangan...???