Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Ruangan itu dipenuhi keheningan. Aska duduk di kursinya, tubuhnya tegap dan matanya tak lepas menatap pria paruh baya di hadapannya. Do Hyun, dengan gaya santainya yang khas, menyandarkan punggung pada kursi seolah waktu adalah miliknya. Namun, tatapan matanya yang tajam menunjukkan bahwa ia tidak sekadar datang untuk membuang waktu.
Aska : maaf saya tidak menyampaikan ini di ruangan karena sesuai ketentuan kontrak hanya tuan yang berhak mengetahui kebenaran kondisi pasien
Do hyun : kenapa kau membawa ku kesini ? Apa ada masalah pada kehamilan yeon ji ?
Aska : Ya, kehamilan di usia muda memang tidak akan pernah mudah akan banyak sekali kemungkinan masalah yang terjadi baik pada ibu ataupun bayinya
Aska : ditambah dengan banyak nya luka juga trauma yang diakibatkan hubungan sex yang tidak wajar jelas itu akan sangat mempengaruhi perkembangan bayi juga kesehatan ibunya
Do hyun : apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan ?
Aska : Keselamatan bayi itu bisa terancam kapan saja jika yeon ji terus dalam tekanan seperti ini. Sekarang peran anda akan sangat berpengaruh pada keberhasilan kehamilan ini, jika anda ingin anak itu lahir dengan selamat
Aska : Maka anda harus menjaga nya lebih dari nyawa anda sendiri
Di pinggiran kota Seoul, sebuah villa megah milik keluarga Do Hyun berdiri kokoh, menampilkan simbol kekayaan dan pengaruh yang tak tergoyahkan. Villa itu bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga lambang kejayaan seorang Do Hyun, kepala keluarga yang namanya bergaung di seluruh Korea Selatan.
Pagi itu, Mingyu baru saja terbangun dari tidur yang berat. Semalam, ia menggelar pesta besar bersama teman-temannya, sebuah tradisi kecil yang ia ciptakan sendiri untuk melarikan diri dari bayang-bayang kakeknya yang begitu dominan. Di sisinya, seorang gadis bayaran duduk di tepi ranjang, punggungnya tegak, mengenakan gaun pesta semalam yang telah dirapikan seadanya. Rambutnya yang sebelumnya berantakan kini disisir rapi, dan wajahnya tampak segar meski samar-samar menunjukkan kelelahan.
Selly : Tuan apa bisa saya kembali sekarang ?
Mingyu tiba-tiba bangkit dari tempat tidurnya. Dengan langkah cepat, ia menghampiri Selly. Sebelum gadis itu sempat bereaksi, Mingyu menarik pinggangnya dengan gerakan tegas namun tak sepenuhnya kasar, mendekatkannya ke tubuhnya.
Selly terkejut, matanya membulat saat tubuhnya ditarik mendekat. Namun sebelum sempat berkata apa-apa, Mingyu menunduk dan mencium bibirnya tanpa ragu. Ciuman itu singkat, tapi cukup dalam untuk membuat Selly terpaku beberapa saat.
Selly : tuan apa kau ingin aku menemani mu semalam lagi?
Tanpa menunggu jawaban, tangan Selly perlahan bergerak, merayap ke dalam kemeja Mingyu. Sentuhan lembut jarinya terasa di kulit dada dan perut Mingyu, menyusuri otot-otot tubuhnya yang terlatih. Namun, sebelum Selly bisa melanjutkan, Mingyu dengan cepat menangkap pergelangan tangannya, menghentikan gerakan itu.
Dengan satu tarikan halus, ia mengeluarkan tangan gadis itu dari kemeja yang dikenakannya. Matanya tajam menatap Selly namun bibir nya tersenyum.
Mingyu : aku memang sangat menyukai mu pelayanan mu, tapi aku tidak pernah memakai barang yang sama dua kali. Itu seperti penghinaan untuk ku
Mendengar perkataan mingyu gadis itu terdiam, namun Mingyu justru mencium punggung tangan gadis itu dan mendekatkan wajah nya.
Mingyu : Pergilah kau sudah mendapatkan uang mu kan, apa harus ku panggil kan satpam untuk mengantar mu
Selly terdiam, kata-kata Mingyu menusuk langsung ke inti perasaannya. Ia tidak tahu harus berkata apa, terperangkap dalam keheningan yang tiba-tiba menebal di antara mereka.
Namun, Mingyu tidak memberi waktu untuknya menjawab. Dengan gerakan yang halus namun pasti, ia meraih punggung tangan Selly dan menciumnya. Sentuhan itu, meskipun singkat, terasa lebih dalam daripada yang ia bayangkan. Selly terpaku, tak bisa menghindar dari intensitas yang datang begitu tiba-tiba.
Ketika ia akhirnya bisa mengatur nafas, Mingyu menarik wajahnya mundur sedikit.
Mingyu : Pergilah kau sudah mendapatkan uang mu kan, apa harus ku panggil kan satpam untuk mengantar mu ?
Gadis itu segera melepaskan tangan Mingyu dengan kesal, ekspresinya berubah menjadi keras dan tak bisa disembunyikan. Ia meraih tas serta barang-barangnya yang terserak di sekitar ruangan, lalu dengan cepat mengarahkan langkah menuju pintu. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, hanya langkah cepat yang menggema di lorong villa yang sepi.
Mingyu tetap diam, tak mempedulikan gerakan gadis itu yang sudah hampir mencapai pintu. Namun, tepat ketika gadis itu membuka pintu untuk keluar, seseorang muncul di ambang pintu kamar. Vernon, yang baru saja hendak memasuki ruangan, terkejut melihat suasana yang tampaknya tegang.
Vernon : Kenapa dia terlihat marah sekali?
Vernon melanjutkan langkahnya memasuki kamar Mingyu.
Vernon : mingyu, ada apa dengan nya ? Apa dia tidak melayani mu dengan baik ?
Mingyu : aku suka dengan servis nya.
Vernon : persetan dengan sikap nya, Yang terpenting kau puas pada pekerjaan nya
Vernon duduk di sofa kamar Mingyu, menyandarkan punggungnya dengan santai sambil mengamati suasana kamar yang tenang. Di meja kecil di samping ranjang, sisa botol wine semalam masih tergeletak. Mingyu, dengan gerakan tenang dan tanpa terburu-buru, mengambil botol itu dan menuangkan sisa wine yang ada ke dalam gelasnya, seolah-olah melakukan rutinitas yang sudah biasa.
Mingyu : kau mau minum sesuatu ?
Vernon : tidak terima kasih, aku datang untuk hal lainnya
Mingyu : katakan saja apa yang membawa mu pagi - pagi begini ?
Vernon : beberapa hari ini aku kesulitan tidur setelah kejadian hari itu, aku jadi terus berfikir apakah kakek mu masih...
Mingyu : bersedia menjadi investor dalam acara mu tahun depan ?
Mingyu : tentu, dia setuju. Apa lagi dia sangat membutuhkan ku untuk memberikan nya seorang pewaris saat ini ?
Vernon : benar juga, tapi Mingyu apa kau sudah melakukan nya dengan istri mu ?
Mingyu : aku tidak suka menyebutnya sebagai suatu hubungan, tapi ya aku sudah mengambil mahkota nya dengan paksa
Vernon : paksa ??? Kenapa apa dia melawan atau tidak mengatakan hal yang buruk yang membuat kau marah ?
Mingyu : seandainya pun dia tak mengatakan apa pun atau melakukan sesuatu. aku akan tetap melakukan nya dengan cara yang sama
Vernon : Tapi Kenapa ?
Mingyu : Apa harus ada alasan untuk menyiksa seekor anjing ?
kakek yg egois dan berhati iblis...bagaimana jika cucux benci yeon ji berubah menjadi bucin...